Konflik Palestina Vs Israel
Sniper Israel Tembak Mati 3 Warga Palestina di Gaza Selatan
Pada Senin (20/1/2025), penembak jitu dari tentara Israel menembak mati tiga warga Palestina, termasuk seorang anak kecil, di Rafah, Gaza selatan.
TRIBUNNEWS.COM - Pada Senin (20/1/2025), penembak jitu dari tentara Israel menembak mati tiga warga Palestina, termasuk seorang anak kecil, di Rafah, Gaza selatan.
Periswa ini terjadi di tengah momen gencatan senjata yang berlaku antara Israel dan Hamas.
Insiden ini memicu ketegangan lebih lanjut di wilayah yang sudah lama dilanda konflik.
Tentara Israel mengumumkan sedang mempersiapkan rencana untuk melanjutkan pertempuran di Gaza dan Lebanon.
Dikutip dari Al Ghad TV, Kepala Staf Israel, Herzi Halevy mengeluarkan instruksi untuk meningkatkan kesiapsiagaan pasukan.
Rencana tersebut mencakup kemungkinan operasi besar di Tepi Barat untuk mengantisipasi serangan dari kelompok militan.
Pernyataan militer ini menambah kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut.
Keputusan militer Israel diiringi dengan langkah-langkah intensifikasi keamanan di wilayah Tepi Barat.
Tentara Israel memasang gerbang besi dan kubus semen untuk membatasi pergerakan warga Palestina.
Pintu masuk utama ke kota Hebron, Ras Al-Joura, juga ditutup dengan beton, memperkecil akses warga.
Selain itu, beberapa pintu masuk ke kota Yatta dan Dura juga ditutup selama beberapa jam.
Baca juga: Pemukim Ilegal Israel Ngamuk usai Gencatan Senjata Gaza, Lempar Bom Molotov ke Warga Palestina
Langkah ini bertujuan untuk memperketat kontrol di wilayah yang semakin terisolasi.
Pasukan pendudukan Israel juga memperkuat keberadaan mereka di Tepi Barat dengan mengirimkan tambahan pasukan.
Langkah ini diambil untuk menjaga kestabilan keamanan di wilayah yang diperkirakan semakin tegang.
Pasukan Israel mendirikan pos pemeriksaan untuk memeriksa kendaraan yang melintas.
Hal ini dilakukan untuk mencegah serangan senjata api dari kelompok militan Palestina.
Selain itu, tindakan keamanan yang lebih ketat juga membatasi demonstrasi yang merayakan pembebasan tahanan Palestina.
Demonstrasi tersebut dibatasi sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel.
Namun, langkah-langkah ini menyebabkan ketegangan yang lebih tinggi di wilayah tersebut.
Dengan gencatan senjata yang rapuh, ketegangan semakin meningkat antara Israel dan Palestina.
Kedua pihak terus berhadapan dalam persaingan untuk menguasai wilayah yang terbelah ini.
Sementara itu, warga Palestina terus mengalami dampak dari pertempuran yang berlangsung.
Pemukim Israel Ngamuk di Tepi Barat
Sebelumnya, pada Minggu (19/1/2025) malam, pemukim Israel mengamuk.
Dengan didampingi pasukan pendudukan Israel, mereka menyerbu sejumlah kota Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
Mereka melakukan serangan sebagai bentuk kemarahan atas kesepakatan gencatan senjata yang baru saja disepakati antara Israel dan Hamas.
Kesepakatan tersebut dianggap sebagai kekalahan bagi pihak Israel.
Dikutip dari Al Mayadeen, serangan itu menargetkan kendaraan-kendaraan Palestina dan memblokir jalan-jalan utama di beberapa daerah, termasuk Turmus Ayya, 'Atara, Ein Siniya, Ein Ayoub, Qalqilya, dan Jaba'.
Di Sinjil, dua rumah warga Palestina dan empat kendaraan dibakar oleh para pemukim.
Rekaman dari media sosial menunjukkan pemukim melempar batu dan bom molotov selama serangan tersebut.
Serangan ini terjadi beberapa jam sebelum Israel membebaskan kelompok pertama tahanan Palestina sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata.
Sebanyak 69 wanita dan 21 anak-anak dibebaskan sebagai imbalan atas pembebasan tiga tawanan Israel.
Kelompok sayap kanan Israel sangat mengkritik kesepakatan gencatan senjata ini dan menyerukan agar serangan militer terhadap Gaza dilanjutkan.
Sebelum kesepakatan tersebut, Menteri Keamanan Israel, Israel Katz, memerintahkan pembebasan 16 pemukim yang sebelumnya ditahan karena terlibat dalam serangan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.
Katz mengatakan keputusan ini diambil untuk mengirimkan pesan yang jelas mengenai dukungan terhadap penguatan permukiman Israel di wilayah yang dipertanyakan statusnya tersebut.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.