Konflik Palestina Vs Israel
Gencatan Senjata Disetujui, Hamas Girang: Pasukan Pendudukan Israel Bertekuk Lutut
Hamas mengatakan gencatan senjata dengan Israel telah memenuhi semua syarat yang diminta Hamas.
TRIBUNNEWS.COM – Israel dan Hamas dilaporkan sudah menyepakati perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku pada Minggu (19/1/2025) mendatang.
Izzat al-Risheq, anggota Biro Politik Hamas, mengatakan gencatan senjata itu memenuhi semua syarat yang diminta Hamas.
Syarat itu di antaranya penarikan mundur pasukan Israel sepenuhnya dari Gaza, pengembalian warga Gaza ke rumah masing-masing, dan mengakhiri perang di Gaza secara permanen.
"Pasukan pendudukan dibuat bertekuk lutut," kata al-Risheq dalam pernyataannya, dikutip dari Al Jazeera.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah berbicara kepada Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, dan suksesornya, Donald Trump, perihal gencatan itu.
Kepada keduanya, Netanyahu berterima kasih karena telah membantu "mempercepat" kesepakatan gencatan dan upaya pembebasan warga Israel yang masih disandera Hamas di Gaza.
Kantor Netanyahu mengatakan orang nomor satu di Israel itu berkomitmen untuk memulangkan para sandera dengan cara apa pun.

Hamas berterima kasih kepada Iran
Setelah gencatan senjata dengan Israel disepakati, Hamas mengucapkan terima kasih kepada Iran dan proksi-proksinya atas bantuan mereka selama ini.
Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Khalil al-Hayya, mengucapkan terima kasih kepada Iran, Hizbullah, Angkatan Bersenjata Yaman, dan kelompok perlawanan di Irak.
Hayya memuji Hizbullah yang telah rela berkorban "ratusan syuhada, pemimpin, dan pejuang demi jalan pembebasan Al-Quds".
Baca juga: Warga Gaza Menangis Bahagia, Sambut Gencatan Senjata Israel-Hamas
Dia juga menyinggung serangan yang dilakukan Houthi dan para pejuang Irak untuk membalas operasi militer brutal Israel di Gaza dan Lebanon.
Lain daripada itu, dia berterima kasih kepada para pejuang Palestina di Tepi Barat yang masih diduduki Israel.
Hayya mengklaim Operasi Banjir Al-Aqsa yang dilakukan Hamas adalah balasan atas pendudukan dan agresi Israel selama puluhan tahun di Palestina.
Menurutnya, operasi itu adalah titik penting dalam sejarah perjuangan rakyat Palestina. Sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam, telah melayangkan pukulan keras terhadap Israel dan hal itu akan tercatat dalam sejarah.
"Rakyat kami tidak akan melupakan siapa pun yang ikut serta dalam perang pembersihan itu. Kami tak akan lupa dan kami tak akan memaafkan," katanya, dikutip dari Press TV.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.