Konflik Palestina Vs Israel
Israel Akui Kemampuan Hamas di Gaza Masih Banyak Berfungsi, di Beit Hanoun Sebagian Besar Masih Utuh
Di tengah meningkatnya perlawanan di Gaza, tentara Israel mengakui efektivitas operasi militer Hamas yang berkelanjutan
Editor:
Muhammad Barir
Serangan itu mengakibatkan jatuhnya korban, dan bentrokan berlanjut hingga malam hari dengan bangunan yang menjadi sasaran masih terbakar.
Tindakan ini merupakan bagian dari penguatan operasi perlawanan di seluruh Gaza, dengan wilayah utara mengalami peningkatan aktivitas perlawanan.
Kerugian Pasukan Israel 'Jauh Lebih Tinggi'
Abu Obeida, juru bicara Brigade Al-Qassam, menekankan dalam sebuah pernyataan bahwa kerugian yang diderita pasukan Israel di Gaza utara jauh lebih tinggi daripada yang diakui secara resmi.
Ia lebih lanjut menyatakan bahwa meningkatnya jumlah korban di pihak tentara Israel menandakan melemahnya sikap Israel, dengan laporan yang mengindikasikan bahwa militer Israel sedang berjuang untuk menghadapi efektivitas taktis perlawanan.
Pernyataan Abu Obeida muncul pada saat gencatan senjata dan negosiasi pertukaran tahanan semakin intensif, menyoroti ketahanan perlawanan dan meningkatnya tekanan pada pemerintah Israel.
Genosida yang Sedang Berlangsung
Serangan Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza, yang dimulai pada 7 Oktober 2023, telah menyebabkan krisis kemanusiaan dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Karena jumlah korban tewas di antara warga sipil Palestina yang terkepung dan kelaparan terus meningkat setiap hari, Israel saat ini menghadapi tuduhan genosida terhadap warga Palestina di hadapan Mahkamah Internasional (ICJ).
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, setidaknya 46.584 warga Palestina telah terbunuh, dan 109.731 terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza yang dimulai pada 7 Oktober 2023.
Jumlah korban diperkirakan akan terus meningkat, dengan sedikitnya 11.000 orang masih hilang, diduga tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di Gaza.
Jutaan Orang Mengungsi
Perang tersebut, yang oleh warga Palestina disebut sebagai "Operasi Banjir Al-Aqsa," dimulai setelah operasi militer yang dilakukan oleh Hamas di wilayah Israel.
Israel melaporkan bahwa 1.139 tentara dan warga sipilnya tewas selama serangan awal pada tanggal 7 Oktober.
Namun, media Israel telah menyuarakan kekhawatiran bahwa sejumlah besar korban Israel disebabkan oleh 'Friendly Fire' selama serangan tersebut.
Organisasi hak asasi manusia, baik Palestina maupun internasional, telah melaporkan bahwa mayoritas korban di Gaza adalah perempuan dan anak-anak.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.