Perang Sipil di Myanmar, Akankah Muncul Negara Baru Arakan?
Arakan Army yang terus memperluas wilayah kekuasaanya di Myanmar dan bergerak maju tanpa hambatan. Hal ini menimbulkan pertanyaan…
Para pejabat Cina baru-baru ini mengadakan pembicaraan dengan dua mitra aliansi AA untuk menengahi gencatan senjata dengan junta.
Militer Myanmar menguasai Kyaukphyu, sebuah kota besar di negara bagian Rahkine yang merupakan ujung dari jalur pipa minyak senilai $1,5 miliar (sekitar Rp23,3 triliun) dan jalur pipa gas alam paralel yang membentang ke Kunming, ibukota provinsi Yunnan di barat daya Cina.
Pipa-pipa ini merupakan komponen utama dari Koridor Ekonomi Cina-Myanmar, yang merupakan bagian penting dari proyek perdagangan dan infrastruktur global Beijing yang ambisius dan bernilai miliaran dolar, yaitu Belt and Road Initiative (BRI).
"Kyaukphyu kemungkinan besar akan menjadi daerah terakhir yang menjadi target kendali AA, dengan memprioritaskan daerah lain terlebih dahulu. Dengan kemampuan militernya yang telah terbukti, AA kemungkinan besar dapat merebut Kyaukphyu dengan kekuatan sekarang,” kata Hein.
"Setiap pertempuran di daerah itu berisiko menimbulkan kerusakan yang signifikan pada infrastruktur Cina. Hal ini menjadikan Kyaukphyu sebagai alat tawar-menawar yang sangat penting bagi AA,” tambahnya.
"Dengan memanfaatkan kepentingan strategis dan ekonominya, AA dapat meyakinkan Cina untuk menekan militer Myanmar agar melepaskan kendali secara damai, sebuah langkah yang sejalan dengan kepentingan Cina dalam melindungi investasinya dan menjaga stabilitas regional.”
Artikel ini diadaptasi dari DW berbahasa Inggris.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.