Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Suriah

Warga Kristen Damaskus Khawatir Rayakan Natal Pasca-Kudeta, HTS Belum Jelas Sikapnya

Di kawasan Kristen di ibu kota Suriah, yang dikenal sebagai "Damaskus Lama", berbagai persiapan untuk perayaan Natal dan Tahun Baru mulai terlihat.

Andari Wulan Nugrahani
(ILUSTRASI) Di kawasan Kristen di ibu kota Suriah, yang dikenal sebagai "Damaskus Lama", berbagai persiapan untuk perayaan Natal dan Tahun Baru mulai terlihat. 

TRIBUNNEWS.COM - Setelah pemerintahan Presiden Bashar al-Assad digulingkan di Suriah, kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) mengambil alih kekuasaan.

Meskipun beberapa pihak merasa lega dengan berakhirnya pemerintahan keluarga Assad dan era partai tunggal Baath, banyak juga yang curiga terhadap HTS karena kelompok ini dianggap memiliki hubungan dengan Al-Qaeda.

Di kawasan Kristen di ibu kota Suriah, yang dikenal sebagai "Damaskus Lama", berbagai persiapan untuk perayaan Natal dan Tahun Baru mulai terlihat, VOA Turkey melaporkan.

Di sana, banyak gereja bersejarah dan baru yang mendekorasi tempat mereka untuk merayakan hari besar tersebut.

Masyarakat Kristen di wilayah ini masih merasa khawatir dan bertanya-tanya apakah HTS akan mengganggu tradisi, perayaan, dan kehidupan sehari-hari mereka.

Meski HTS telah mengeluarkan pernyataan yang menyatakan mereka tidak akan mengganggu kehidupan dan gaya hidup kelompok minoritas, banyak warga yang berharap ada penegasan lebih lanjut mengenai perlakuan terhadap minoritas seperti umat Kristen.

Banyak dari mereka menghindari wawancara, takut jika pendapat mereka bisa membuat mereka menjadi sasaran kebijakan HTS.

Seorang wanita pemilik toko tato di kawasan tersebut, yang bersedia berbicara.

Dia pun mengungkapkan rasa ketidaknyamanannya.

"Tidak ada keamanan," katanya.

Ia kemudian melanjutkan, “Kami menanam pohon Natal, tetapi kami tidak senang."

Baca juga: Tiba di Damaskus, Diplomat Tinggi AS Bersiap Bertemu Perwakilan HTS

"Baru-baru ini, seseorang berkelahi dengan kami, menghina kami, dan mengancam akan menghancurkan toko saya," tuturnya.

Dia bisa menghancurkannya dalam waktu lima menit, jadi tidak ada rasa aman lagi, apalagi untuk perempuan seperti saya."

Seorang penjaga toko di lingkungan yang sama, yang memilih untuk tidak berbicara lebih lanjut.

Dia lantas menjelaskan dengan hati-hati, persiapan perayaan Natal dan Tahun Baru terus berjalan, dan bahkan akan semakin meriah dalam beberapa hari mendatang.

Ia menyebutkan tidak ada gangguan di sekitar toko yang menjual alkohol dan tempat-tempat yang menyediakan minuman beralkohol.

Penjualan alkohol terus berlangsung di beberapa toko, restoran, dan kafe di pusat kota Damaskus.

Meskipun demikian, meski di kawasan Kristen belum ada larangan dari HTS, keluhan tetap muncul terkait ancaman terhadap bisnis dan gaya hidup kelompok minoritas, termasuk umat Kristen.

Hingga saat ini, belum ada konfirmasi apakah tindakan-tindakan tersebut memang berasal dari HTS atau kelompok lain yang terkait.

Jumlah Pasukan AS di Suriah Dilipatgandakan

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) melipatgandakan jumlah pasukannya di Suriah untuk menghadapi kelompok ISIS sebelum pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad digulingkan, kata Pentagon pada Kamis (19/12).

Dikutip dari Al Jazeera, AS sebelumnya mengungkapkan bahwa 900 tentara berada di Suriah.

Namun, Mayjen Pat Ryder, sekretaris pers Pentagon, mengumumkan bahwa sebanyak 2.000 tentara telah berada di sana selama beberapa waktu terakhir.

“Pasukan-pasukan itu selama ini fokus pada misi mengalahkan ISIS."

"Pasukan inti, yang jumlahnya sekitar 900, akan dikerahkan untuk jangka panjang, yaitu antara 9 hingga 12 bulan, menurut pemahaman saya."

"Sementara itu, pasukan sementara akan dirotasi setiap 30 hingga 90 hari.”

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved