Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Suriah

HTS Tegas Tak Akan Biarkan Suriah Jadi 'Landasan' untuk Serang Israel, Minta Pasukan Zionis Mundur

HTS menegaskan tak akan membiarkan Suriah dijadikan landasan perang terhadap Israel atau negara manapun

Bilal Alhammoud / Middle East Images / Middle East Images via AFP
Sekelompok orang mengibarkan bendera oposisi di Suriah pada hari Sabtu, 13 Desember 2024, setelah rezim Presiden Bashar al-Assad digulingkan - HTS menegaskan tak akan membiarkan Suriah dijadikan landasan perang terhadap Israel atau negara manapun 

TRIBUNNEWS.com - Pemimpin baru Suriah sekaligus pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Mohammed al-Julani atau yang saat ini lebih suka dipanggil dengan nama lahirnya, Ahmed al-Sharaa, menegaskan tak akan membiarkan negaranya menjadi "landasan" perang terhadap Israel "atau negara manapun."

Ia juga meminta Israel untuk menghentikan serangan udara dan menarik diri dari wilayah Suriah yang diduduki.

"Pembenaran Israel (menduduki Suriah) adalah karena Hizbullah dan milisi Iran. Pembenaran itu sudah tidak ada lagi," kata al-Julani dalam wawancara eksklusif dengan The Times, Senin (16/12/2024).

Lebih lanjut, al-Julani mengatakan pihaknya tidak menginginkan ada konflik dengan manapun, termasuk Israel.

Karena itu, al-Julani kembali menekankan, ia tak akan membiarkan Suriah menjadi landasan serangan.

"Kami tidak menginginkan konflik apapun, baik dengan Israel maupun pihak lain."

Baca juga: HTS Jamin Keamanan Pasukan Rusia selama Pindahkan Peralatan Militer, sedang Tahap Negosiasi

"Kami tidak akan membiarkan Suriah digunakan sebagai landasaran peluncuran serangan."

"Rakyat Suriah butuh istirahat, dan serangan harus dihentikan. Israel harus mundur ke posisi sebelumnya," tegas dia.

Tokoh Oposisi Suriah Sambut Baik Potensi Hubungan dengan Israel

Terpisah, tokoh oposisi Suriah menyambut baik potensi hubungan negaranya dengan Israel.

Kepala Front Keselamatan Nasional Suriah dan Juru Bicara Tentara Pembebasan Suriah, Fahd al-Masri mengatakan "tak menginginkan perang dengan Israel."

Sebelumnya, al-Masri mengucapkan terima kasih kepada Israel atas "kontribusinya dalam penggulingan Presiden Suriah, Bashar al-Assad," dilansir Al Mayadeen.

"Tanpa serangan (Israel) terhadap Hizbullah dan Iran, kami tidak akan bisa membebaskan Suriah," ujar al-Masri.

"Terima kasih Israel. Ini adalah kemenangan Israel, saudara-saudara, dan tetangga kami," imbuh dia.

Dalam konteks yang sama, Yedid mengutip Abdul Jalil al-Saeed, yang digambarkan sebagai "mantan wakil Mufti Suriah," mengungkapkan optimisme tentang potensi "hubungan" antara Suriah dan Israel.

Dalam wawancara khusus yang ditayangkan selama siaran berita utama pada Kamis (12/12/2024) malam, al-Saeed membahas situasi di Suriah setelah runtuhnya pemerintahan al-Assad, masa depan negara yang tidak menentu, dan hubungannya dengan Israel.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved