Minggu, 5 Oktober 2025

Satu Bulan Kerja di Jepang WNI Ini "Kalahkan" Orang Jepang

Riski bekerja sebulan lalu di industri pusat distrbusi di Hiroshima itu untuk mengambil berbagai barang pesanan dari rak-rak yang bernomer

Editor: Eko Sutriyanto
Tribunnews.com/Ricard Susilo
WNI Pemagang Indonesia Riski (24) yang bekerja di Yachiyo Industry Hiroshima sejak sebulan lalu 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO -  Seorang pemagang Indonesia yang baru sebulan datang ke Jepang, Riski (24) bekerja di industri pusat distribusi Jepang, Yachiyo Industry Co.Ltd., di Hiroshima Jepang dan berhasil "mengalahkan" seorang warga Jepang yang mencoba menjalankan kerja serupa.

 "Luar biasa kerjanya cepat sekali, hebat Riski ya," papar Tomohiro Abe mantan pemain bisbol Carp Jepang kemarin (5/12/2024) saat mencoba melakukan hal serupa yang dilakukan Riski pula.

Riski bekerja sebulan lalu di industri pusat distrbusi di Hiroshima itu untuk mengambil berbagai barang pesanan dari rak-rak yang bernomor, memasukkan barang ke dalam satu cart untuk dikirimkan lebih lanjut.

Abe yang datang ke pusat industri distrobusi itu bersama TV New Hiroshima melakukan wawancara langsung dan diberikan kesempatan untuk "bertempur" dengan Riski.

Baca juga: Jepang akan Berikan Peralatan Pertahanan kepada Indonesia dalam Waktu Dekat

"Halo, senang bertemu denganmu, nama saya Abe, kita battle ya, gak mu kalah saya," kata Abe kepada Riski.

Riski menjawabnya, "Abe yoroshiku."

Abe pun tertawa karena biasanya orang menjawab dengan nama panggilan -san atau menjadi Abe san. Tapi Abe dipanggil hanya Abe saja oleh Riski sehingga Abe tertawa.

 "Ini adalah pertempuran ya saya gak mau kalah."

"Oh begitu ya," jawab Riski.

Riski seorang trainee magang teknis berusia 24 tahun dari Indonesia. Dia fasih berbahasa Jepang, dan  baru bekerja di Yachiyo Industry selama satu bulan.

"Saya sering berlari di  banyak tanah, jadi saya   juga cepat. Sangat cepat."

"Oh begitu ya," jawab Riski.

Presiden Yachiyo Industry Co.Ltd,  Morio Oyabu yang mengajak dan memperkenalkan Abe kepada Riski juga berkomentar,  "Oke, mari kita mulai."

Kompetisi mengambil barang-barang dari rak pusat distribusi pun dimulai.

"Ya ampun, saya memulai dengan awal yang terlambat," komentar Abe sambil tersenyum.

Di layar tablet, produk yang akan dimasukkan dan area yang ditempatkan ditampilkan muncul, dan keranjang (cart) berlanjut menuju tempat rak yang dituju.

"Waduh saya berjalan ke arah yang berlawanan nih," papar Abe lagi.

Sementara Riski sudah mengambil beberapa barang pesanan di rak yang dituju dan Abe masih satu barang.

"Apakah Anda sudah selesai  Abe?" tanga Riski lagi tanpa sisipan san di belakang nama Abe.

Baca juga: 6 Taman Hiburan Terbaik untuk Merayakan Natal 2024 di Jepang, Yomiuriland hingga Sanrio Puroland

"Saya belum selesai," jawab Abe.

"Ya, saya sudah selesai nih," papar Riski yang menyelesaikan kerja mengambil 18 barang dalam dua menit saja. Sedangkan Abe baru mengambil 6 barang.

"Pertempuran" pun berakhir dan dimenangkan Riski.

"Luar biasa Riski ya," tekan Abe memujinya.

Ada sekitar 600 jenis produk yang berbaris di lantai dua di pusat distribusi Hiroshima itu.

Jika  tidak mengingat penempatannya dengan baik, maka tidak akan dapat bergerak secara efisien.

"Kenapa bisa cepat padahal baru sebulan kerja buan?" tanya Abe.

Kekalahan Abe dari Riski dengan selisih lebih dari 8 menit.

"Ya  saya  mempelajarinya setiap hari," jawab Riski.

Sedikitnya tiga pemagang WNI bekerja di industri tersebut yang memang membutuhkan banyak tenaga kerja.

"Sangat penting bagi semua orang untuk bekerja sama dan mengirimkan produk ke pelanggan sebagai sebuah tim yang bisa bekerjasama baik," kata sang Presiden Oyabu.

"Dengan pengalaman ini saya merasa bisa berbelanja sambil melihat wajah semua orang dan mengetahui bahwa itu adalah sesuatu yang telah dikemas oleh banyak  orang untuk saya," tambah Abe lagi.

Perkenalannya dengan Riski menurut Abe dapat pengalaman mencampurkan unsur-unsur kesegaran dan meredakan ketegangan. 

"Sepertinya produknya berubah di pagi hari, jadi saya harus pergi ke sana di pagi hari dan menghafal semuanya agar saya tidak menjalankan cart dengan cara yang salah di jalan satu arah nantinya, Saya belajar banyak nih," komentar Abe lagi.

Sementara itu bagi para pengusaha UKM Handicraft Indonesia dan pecinta Jepang   dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dan Handicraft dengan mengirimkan email ke: [email protected]  Subject: WAG Pecinta Jepang/Handicraft. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsappnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved