Konflik Palestina Vs Israel
Krisis Kesehatan Mencekik, Dokter Internasional Minta 25 Ribu Pasien Segera Dievakuasi dari Gaza
Aliansi Dokter Palestina dan dunia mendesak masyarakat global membuka koridor kemanusiaan di Jalur Gaza agar 25.000 pasien bisa dievakuasi daari Gaza
Terakhir, memastikan hak pasien untuk kembali ke Gaza setelah dirawat tanpa dipaksa untuk memilih antara kesehatan atau tanah air mereka.
"Rute terpendek dan paling efektif adalah mengizinkan mereka keluar dari Gaza menuju rumah-rumah sakit di Yerusalem Timur dan Tepi Barat,” tegas Dr. Fadi Al-Atresh.
Anak Gaza Jalani Amputasi Tanpa Anestesi
Terpisah, sejak krisis kesehatan melanda Gaza, United Nations Children's Emergency Fund atau Organisasi anak internasional (UNICEF) melaporkan ada sekitar 1.000 anak Gaza yang jalani operasi tanpa menggunakan anastesi.
“Akibat serangan Israel sejak 7 Oktober para dokter harus mengamputasi anggota tubuh yang terputus dan hancur tanpa anestesi, dengan sumber daya yang terbatas dan kurangnya pasokan medis,” ujar UNICEF.
Tak sampai disitu, salah satu Dokter Ortopedi di Gaza, Hany Bsaiso menceritakan pengalaman operasi paling menegangkan yang pernah ia lalui.
Bsaiso juga terpaksa memanfaatkan pisau masak, gunting dan jarum serta benang jahit karena keterbatasan alat medis.
“Saya membeku saat melihat keponakan terluka di kaki kanannya, tapi saya tidak punya bius. Saya tidak punya apa-apa.” jelas Bsaiso
“Namun saya harus segera mengambil tindakan, mencuci sisa daging yang hancur dari kaki Ahed, membaringkan di meja dapurnya, dans egera mengambil tindakan operasi meski dia merintih kesakitan,” ujar Bsaiso.
Israel Bombardir Rumah Sakit di Gaza
Selain melakukan pembatasan akses, Israel belakangan ini turut membombardir sejumlah Rumah Sakit Penting di wilayah Gaza.
Terbaru, Rumah Sakit Kamal Adwan kabarnya kembali menjadi target serangan pasukan Israel (IDF).
Direktur RS Kamal Adwan, Dr. Hussam Abu Safiya mengatakan, fasilitas medisnya menjadi sasaran serangan brutal IDF untuk kelima kalinya.
Adapun bom pertama jatuh di pintu emergency RS Kamal Adwan yang hanya berjarak beberapa meter dari dua unit mobil operasional MER-C pada pukul 15.30 waktu Gaza.
46 menit berikutnya terjadi bom kedua, kemudian pukul 21.29 bom ketiga kembali dijatuhkan.
Imbas serangan pesawat tak berawak milik zionis beberapa orang dilaporkan terluka, termasuk tiga staf medis yang tengah bertugas.
Bahkan salah satu staf medis saat ini dalam kondisi kritis akibat terkena serangan brutal IDF, sebagaimana dikutip dari Middle East monitor.
(Tribunnews.com / Namira Yunia)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.