Krisis Korea
Nasib Presiden Korsel yang Umumkan Darurat Militer, Mertua Dipenjara, Istri Diduga Korupsi Tas Mewah
Sepak rerjang Yoon Suk Yeol Presiden Korsel yang umumkan Darurat Militer, mertua dipenjara, istri diduga terkait skandal korupsi tas mewah.
TRIBUNNEWS.COM, KORSEL - Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol akhirnya mencabut darurat militer yang ia keluarkan pada Selasa (3/12/2024).
Presiden yang istrinya belum lama diperiksa jaksa itu mengeluarkan darurat militer usai berkonflik dengan parlemen yang didominasi kelompok oposisi.
Yoon menuduh oposisi mendukung Korea Utara dan berusaha melumpuhkan pemerintah Korea Selatan dengan "tindakan-tindakan anti-negara."
Dia juga beralasan deklarasi darurat militer akan "membasmi kekuatan pro-Korea Utara" dan melindungi "ketertiban demokrasi yang konstitusional."
Sepak Terjang Yoon Suk Yeol
Yoon Suk Yeol adalah Presiden ke-20 Republik Korea yang lahir pada 18 Desember 1960.
Mengutip eng.president.go.kr, Yoon Suk Yeol adalah mantan jaksa penuntut umum yang menjabat sebagai Jaksa Agung dari tahun 2019 hingga 2021.
Sepanjang karirnya, ia terkenal dengan kepiawaian dan keberhasilannya dalam menangani kasus-kasus korupsi tingkat tinggi.
Yoon terpilih sebagai Presiden pada 9 Maret 2022 dalam Pemilihan Presiden ke-20 sebagai calon dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP).
Pada 10 Mei, Yoon Suk Yeol dilantik sebagai Presiden Republik Korea.
Dia belajar hukum di Universitas Nasional Seoul dan memperoleh gelar Master di bidang hukum dari Universitas Nasional Seoul pada tahun 1988.
Sekitar Pemberontakan Gwangju pada tahun 1980, dia dan teman kuliahnya mengadakan persidangan tiruan.
Dimana dia memainkan peran jaksa dan menuntut hukuman penjara seumur hidup untuk Chun Doo-hwan, yang memerintah negara pada saat itu sebagai diktator militer yang tidak terpilih.
Setelah lulus ujian Pengacara pada tahun 1991, Mr. Yoon memulai karirnya sebagai jaksa di Kantor Kejaksaan Daegu pada tahun 1994.
Dan selama lebih dari 26 tahun, dia mendedikasikan dirinya untuk memberantas korupsi.
Setelah menjabat selama 2 tahun sebagai Kepala Kantor Kejaksaan Distrik Pusat Seoul, Yoon diangkat menjadi Jaksa Agung pada 16 Juli 2019.
Sejak Agustus 2019, ia meluncurkan penyelidikan atas korupsi dan skandal politik pejabat penting pemerintahan petahana.
Karena ketegangan politik dengan pemerintahan, Yoon mengundurkan diri sebagai Jaksa Agung pada Maret 2021 dan memasuki dunia politik pada Juni di tahun yang sama.
Jaksa yang Sangar
Lahir di Seoul pada tahun 1960, Yoon belajar hukum dan kemudian menjadi jaksa penuntut umum dan pejuang antikorupsi, memainkan peran penting dalam upaya mantan presiden Park Geun-hye dihukum karena penyalahgunaan kekuasaan.
Sebagai jaksa agung negara itu pada tahun 2019, ia juga mendakwa seorang pembantu utama presiden yang akan lengser, Moon Jae-in, dalam kasus penipuan dan penyuapan yang mencoreng citra pemerintahan itu.
Ia menang di Pilpres pada bulan Maret 2022, mengalahkan Lee Jae-myung dari Partai Demokrat, tetapi dengan selisih suara paling tipis dalam sejarah Korea Selatan.
Akhir-akhir ini para kritikus menyalahkan pemerintahan Yoon atas inflasi pangan, ekonomi yang tertinggal, dan meningkatnya pembatasan pada kebebasan berbicara.
Istri dan Mertua Kena Skandal
Reputasinya buruk tahun lali ketika istrinya diam-diam menerima hadiah tas desainer senilai $2.000 sebagai hadiah.
Jaksa mengusut kasus korupsi Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee.
Ibu negara dan pendeta Korea-Amerika Choi Jae-young telah diselidiki atas hadiah yang diberikan pendeta berupa tas tangan Dior senilai 3 juta won (US$2.254) dan barang-barang mahal lainnya kepada Kim di kantornya pada tahun 2022.

Namun kasus itu dihentikan oleh jaksa.
Yoon bersikeras bahwa akan tidak sopan jika menolak pemberian tas.
Sementara itu ibu mertuanya, Choi Eun-soon, juga menjalani hukuman penjara satu tahun karena memalsukan dokumen keuangan dalam transaksi real estate.
Ia dijadwalkan akan dibebaskan pada bulan Juli.
Dimakzulkan
Yoon awal tahun ini akan dimakzulkan.
Media lokal melaporkan bahwa Yoon sangat terinspirasi oleh Perdana Menteri Inggris pada masa perang, Winston Churchill.
Sebagai presiden, Yoon telah mempertahankan sikap keras terhadapKorea Utara dan memperkuat hubungan dengan sekutu tradisional Seoul, Amerika Serikat.
Tahun lalu, ia menyanyikan lagu "American Pie" karya Don McLean saat berkunjung ke Gedung Putih, yang kemudian ditanggapi oleh Presiden AS Joe Biden, "Saya tidak menyangka Anda bisa bernyanyi."
Namun upayanya untuk memulihkan hubungan dengan bekas penguasa kolonial Korea Selatan, Jepang, tidak disambut baik oleh banyak orang di dalam negeri karena masalah tersebut masih sensitif di negara tersebut.
Krisis Korea
Presiden Baru Korea Selatan Mau Perkuat Hubungan dengan AS-Jepang, Lanjutkan Dialog dengan Korut |
---|
Korea Selatan Gelar Pilpres Imbas Pemakzulan Yoon Suk Yeol dan Kontroversi Darurat Militer |
---|
Kisruh di TPS Pilpres Korsel: Pria Serang Petugas, Wanita Robek Surat Suara |
---|
Pilpres Korsel Digelar Besok, Ini Kandidat Terkuat yang Bakal Jadi Presiden pasca Pemakzulan |
---|
Profil Kim Moon Soo, Perjalanan Mengejutkan Aktivis Buruh Pabrik ke Panggung Politik |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.