Sabtu, 4 Oktober 2025

Apakah teknologi bisa selamatkan kita dari tanah longsor?

Sudah banyak jiwa melayang akibat tanah longsor di berbagai negara. Hanya sedikit negara yang berhasil menemukan solusi inovatif untuk…

BBC Indonesia
Apakah teknologi bisa selamatkan kita dari tanah longsor? 

“Saya melihat longsor dari jendela saya,” katanya.

Pada tahun 2017, terjadi longsor besar di dekat kampus IIT yang menewaskan 48 orang. Peristiwa tersebut begitu membekas di memori ilmuwan berusia 39 tahun itu.

Dia pun merancang perangkat peringatan dini yang dapat memantau indikator cuaca utama seperti suhu, intensitas cahaya, dan kelembaban.

Perangkat ini juga memiliki pengukur hujan. Terdapat akselerometer yang dapat memprediksi pergerakan tanah di bawahnya.

Alat ini berharga $3.500 (Rp55,7 juta) dan harus dikubur di kedalaman dangkal.

“Dalam kurun enam tahun, kami telah memprediksi 100 tanah longsor lokal. Kami menggunakan kecerdasan buatan [AI] dan pembelajaran mesin. Kami mendapatkan lebih banyak data dan kami yakin perangkat ini akan mampu memprediksi 99,8% longsor setidaknya satu jam sebelumnya,” tutur Venkat Uday.

Sistem peringatan dini ini telah dikerahkan di lebih dari 60 tempat di sepanjang jalan. Data diproses dengan waktu nyata dan, apabila ada tanda bahaya, maka lalu lintas di bagian jalan yang rentan akan dihentikan.

Perangkat ini dapat memprediksi pergerakan pada lereng tertentu.

Tantangan-tantangan ilmiah

British Geological Survey mengatakan membuat penilaian risiko di wilayah yang luas dengan begitu banyak lereng merupakan hal sangat sulit.

“Meskipun banyak kemajuan signifikan dalam kemampuan memprediksi tanah longsor, masih diperlukan penelitian untuk meningkatkan pemahaman kita dan mengembangkan model peramalan yang lebih baik,” ujar British Geological Survey dalam pernyataanya,

Mereka menambahkan tingkat ketidakpastian akan senantiasa ada karena sifat bentang alam yang menantang.

Satelit-satelit yang ada sekarang ini dapat memprediksi pergerakan lereng bahkan hingga tiga milimeter. Namun, itu masih belum cukup untuk memproyeksikan kapan lereng akan runtuh.

Profesor Dave Petely mengatakan terkadang pergerakan batu akan berakselerasi, kemudian berhenti. Di Norwegia, orang-orang yang tinggal di kaki bukit Gunung Mannen dievakuasi 18 kali sebelum longsor akhirnya terjadi.

Jumlah batu dan puing yang dibawa longsor juga sulit diprediksi jumlahnya karena ini bergantung pada jarak tempuh dari titik pemicu longsor ke titik yang terdampak. Selain itu, jenis bukit yang longsor juga menjadi faktor penentu.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved