Rusia Tunggu Peluang Kirim 11 Jet Tempur Sukhoi Su-35 Flanker-E ke Indonesia, Dibayangi Sanksi AS
Rusia yakin, adanya pergantian pemerintahan yang kini dipimpin Presiden Prabowo, akan membuat Indonesia jadi membeli 11 jet tempur sukhoi Su-35
Namun, dampak politik dari tindakan militer Rusia dan penerapan sanksi internasional membuat Indonesia semakin sulit untuk melangkah maju.
"Akibatnya, Indonesia mencari alternatif, menyeimbangkan kebutuhan pertahanannya dengan tekanan politik dan realitas keuangan yang kompleks," kata laporan BM.
Penangguhan kesepakatan tersebut tidak sepenuhnya mudah.
Beberapa pejabat Indonesia, seperti Duta Besar untuk Rusia Jose Tavares, bersikeras kalau kontrak tersebut tidak pernah sepenuhnya dibatalkan tetapi hanya "ditunda" karena faktor eksternal, termasuk tantangan politik dan ekonomi.
Tavares mengisyaratkan kalau jika iklim geopolitik menjadi lebih akomodatif, mungkin dengan pelonggaran sanksi Barat, Indonesia mungkin akan mempertimbangkan kembali kesepakatan tersebut.
Namun, situasinya masih jauh dari kata jelas.
Mantan Kepala Staf Angkatan Udara Indonesia Marsekal Udara Fadjar Prasetyo bahkan menyatakan kesepakatan itu gagal, dengan alasan proses akuisisi yang berlarut-larut dan ancaman sanksi AS yang membayangi sebagai faktor penghalang utama.

Lirik Alternatif Jet Tempur Lain, F-15EX Buatan AS
Sejak penghentian pembelian Su-35, Indonesia telah menjajaki berbagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan pertahanan udaranya yang terus meningkat.
"Alternatif-alternatif ini dipilih bukan hanya karena kemampuan operasional jet tempur, tetapi juga mengingat hubungan diplomatik Indonesia yang tegang dan kendala keuangan untuk mempertahankan program pengadaan pertahanan berskala besar tersebut," kata laporan BM.
Salah satu pesaing terkuat untuk menggantikan Su-35 adalah Jet Tempur F-15EX, versi terbaru dari pesawat tempur F-15 buatan Amerika Serikat (AS).
Jet ini memiliki teknologi canggih dan kemampuan tempur yang tak tertandingi, menjadikannya pilihan utama bagi angkatan udara mana pun.
"Namun, F-15EX hadir dengan banderol harga yang signifikan—kemungkinan jauh lebih tinggi daripada Su-35—yang berarti Indonesia harus mempertimbangkan dengan cermat manfaat dan biayanya," kata ulasan tersebut.
Selain itu, untuk mendapatkan kesepakatan untuk pesawat ini, Indonesia harus menavigasi lanskap politik yang kompleks antara kedua negara, mengingat AS secara historis memiliki pembatasan penjualan senjata ke negara-negara tertentu.

Alternatif lain yang layak adalah Saab JAS 39 Gripen, pesawat tempur multiperan Swedia yang terkenal karena efisiensi operasional dan keterjangkauannya.
Gripen merupakan pilihan yang menarik bagi Indonesia karena menawarkan perpaduan yang solid antara kinerja dan efektivitas biaya.
Bahlil Sebut Perusahaan Geothermal yang Melantai di Bursa, Harga Sahamnya Naik Berkali Lipat |
![]() |
---|
Massa Ojol Tinggalkan Gerbang Utama DPR Setelah Ditemui Anggota Dewan |
![]() |
---|
Kabar Voli Terbaru: Farhan Halim Sudah Gabung VC Nagano Tridents di Jepang, KOVO Cup Diwarnai Drama |
![]() |
---|
70 Tahun Polisi Lalu Lintas: Dari Verkeerspolitie Hingga ke Garda Keselamatan Menuju Indonesia Emas |
![]() |
---|
Bank Indonesia Akui Kredit Perbankan pada Agustus 2025 Belum Kuat, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.