Senin, 29 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Putin Ajak Anggota BRICS Tinggalkan Dollar dan Buat Sistem Mata Uang Sendiri

Putin berharap mata uang baru ini bisa menjadi alternatif dari sistem keuangan berbasis dolar yang cenderung menguntungkan negara-negara Barat.

Penulis: Bobby W
Editor: Endra Kurniawan
Mikhail Metzel / SPUTNIK / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin bersulang saat mengikuti KTT BRICS XIV pada 23 Juni 2022. residen Rusia, Vladimir Putin mulai mengungkapkan beberapa gagasan terbarunya jelang pertemuan kelompok BRICS yang akan berlangsung di kota Kazan, Rusia, dari Selasa (22/10/2024) hingga Kamis mendatang. Satu di antaranya adalah mata uang baru bagi anggota BRICS sebagai alternatif Dollar. 

"Kami sedang melihat kemungkinan memperluas penggunaan mata uang nasional dan penyelesaian, serta ingin menetapkan alat yang akan membuat ini aman dan terjamin." lanjut Putin.

Putin juga mengatakan bahwa BRICS harus menyiapkan sebuah toolkit yang akan diawasi oleh lembaga-lembaga BRICS terkait guna mengawasi mata uang baru tersebut.

"Kami akan membicarakannya selama (Kazan) summit. Kami sudah berkonsultasi dengan teman-teman dari China dan India, serta Brasil. Kami juga telah melakukan konsultasi dengan Afrika Selatan." pungkas Putin.

Menanggapi gagasan tersebut, sejumlah negara anggota BRICS tampaknya setuju dengan wacana yang disampaikan oleh Putin.

Hal ini diungkapkan oleh negara baru anggota BRICS, seperti Mesir.

Mantan duta besar Mesir untuk China, Magdy Amer mengakui negaranya juga sedang menjajaki kemitraan pembayaran bilateral serupa yang diusulkan Vladimir Putin..

"Beberapa negara BRICS telah memulai model pembayaran ini secara bilateral," kata Amer seperti yang dikutip dari Channel News Asia  pada Senin (21/10/2024).

Adapun kemitraan tersebut merujuk pada kerjasama antara Rusia dan China serta Rusia dan India.

Presiden China Xi Jinping (kiri), Presiden Rusia Vladimir Putin (kedua dari kiri), Presiden Brasil Jair Bolsonaro (tengah), Perdana Menteri India Narendra Modi (kedua dari kanan), dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa (kanan) menghadiri pertemuan dengan anggota Dewan Bisnis dan manajemen Bank Pembangunan Baru selama KTT BRICS di Brasilia, 14 November 2019.
Presiden China Xi Jinping (kiri), Presiden Rusia Vladimir Putin (kedua dari kiri), Presiden Brasil Jair Bolsonaro (tengah), Perdana Menteri India Narendra Modi (kedua dari kanan), dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa (kanan) menghadiri pertemuan dengan anggota Dewan Bisnis dan manajemen Bank Pembangunan Baru selama KTT BRICS di Brasilia, 14 November 2019. (Pavel Golovkin / POOL / AFP)

"Di Mesir, kami juga mulai menjalin kerjasama ini dengan China. Ini adalah tren saat ini dan merupakan langkah penting yang harus diambil oleh BRICS." lanjut Amer.

Profesor Kirill Koktsyh dari departemen teori politik Universitas MGIMO, Rusia juga turut buka suara terkait usulan Putin tersebut.

Kirill mengaku Rusia harus meyakinkan seluruh anggota BRICS untuk menemukan suara bersama terkait sistem tersebut.

“Apalagi jumlah negara (yang bergabung dengan BRICS) sekarang mencapai dua kali lipat dari anggota awal” ungkap Kirill.

Jika opsi mata uang baru ini gagal mendapatkan dukungan, Kirill menilai Moskow sudah memiliki rencana lain.

Skenario lain yang disiapkan adalah sistem pembayaran jembatan untuk transaksi digital yang akan kebal terhadap pengaruh negara-negara barat.

Sistem ini bergantung pada bank-bank komersial melalui bank sentral negara anggota BRICS, dan melibatkan transfer token digital yang didukung oleh mata uang nasional.

"Ide ini akan menjamin pertukaran mata uang tersebut dengan aman dan menghindari kebutuhan untuk dukungan dolar." pungkas Kirill.

(Tribunnews.com/Bobby)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan