Senin, 29 September 2025

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

Trump Siap Jalin Hubungan Kembali dengan Iran jika Menang Pilpres AS 2024

Dalam pernyataannya di New York, Trump mengatakan bahwa dia terbuka untuk berbicara kembali dengan Iran terkait kesepakatan nuklir

Penulis: Bobby W
Editor: Endra Kurniawan
SAUL LOEB / AFP
Mantan Presiden AS Donald Trump menandatangani dokumen yang memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran setelah mengumumkan penarikan AS dari perjanjian Nuklir Iran, di Ruang Resepsi Diplomatik Gedung Putih di Washington, DC, pada 8 Mei 2018. Trump mengatakan bahwa dia terbuka untuk berbicara kembali dengan Iran terkait kesepakatan nuklir yang sebelumnya dibatalkan saat ia menjabat sebagai presiden.  

Ia menambahkan bahwa keinginan Iran untuk membahas negosiasi nuklir tersebut telah disampaikan langsung kepada perwakilan dari Swiss melalui sebuah "deklarasi umum kesiapan".

Meski demikian, Abbas meyakini kesepakatan nuklir dalam pembicaraan ini nantinya bakal sulit untuk diraih dengan tempo singkat.

Hal ini terjadi mengingat tensi hubungan internasional yang terjadi di regional timur tengah saat ini begitu panas

"Pengembalian atau pembicaraan terkait kesepakatan nuklir kali ini lebih rumit dan sulit dibandingkan sebelumnya." terang Abbas.

Sebelumnya di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, Iran sempat menyepakati pakta nuklir dengan enam negara besar dunia yakni Tiongkok, Prancis, Jerman, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat.

Di dalam kesepakatan yang ditandatangani pada tahun 2015 tersebut, Iran menyepakati pengurangan program nuklirnya yang dipermasalahkan oleh AS dan sekutunya.

Sebagai imbalan atas kesepakatan tersebut, sanksi internasional yang diberikan pada Iran kala itu dihilangkan.

Baca juga: Iran Diklaim Terlibat dalam Pembelian Ribuan Pager Hizbullah yang Meledak, Muncul Pertanyaan Besar

Namun sayang, pakta tersebut menemui jalan buntu setelah Trump memutuskan agar AS menarik diri pada tahun 2018.

Belajar dari pengalaman tersebut, Iran kini menegaskan bahwa pihaknya enggan untuk membuat kembali kesepakatan nuklir bila AS terlibat langsung.

Hal ini disampaikan oleh Abbas Araqchi yang mengatakan dirinya tidak akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken untuk membahas kesepakatan nuklir jilid baru ini.

"Saya tidak percaya akan ada manfaat bila kita mengadakan dialog itu (dengan AS)." ungkap Abbas.

Abbas juga menilai saat ini Iran dan AS tak memiliki satupun kesamaan visi ataupun misi yang dapat digunakan sebagai fondasi untuk digelarnya pertemuan langsung antar kedua negara.

"Sebelumnya memang ada pertemuan seperti itu dengan AS, tetapi untuk saat ini tidak ada asas yang sesuai untuk mendasari pertemuan."

"Yang jelas Kami masih jauh dari upaya pembicaraan langsung dengan AS," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Bobby)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan