Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Konflik Panjang Hizbullah vs Israel: Bermula dari Pendudukan di Lebanon Selatan hingga Operasi Pager

Konflik antara Lebanon dan Israel bukanlah hal baru, melainkan sudah terjadi selama hampir setengah abad.

MNA/Tangkap Layar
Gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon meluncurkan roket ke wilayah pendudukan Israel di perbatasan utara negara pendudukan tersebut - Konflik antara Lebanon dan Israel bukanlah hal baru, melainkan sudah terjadi selama hampir setengah abad. 

Tiga tahun setelah Perang Tujuh Hari, tepatnya pada 11 April 1996, Israel melancarkan serangan 17 hari.

Operasi itu dilakukan untuk memaksa Hizbullah melewati Sungai Litani dan keluar dari jangkauan serangan Israel.

Banyak korban jatuh, baik dari sipil dan militer, di kedua belah pihak. Infrastruktur Lebanon juga rusak parah.

Pada 18 April 1996, Israel menembaki kompleks PBB di dekat desa Qana di Lebanon selatan yang diduduki.

Baca juga: 12 Kapal Israel Jadi Sasaran Iran, Panglima Tertinggi IRGC: Ini adalah Serangan Balasan

Padahal, di kompleks tersebut, ada sekitar 800 warga sipil yang mengungsi berlindung.

Serangan itu menewaskan 106 warga sipil, termasuk sedikitnya 37 anak-anak, dan melukai sekitar 116 orang.

Empat tentara Fiji, yang ditugaskan pada pasukan penjaga perdamaian sementara PBB, juga terluka parah.

2006: Perang Juli

Dalam operasi pada 2006 di wilayah Israel, Hizbullah menewaskan tiga tentara Zionis, yaitu Wassim Nazal; Eyal Benin; dan Shani Turgeman, serta menangkap dua lainnya, Ehud "Udi" Goldwasser dan Eldad Regev.

Hizbullah menuntut pembebasan tahanan Lebanon dengan imbalan tentara Israel.

Pada akhirnya, jenazah Goldwasser dan Regev dikembalikan dua tahun kemudian dengan imbalan lima tahanan Lebanon.

Di bulan yang sama, Perang Juli pecah dan berlangsung selama 34 hari.

Sekitar 1.200 warga Lebanon tewas dan 4.400 lainnya terluka, sebagian besar warga sipil.

Sementara itu, Israel melaporkan 158 kematian, sebagian besar dari mereka adalah tentara.

2009: Manifesto yang diperbarui

Pada 2009, Hizbullah memperbarui manifestonya, berkomitmen untuk mengintegrasikannya ke dalam bentuk pemerintahan demokratis yang mewakili persatuan nasional dan bukan kepentingan sektarian.

Ini adalah deklarasi keduanya, setelah Surat Terbuka tahun 1985 yang memiliki tujuan domestik yang berlawanan.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved