Laut China Selatan Makin Memanas Pasca Tabrakan Kapal Penjaga Pantai Filipina dan Tiongkok
Dua kapal patroli penjaga pantai China dan Filipina saling bertabrakan di Laut China Selatan yang menjadi wilayah sengketa, Sabtu, 31 Agustus 2024
"Amerika Serikat mengutuk berbagai pelanggaran hukum internasional yang berbahaya oleh [Republik Rakyat Tiongkok], termasuk penyerbuan yang disengaja hari ini terhadap BRP Teresa Magbanua saat kapal tersebut sedang melakukan operasi yang sah di ZEE [Filipina]." tulisnya dalam sebuah posting di media sosial X.
Baca juga: Ketegangan Meningkat di Laut China Selatan, Kapal Filipina dan China Kembali Bertabrakan
"Kami mendukung Filipina dalam menegakkan hukum internasional," tulisnya.
China berulang kali menyalahkan Filipina dan sekutunya, AS, atas meningkatnya ketegangan.
Minggu lalu, seorang juru bicara kementerian pertahanan mengatakan Washington "memberanikan" Manila untuk melakukan "provokasi yang gegabah".
Para pengamat khawatir perselisihan tersebut pada akhirnya dapat memicu konfrontasi yang lebih besar di Laut Cina Selatan.
Sementara itu, mengutip Global Times, China dengan tegas menentang dan menolak tuduhan Uni Eropa (UE terkait konflik di Laut Cina Selatan.
Penegasan tersebut disampaikan juru bicara Misi Tiongkok untuk UE pada hari Senin, setelah juru bicara European External Action Service (EEAS) membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab mengenai masalah Laut Cina Selatan.
Juru bicara EEAS mengecam pihak China atas "tindakan berbahaya" tersebut dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Minggu.
Baca juga: Kerap Provokasi, Tiongkok Jadi Ancaman Nyata di Laut China Selatan, Indonesia Harus Bersikap Tegas
Xianbin Jiao merupakan bagian dari Nansha Qundao milik China dan merupakan wilayah China yang melekat.
Kapal-kapal Penjaga Pantai Filipina memasuki laguna Xianbin Jiao milik China dan telah berada di sana secara ilegal untuk waktu yang lama, secara sepihak mengubah statusnya yang tidak berpenghuni tanpa fasilitas.
China telah mengajukan protes kepada Filipina beberapa kali melalui saluran diplomatik dan meminta Filipina untuk segera menarik kapal-kapalnya, menurut juru bicara dari Misi China untuk UE.
Filipina telah mengabaikan tuntutan ini dan malah mengintensifkan tindakannya dengan mengirimkan kapal-kapal penjaga pantai untuk melanjutkan provokasi di laguna Xianbin Jiao dan bahkan bertindak berbahaya dengan sengaja menabrak kapal Penjaga Pantai China yang sedang melakukan operasi penegakan hukum.
Fakta-fakta ini sangat jelas. Manuver pihak Tiongkok di lokasi kejadian dapat dibenarkan, sah, profesional, dan tidak terbantahkan. Tanggung jawab atas terjadinya tabrakan sepenuhnya berada di tangan Filipina, kata juru bicara tersebut.
UE bukan pihak dalam masalah Laut China Selatan dan tidak berhak menuding masalah ini.
Dengan mengabaikan fakta, untuk mencampuradukkan benar dan salah, UE secara terbuka mendukung tindakan provokatif Filipina yang melanggar kedaulatan teritorial Tiongkok, yang menyebabkan orang-orang mempertanyakan motif UE dengan menambah bahan bakar ke dalam api dan memihak satu pihak dalam masalah ini, kata juru bicara tersebut.
Tiongkok akan terus mengambil tindakan tegas sesuai dengan hukum untuk menjaga kedaulatan teritorial dan hak serta kepentingan maritimnya, dan untuk menegakkan keseriusan Deklarasi tentang Perilaku Para Pihak di Laut Cina Selatan, menurut juru bicara tersebut.
Sumber: BBC/Global Times
Sikapi Gejolak di Filipina hingga Nepal, Buruh Bakal Gelar Apel Kebangsaan di Bekasi |
![]() |
---|
Jadwal Tenis China Open 2025: Cuma Istirahat Singkat, Iga Swiatek Bawa Trofi dari Korea |
![]() |
---|
Demo Filipina Berujung Ricuh, 1 Orang Dilaporkan Tewas Ditusuk, 113 Demonstran Ditangkap |
![]() |
---|
Persaingan Tak Sehat Truk China Vs Truk Jepang Gara-gara Tak Tegas Berlakukan Standar Euro 4 |
![]() |
---|
Penerimaan Pasar Makin Bagus, Truk China Genjot Penjualan di Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.