Konflik Palestina Vs Israel
Beri Kecaman, Hamas Sebut Pidato Netanyahu di Kongres AS Menyesatkan: Kebohongan Besar
Dalam pidatonya, Netanyahu menolak kecaman atas tindakan Israel dalam perang di Jalur Gaza.
TRIBUNNEWS.COM - Hamas mengecam pidato Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di hadapan anggota Kongres Amerika Serikat (AS).
Hamas menilai Netanyahu telah 'menyesatkan' masyarakat internasional setelah ia menyampaikan pidato di hadapan Kongres AS.
Hamas juga meminta bantuan militer yang dipercepat untuk negaranya.
"Pembicaraan Netanyahu tentang peningkatan upaya untuk memulangkan para sandera adalah kebohongan besar dan menyesatkan opini publik Israel, Amerika, dan internasional," kata Hamas, Rabu (24/7/2024), dilansir Arab News.
"Sementara dialah (Netanyahu) yang menggagalkan semua upaya yang bertujuan untuk mengakhiri perang dan menyelesaikan kesepakatan untuk membebaskan para tahanan."
"Meskipun ada upaya terus-menerus dari para mediator dari saudara-saudara kita di Mesir dan Qatar," terang kelompok militan Palestina itu dalam sebuah pernyataan.
Pidato Netanyahu
Dalam pidatonya di hadapan sidang gabungan Kongres AS pada Rabu, Netanyahu secara tegas menolak kecaman atas tindakan Israel dalam perang di Jalur Gaza.
Netanyahu memuji dan berterima kasih kepada Amerika Serikat atas dukungannya.
Ia juga tidak memberikan sedikit pun petunjuk, konflik yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan para pengunjuk rasa turun ke jalan di seluruh dunia — termasuk mereka yang berada di luar gedung Kongres pada hari yang sama dengan pidatonya — akan segera berakhir.
Diberitakan The New York Times, Netanyahu menolak tuduhan jaksa di Pengadilan Kriminal Internasional bahwa Israel sengaja menghentikan pasokan makanan bagi warga Gaza.
"Omong kosong, sepenuhnya rekayasa," katanya.
Baca juga: 300 Hari Perang Gaza, Tentara Israel Kelelahan, Tidak Siap untuk Memperluas Perang Melawan Lebanon
Israel, katanya, telah mengizinkan lebih dari 40.000 truk bantuan memasuki Gaza selama perang, yang berarti "setengah juta ton makanan dan lebih dari 3.000 kalori untuk setiap pria, wanita, dan anak-anak di Gaza."
Pejabat bantuan PBB mengatakan Israel-lah yang bertanggung jawab atas sebagian besar hambatan dalam menyalurkan bantuan kepada warga Palestina yang putus asa.
Namun, Netanyahu mengatakan Hamas yang harus disalahkan.
Ia menuduh Hamas merampas hak warga mereka sendiri.
"Jika ada warga Palestina di Gaza yang tidak mendapatkan cukup makanan, itu bukan karena Israel menghalanginya, melainkan karena Hamas mencurinya," kata Netanyahu.
Lebih dari 39.000 orang telah tewas di Gaza selama perang, menurut otoritas kesehatan Gaza, yang tidak membedakan antara kombatan dan warga sipil dalam jumlah korban tewas.
Mengenai adanya korban tersebut, Netanyahu dengan tegas menolak tanggung jawab Israel.
Ia membantah telah secara sengaja menargetkan warga sipil.
PM Israel itu juga mengklaim, Pasukan Pertahanan Israel telah bekerja keras untuk melindungi mereka.
"IDF telah menyebarkan jutaan selebaran, mengirim jutaan pesan teks, dan ratusan ribu panggilan telepon untuk menyelamatkan warga sipil Palestina dari bahaya,” ujar Netanyahu.
Namun di lapangan, perintah Israel untuk mengungsi sering kali menimbulkan kebingungan di kalangan warga sipil, yang banyak di antaranya tidak melihat tempat aman untuk dituju, dalam situasi apa pun.
"Kelompok itu melakukan segala cara yang dapat dilakukannya untuk membahayakan warga sipil Palestina dengan menggunakan sekolah, rumah sakit, dan masjid untuk operasi militer," klaim Netanyahu.
Baca juga: Terungkap, Tentara Israel Telah Membunuh 366 Staf PBB dan Juga Anggota Keluarga Mereka di Gaza
Sementara, hukum internasional mengharuskan para pejuang untuk menghindari penggunaan "objek sipil" tersebut untuk tujuan militer.
Namun, para pengkritik Israel mengatakan bahwa penggunaan lokasi sipil dan penyamaran oleh Hamas tidak membebaskan Israel dari kewajibannya berdasarkan hukum internasional untuk melindungi warga sipil atau menjelaskan skala kematian dan kehancuran yang disebabkan oleh kampanye Israel.
Netanyahu berpendapat bahwa Israel telah menerapkan lebih banyak tindakan pencegahan untuk mencegah kerusakan sipil daripada militer mana pun dalam sejarah dan melampaui apa yang diwajibkan oleh hukum internasional.

Update Perang Israel-Hamas
Dikutip dari Al Jazeera, para pengunjuk rasa berkumpul di Washington, DC, saat Netanyahu berbicara di hadapan anggota parlemen AS, dengan kemarahan yang meningkat atas perang di Gaza dan kegagalan menyetujui kesepakatan gencatan senjata untuk membebaskan tawanan.
Kantor Media Pemerintah di Gaza mengatakan pasukan Israel menargetkan "apa pun yang bergerak" di Jalan Salah al-Din, Khan Younis, di tengah laporan tentang tim medis yang diserang dari quadcopter saat mencoba menyelamatkan yang terluka.
Setidaknya 129 warga Palestina tewas dan ratusan lainnya terluka di selatan Khan Younis sejak Israel melancarkan serangan terbarunya yang menyebabkan sekitar 150.000 penduduk terpaksa mengungsi.
Pasukan Israel telah menembaki lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza, menewaskan sedikitnya empat orang, termasuk wanita dan anak-anak, kantor berita Wafa melaporkan.
Militer Israel telah mengumumkan bahwa mereka telah menemukan jasad lima tawanan – satu warga sipil, dua tentara dan dua cadangan – selama operasi di Khan Younis, Gaza selatan.
Baca juga: 5 Hal yang Disampaikan Netanyahu di Kongres AS, Mencari-cari Pembenaran atas Perang di Gaza
Dua tentara Israel juga terluka parah dalam pertempuran di Gaza selatan, sementara seorang lainnya tewas setelah menderita luka-luka dalam serangan serudukan di dekat Tel Aviv.
Senator Demokrat AS, Nancy Pelosi, menggambarkan pidato yang disampaikan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Washington sebagai "presentasi terburuk yang pernah disampaikan pejabat asing" di Kongres AS.
Australia telah menjatuhkan sanksi keuangan dan larangan perjalanan terhadap tujuh pemukim Israel dan sekelompok pemuda karena terlibat dalam kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
Setidaknya 39.145 orang tewas dan 90.257 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.
Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober diperkirakan mencapai 1.139 orang, dengan puluhan orang masih ditawan di Gaza.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.