Pemilihan Presiden Amerika Serikat
Tekanan Bertubi-tubi Diterima Biden agar Mundur dari Pilpres AS, Obama Cs Ikut Mendesak
Joe Biden menerima tekanan bertubi-tubi dari berbagai pihak untuk mundur dari Pilpres AS. Tekanan itu salah satunya berasal dari Barack Obama.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden disebut mulai legowo atau menerima desakan untuk mundur dalam pencalonannya sebagai calon presiden (capres) di Pilpres 2024.
Dikutip dari New York Times, hal ini diketahui dari sejumlah orang dekat Biden yang menyebut sang presiden sudah bisa menerima kemungkinan kekalahan pada Pilpres AS yang digelar pada November 2024 mendatang.
Biden pun disebut pula mulai menuruti tuntutan dari banyaknya anggota Partai Demokrat yang cemas ketika dirinya akan kalah.
Ditambah, menurut beberapa anggota Partai Demokrat, Biden mulai ditinggal oleh banyak orang kepercayaannya.
Sengkarut pencalonan Biden pun semakin terlihat ketika disebutkan banyak kalangan anggota Partai Demokrat yang membelot.
Senator dari Montana, Jon Tester pun semakin meyakini bahwa Biden harus mundur sebagai capres Partai Demokrat di Pilpres 2024.
Kendati demikian, pejabat di Gedung Putih membantah dengan isu terkait Biden yang mulai melunak dan berencana mundur sebagai capres.
Mereka menyebut Biden belum ada pikiran untuk mundur dari Pilpres AS 2024.
Baca juga: Joe Biden Diisolasi, Batal Kampanye Gegara Penyakit yang Baru Diidapnya
Kekhawatiran Obama Cs
Nasib Biden dalam pencalonannya semakin diujung tanduk ketika mantan Presiden AS, Barack Obama mengungkapkan kekhawatirannya.
Dikutip dari ABC News, kekhawatiran itu juga dirasakan oleh mantan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi yang secara pribadi memberi tahu Biden bahwa Partai Demokrat kemungkinan kehilangan kesempatan untuk menguasai DPR lagi jika dia tidak mundur dari pencalonannya sebagai capres.
Adapun pernyataan Pelosi ini berdasarkan hasil jajak pendapat terkait Biden yang diprediksi bakal kalah dari capres Partai Republik, Donald Trump.
Namun, Pelosi buru-buru membantah pernyataannya itu dengan menyebut bahwa percakapannya dengan Biden 'salah tafsir'.
Di sisi lain, dengan semakin dekatnya konvensi Partai Demokrat bulan depan, ketidaknyamanan Demokrat di Gedung Putih semakin terasa bersamaan dengan kampanye Biden yang dianggap penuh tekanan.
Laporan ini disebutkan dalam artikel The Washington Post dengan menyebutkan pula adanya keterlibatan Obama.
Obama mengungkapkan kepada sekutunya di Partai Demokrat agar pencalonan Biden perlu dipertimbangkan lagi.
Kendati demikian, sambungnya, keputusan tersebut seluruhnya berada di tangan Biden.
Obama pun sudah menerima panggilan dari anggota pimpinan Kongres, Gubernur Demokrat, dan donor utama untuk membahas kehawatira mereka tentang nasib Biden di Pilpres 2024.
Demokrat Diprediksi Lakukan Langkah Luar Biasa
Sementara, jika Demokrat serius mempersiapkan langkah luar biasa dengan menggantikan Biden dengan Wakil Presiden, Kamala Harris, maka hal tersebut akan menjadi momen krusial untuk mengubah pikiran presiden.
Adapun prediksi ini disampaikan oleh beberapa orang di Partai Demokrat, dikutip dari Associted Press (AP).
Sumber lain juga mengungkapkan bahwa upaya tersebut adalah kesempatan terakhir sebelum pemungutan suara yang direncanakan untuk memilih pilihan partai pada awal Agustus jelang Konvensi Nasional Demokrat yang digelar di Chicago.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.