Bisnis Pariwisata Kian Marjinalkan Warga Lokal
Daerah tujuan wisata di Eropa diprediksi akan kebanjiran pengunjung pada musim panas ini. Namun kedatangan turis semakin sering diwarnai…
Di Lisbon dan Palma de Mallorca, pasar properti telah lama berpisah dengan kebutuhan dan realitas ekonomi warganya. Langkah pertama yang diambil pemerintah adalah dengan tidak mengeluarkan izin baru untuk persewaan melalui platform online seperti Airbnb dan, dalam kasus Palma, melarang penyewaan properti untuk wisata.
Barcelona mengambil tindakan yang lebih drastis. Kota Catalan ini berniat mencabut izin sewa pariwisata bagi sekitar 10.000 apartemen pada tahun 2028. Kebijakan tersebut diharapkan bisa mengendurkan tekanan terhadap pasar perumahan. Selama satu dekade terakhir, harga sewa di Palma de Mallorca telah meningkat lebih dari 60 persen.
Saat ini, kapal pesiar berukuran besar tidak lagi diizinkan berlabuh di Venesia sejak tahun 2021. Amsterdam berencana melakukan hal yang sama mulai tahun 2026. Larangan berlabuh bagi kapal pesiar besar dipastikan akan mengurangi jumlah wisatawan, tetapi juga polusi udara.
Kaya versus miskin?
Serupa dengan Amsterdam, Mallorca pun ingin menjauhkan citra sebagai lokasi berpesta. Rencananya, dengan mengandalkan wisatawan berkocek tebal, pulau Spanyol itu bisa menambah pemasukan sambil mengurangi kepadatan wisatawan.
Tapi apakah itu solusinya? Tidak, menurut Macià Blázquez-Salom, profesor geografi di Palma de Mallorca. Menurutnya, pariwisata mewah berpotensi akan memperburuk kesenjangan.
"Wisata pesta dan resor pantai hanya terbatas pada tempat-tempat khusus, dan punya imbas ekonomi layaknya sebuah pabrik,” kata Blázquez-Salom kepada DW. Artinya, keuntungan ekonomi hanya dinikmati di sebagian kecil wilayah kota.
Sebaliknya, pariwisata mewah mengonsumsi lebih banyak air, memboroskan emisi untuk perjalanan jarak pendek dan berpeluang menghadirkan pembeli asing berkocek tebal di pasar properti lokal.
"Hal ini merangsang mesin gentrifikasi dan spekulasi di bidang properti,” kata Macià Blázquez-Salom. "Wisatawan kaya mempunyai dampak langsung terhadap kehidupan seluruh penduduk.”
Pariwisata berkelanjutan
Sebagian besar industri pariwisata masih murni berpatokan pada angka pertumbuhan. Akibatnya, kegiatan ekonomi dipusatkan untuk menambah jumlah wisatawan. Bagi banymallorcaak penduduk di kota-kota seperti Barcelona, Venesia atau Palma, pertumbuhan ekonomi sebaliknya cendrung menguras daya beli.
Salah satu pendekatannya adalah dengan membatasi jumlah wisatawan pada tingkat yang masih dapat ditoleransi sesuai kapasitas di masing-masing daerah, kata Paul Peeters.
Faktor ekologi dan sosial harus memainkan peran sentral. Namun, untuk mencapai hal ini, pemerintah harus bekerjasama dengan maskapai penerbangan dan operator pelabuhan atau bandara, yang hingga kini masih digerakkan oleh satu tujuan bisnis, yakni menambah jumlah penumpang.
rzn/hp
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.