Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Pejabat Iran: Kami akan Dukung Hizbullah dengan Segala Cara jika Israel Memulai Perang Besar-besaran

Ajudan pemimpin tertinggi Israel memperingatkan Israel berisiko memicu konflik regional jika terjadi serangan besar-besaran terhadap kelompok militan

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Noushad Thekkayil/EPA-EFE
Kamal Kharrazi, penasihat urusan luar negeri pemimpin tertinggi Iran, mengatakan Teheran ‘tidak tertarik’ pada perang regional 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang penasihat pemimpin tertinggi Iran mengatakan bahwa jika Israel melancarkan serangan habis-habisan terhadap Hizbullah, maka Iran dan porosnya akan mendukung kelompok militan tersebut dengan segala cara.

Kamal Kharrazi, penasihat urusan luar negeri Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan kepada Financial Times bahwa sebenarnya Iran tidak tertarik pada perang regional.

Ia justru mendesak AS untuk memberikan tekanan pada Israel untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.

Namun, ketika ditanya apakah Iran akan mendukung Hizbullah secara militer jika terjadi konflik besar, Kharrazi menjawab:

“Semua rakyat Lebanon, negara-negara Arab dan anggota poros perlawanan akan mendukung Lebanon melawan Israel," katanya dalam sebuah wawancara.

“Akan ada kemungkinan perluasan perang ke seluruh kawasan, di mana semua negara termasuk Iran akan terlibat."

“Dalam situasi seperti itu, kami tidak punya pilihan selain mendukung Hizbullah dengan segala cara.”

Ia menambahkan, “Perluasan perang bukanlah kepentingan siapa pun – baik Iran maupun AS.”

Peta konflik lintas batas antara Israel dan Hizbullah Lebanon
Peta konflik lintas batas antara Israel dan Hizbullah Lebanon (The Sun)

Ketegangan antara Iran, AS, dan Israel telah meningkat sejak perang meletus antara Israel dan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Hizbullah dan pasukan Israel hampir setiap hari saling melancarkan serangan di perbatasan Israel-Lebanon.

Kelompok Houthi dari Yaman juga kerap menyerang kapal-kapal di Laut Merah dan menembakkan drone dan rudal ke Israel.

Baca juga: AS: Perang Hizbullah Vs Israel di Depan Mata, Potensi Ada Konfrontasi Skala Besar

Sementara itu militan Syiah di Irak dan Suriah menyerang pasukan AS dan menembakkan proyektil ke Israel.

Iran dan Israel juga melancarkan serangan rudal balasan terhadap satu sama lain pada bulan April lalu.

Peristiwa itu menandai serangan langsung Iran yang pertama terhadap Israel dari wilayah mereka sendiri.

Namun, kedua belah pihak berupaya meredakan ketegangan, masing-masing serangan dianggap telah "disesuaikan" dan tidak ada kerusakan yang berarti.

Meski begitu, kekhawatiran akan perang besar-besaran Israel-Hizbullah semakin meningkat dalam beberapa pekan terakhir.

Kedua pihak saling meningkatkan retorika permusuhan, sehingga meningkatkan kekhawatiran di negara-negara barat mengenai bagaimana reaksi Iran.

Pada hari Jumat (28/6/2024) lalu, Misi Iran untuk PBB memperingatkan akan adanya perang yang dapat menghancurkan jika Israel melancarkan serangan terhadap Hizbullah.

Tetapi pejabat Iran lainnya mengatakan kepada FT bahwa Iran tidak mungkin menargetkan Israel secara langsung, melainkan hanya dengan memobilisasi jaringan kelompok militan yang mereka dukung.

Perkembangan Terkini di Lapangan

Dilaporkan The Times of Israel, 18 tentara Israel terluka, dalam serangan pesawat tak berawak Hizbullah di Israel utara pada Minggu (30/6/2024).

Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), beberapa drone diluncurkan dari Lebanon pada Minggu sore, memicu sirene di Galilee Panhandle dan Dataran Tinggi Golan bagian utara.

IDF mengatakan bahwa satu drone bermuatan bahan peledak menghantam daerah Merom Golan, melukai 18 tentara.

Salah satu tentara terluka parah, dan lainnya dalam kondisi baik.

Sejauh ini, bentrokan di perbatasan telah mengakibatkan tewasnya 15 tentara dan cadangan IDF.

Baca juga: Israel Dilaporkan Bakal Gempur Lebanon Akhir Juli, tapi Bisa Batal jika Hizbullah Hentikan Serangan

Ada juga beberapa serangan dari Suriah, tanpa ada korban jiwa.

Hizbullah menyebutkan 356 anggotanya dibunuh oleh Israel dalam pertempuran, sebagian besar di Lebanon, dan beberapa juga di Suriah.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved