Jumat, 3 Oktober 2025
Deutsche Welle

Baru! Berlin Punya Kuil Buddha Humanistik

Kuil Buddha paling representatif di Jerman baru saja dibuka di Berlin. Komunitas agama internasional berkumpul di sini.

Deutsche Welle
Baru! Berlin Punya Kuil Buddha Humanistik 

Di Jerman, sebuah biara dibuka di Frankfurt am Main pada tahun 2004. Saat ditanya, Shi menegaskan bahwa ada juga beberapa biara di daratan Cina.

Di antara orang-orang Asia yang datang ke Ackerstrasse untuk bermeditasi adalah orang dari Republik Rakyat Cina.

"Fokus kami adalah pada ajaran Buddha humanistik," jelas sang biarawati. Filosofi Buddha modern ini menggabungkan praktik meditasi Zen dengan kedekatan secara sadar antarmanusia. Ajaran tersebut mendorong orang untuk peduli terhadap orang lain. Di sini, tersedia juga makan siang setiap hari Minggu bagi mereka yang membutuhkan.

Bangunan baru kuil Buddha dinilai cocok untuk Berlin.

Ibu kota yang berpenduduk lebih dari 3,5 juta jiwa ini memiliki ciri keberagaman agama.

Departemen Senat untuk Kebudayaan dan Kohesi Sosial memperkirakan ada lebih dari 250 komunitas agama atau ideologi aktif di Berlin.

Gereja, komunitas agama, dan ideologi memainkan peran penting dalam kehidupan sosial kota metropolitan multikultural ini. Bangunan di Ackerstrasse bukanlah satu-satunya institusi Buddha di Berlin.

Rumah Buddha yang terletak di Frohnau di utara Berlin bahkan sudah berusia lebih dari 100 tahun.

Keberagaman agama di Berlin

Ketika generasi muda dari seluruh dunia datang ke Berlin untuk belajar atau bekerja di perusahaan-perusahaan start-up, kota ini semakin beragam secara agama.

Tahun ini, sebuah kuil Hindu yang dibangun selama hampir 20 tahun akan dibuka di Hasenheide antara Kreuzberg dan Neukölln.

Gereja Katolik berencana kembali menggunakan Katedral St. Hedwig di pusat Bebel-Platz untuk beribadah pada akhir November setelah renovasi menyeluruh yang berlangsung sekitar empat tahun.

Ada pula House of One, sebuah proyek gabungan antara Kristen, Yahudi, dan Islam, yang baru saja dimulai. Gereja-gereja yang lebih kecil atau bahkan ruang sinagoga atau masjid juga dibangun di sana-sini tanpa menarik perhatian media.

Hal ini sesuai apa yang digambarkan Miao Shiang Shi tentang para pengunjung atau rekan biara. Ada pejalan kaki yang hanya melihat-lihat, atau sekelompok anak sekolah yang ingin mengenal gedung tersebut.

Anggota komunitas tersebut juga termasuk warga Berlin yang sudah lama tinggal di sana. Namun ia memperkirakan para pengunjung akan jadi lebih internasional.

Sejak lama, para biarawati berusaha menerjemahkan teks liturgi atau spiritual dari bahasa Mandarin ke bahasa Jerman. Saat ini permintaan akan teks dalam bahasa Inggris semakin meningkat.

Halaman
123
Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved