Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Netanyahu Akui Israel Gagal Bujuk Suku-Suku Palestina Gantikan Hamas di Gaza, Negara Arab Opsi Lain?

Netanyahu menyebut, tadinya Israel berupaya membujuk suku-suku dan klan Palestina di Gaza untuk mau jadi 'antek' menggantikan Hamas.

AID KHATIB/ AFP
Anggota milisi sipil yang menamai diri Komite Perlindungan Rakyat, menggunakan topeng dan bersenjata berpatroli di jalan-jalan kota Rafah di selatan Gaza pada 6 Maret 2024. Suku-suku Palestina di Gaza menolak tawaran Israel untuk menjadi alternatif pengganti Hamas sebagai pengelola pemerintahan pasca-perang di Jalur Gaza. 

"Semua upaya, untuk membentuk otoritas alternatif yang tidak mempertimbangkan keinginan rakyat Palestina, “akan mati sebelum kelahirannya” dan tidak akan berhasil," kata pernyataan Hamas dilansir Al-Mayadeen.

Baca juga: Israel Teliti Cara Berpikir Yahya Sinwar Pakai Kecerdasaan Buatan: Keputusan Pentolan Hamas Rasional

Seorang petempur gerakan Hamas menggunakan topeng wajah
Seorang petempur gerakan Hamas menggunakan topeng wajah membawa panji gerakan tersebut dalam sebuah parade, 14 Februari 2020. Hamas menyatakan pasukan Arab yang ikut serta dalam agenda Israel untuk hadir di Gaza akan diperangi sebagai bagian dari kekuatan pendudukan.

Jebakan Israel

Pernyataan Hamas ini menyusul pernyataan serupa yang dikeluarkan Komite Tindak Lanjut Tertinggi Pasukan Nasional dan Islam Palestina, sebuah faksi aliansi para milisi perlawanan Palestina pada Sabtu (30/3/2024).

Aliansi Milisi Perlawanan Palestina dalam pengumumannya menyatakan mengecam proposal Israel yang menyarankan pasukan Arab asing harus memerintah Jalur Gaza.

Mereka memperingatkan, kalau usulan tersebut bertujuan untuk menjebak negara-negara Arab dalam menjalankan agenda Israel di Gaza, di tengah kegagalan drastis mereka di medan perang.

Faksi-faksi tersebut juga memperingatkan, dalam sebuah pernyataan di Damaskus, tentang bahayanya mengikuti agenda Israel tersebut.

Mereka menegaskan bahwa usulan tersebut merupakan “perangkap dan kebohongan baru Zionis” yang coba diterapkan oleh Amerika Serikat dan Israel untuk mengalihkan kekalahan mereka di Gaza.

“Dengan meminta bantuan negara-negara Arab tertentu, Israel, bersama dengan AS, berusaha menghindari kekalahan mengerikan yang mereka derita... untuk mengeluarkan tentara pendudukan dari rawa-rawa besar yang terjebak di Jalur Gaza, " bunyi pernyataan itu.

Mereka juga menekankan, rakyat Palestina dapat memilih kepemimpinan mereka sendiri untuk memerintah Jalur Gaza guna mempertahankan kedaulatan nasionalnya dan menggagalkan semua rencana Israel-Amerika untuk melemahkan kemerdekaannya.

Usulan tersebut, menurut aksi Perlawanan, diajukan oleh Menteri Keamanan Israel Yoav Gallant sebelum Antony Blinken, Jake Sullivan, dan Lloyd Austin.

"Negara-negara Arab harus berhati-hati agar tidak terjebak dalam "perangkap Zionis melalui promosi atau dukungan terhadap plot Israel-Amerika,"menurut aliansi faksi-faksi tersebut.

Baca juga: Dua Wajah AS, Tak Setuju Penyerbuan Rafah Tapi Setuju Kirim 2.300 Bom dan 25 Jet F-35 ke Israel

Barisan pesawat tempur Jet F-35. AS dilaporkan menyetujui pengiriman terbaru amunisi dan persenjataan ke Israel sebagai bagian dari persetujuan kongres AS pada 2008 silam. Namun, momen pengiriman ini berkenaan dengan rencana Israel menyerang Rafah, Gaza Selatan, sebuah rencana yang secara terbuka ditentang oleh AS sendiri.
Barisan pesawat tempur Jet F-35. AS dilaporkan menyetujui pengiriman terbaru amunisi dan persenjataan ke Israel sebagai bagian dari persetujuan kongres AS pada 2008 silam. Namun, momen pengiriman ini berkenaan dengan rencana Israel menyerang Rafah, Gaza Selatan, sebuah rencana yang secara terbuka ditentang oleh AS sendiri. (JN/tangkap layar)

AS Mitra Kejahatan Israel

Adapun Hamas juga menyampaikan pernyataannya kepada Amerika Serikat dan presidennya, Joe Biden.

Hamas mengutuk niat AS untuk mengirim pengiriman senjata baru, termasuk rudal dan pesawat tempur, ke Israel.

Hal ini, kata Hamas, menegaskan kemitraan penuh pemerintahan AS dalam perang pemusnahan brutal yang dilancarkan oleh "pendudukan Nazi-zionis" terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.

“Desakan pemerintahan Biden pada posisinya yang bias dan dukungan politik dan militernya yang tidak terbatas terhadap pendudukan dan kebijakan fasisnya, yang berupaya memusnahkan rakyat kami dan mengusir mereka dari tanah air mereka, menegaskan kebohongan posisi Amerika mengenai situasi kemanusiaan di negara tersebut. Jalur Gaza, dan bencana yang disebabkan oleh mesin pembunuh Zionis yang didukung Amerika,” bunyi pernyataan tersebut.

Hamas menambahkan kalau gagasan yang Israel-AS usulkan untuk melindungi warga sipil Palestina sebenarnya bertujuan untuk menyesatkan dan menutupi kejahatan pendudukan Israel yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Gerakan ini menyerukan komunitas internasional dan PBB untuk memberlakukan larangan total terhadap pasokan senjata kepada Israel, dan mengambil langkah-langkah untuk menghentikan agresi, yang mengarah pada meminta pertanggungjawaban pendudukan dan para pemimpinnya atas pelanggaran dan kejahatan tersebut. terhadap kemanusiaan yang telah Israel lakukan.

(oln/khbrn/almydn/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved