Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Survei: Hampir Sepertiga Yahudi Amerika Setuju Israel Memang Lakukan Genosida di Gaza

Jerusalem Center for Public Affairs melakukan survei mengenai agresi militer Israel di Gaza, mempertanyakan soal genosida hingga pengiriman senjata.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Febri Prasetyo
Roberta Ciuccio / AFP
Seorang Yahudi Ultra Ortodoks memegang plakat untuk mendukung perjuangan Palestina selama Demonstrasi Massal di Union Building di Pretoria, Afrika Selatan pada 5 Desember 2023. 

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah survei terbaru membuktikan bahwa hampir sepertiga Yahudi di Amerika Serikat setuju Israel memang melakukan Genosida di Gaza.

Sementara itu, 60 persen responden mendukung berdirinya negara Palestina.

Dilansir Anadolu Agency, survei tersebut dilakukan oleh Jerusalem Center for Public Affairs, sebuah lembaga pemikir swasta sayap kanan Israel.

Survei dilaksanakan antara tanggal 9 dan 11 Mei dan melibatkan 511 orang Yahudi Amerika.

Sekitar sepertiga responden setuju dengan tuduhan bahwa Israel melakukan genosida di Gaza, sementara sekitar setengahnya tidak setuju.

Hasil survei tersebut menyatakan bahwa 17,4 persen responden sangat setuju dan 12,5 persen setuju dengan tuduhan tersebut.

Sedangkan 24,8 persen tidak setuju dan 26,6 persen sangat tidak setuju.

Selain itu, 18,5 persen menyebut tidak tahu.

Anggota komunitas Yahudi Ultra-Ortodoks memegang plakat saat mereka melakukan protes di Lapangan Parlemen di London pada 21 Februari 2024, dalam mosi Hari Oposisi di House of Commons yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza.
Anggota komunitas Yahudi Ultra-Ortodoks memegang plakat saat mereka melakukan protes di Lapangan Parlemen di London pada 21 Februari 2024, dalam mosi Hari Oposisi di House of Commons yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza. (HENRY NICHOLLS / AFP)

Survei soal dukungan untuk penghentian pengiriman senjata ke Israel

Sementara itu, survei juga menilai pendapat responden soal pengiriman senjata AS untuk Israel.

Hasilnya menunjukkan bahwa lebih dari 51 persen warga Yahudi Amerika mendukung keputusan Presiden Joe Biden untuk menahan pengiriman senjata.

Berdasarkan jajak pendapat tersebut, 22,5 persen responden sangat mendukung keputusan Biden, sementara 29,9 persen mendukungnya, 11,7 persen menentang, dan 10,5 persen sangat menentangnya.

Baca juga: Kata Pejabat Israel soal Proposal Gencatan Senjata yang Diumumkan Biden: Tidak Akurat

Sebanyak 25,2 persen lainnya tidak mendukung atau menentang keputusan tersebut.

Sejak Israel memulai perangnya di Jalur Gaza, AS telah memberikan dukungan militer, intelijen, dan diplomatik yang kuat kepada Tel Aviv.

Survei soal protes kampus

Survei tersebut menemukan bahwa 34,4 persen orang Yahudi Amerika memandang protes di universitas sebagai anti-perang dan pro perdamaian, sementara 28,3 persen memandang protes tersebut murni anti-Israel.

Selain itu, 25,3 persen menganggap protes tersebut anti-perang dan juga anti-Israel, dan 11,9 persen mengatakan keduanya bukan keduanya.

Sejak April, universitas-universitas di beberapa negara bagian, termasuk AS, Inggris, Perancis dan Spanyol, telah menyaksikan protes terhadap perang Israel di Gaza.

Demonstran menyerukan administrasi universitas untuk mengakhiri kerja sama mereka dengan institusi-institusi Israel.

Ketika ditanya tentang dukungan mereka terhadap Israel setelah protes, 33 persen mengatakan dukungan mereka meningkat, 43 persen mengatakan dukungan mereka tetap sama, dan 23,4 persen mengatakan dukungan mereka menurun.

Survei solusi dua negara

Mengenai solusi konflik Palestina-Israel, 60 persen responden menganggap solusi dua negara sebagai cara terbaik menuju perdamaian, dengan berbagai kondisi terkait demiliterisasi dan pengakuan Israel sebagai negara Yahudi.

Negosiasi perdamaian terhenti sejak tahun 2014, sebagian besar disebabkan oleh aktivitas pemukiman Israel yang sedang berlangsung di Tepi Barat yang diduduki dan penolakan Israel untuk mendirikan Negara Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Jajak pendapat tersebut menemukan bahwa 11,5 persen mendukung Negara Palestina merdeka tanpa syarat.

Sementara 24 persen mendukungnya dengan syarat mengakui Israel sebagai negara Yahudi.

Selain itu, 16,8 persen mendukung konfederasi antara Israel dan Negara Palestina dengan pengaturan keamanan.

4,8 persen mendukung gagasan emirat “suku” Palestina, dan 3,1 persen mendukung integrasi warga Palestina sebagai warga negara Israel.

Hanya 5,8 persen yang menentang pembentukan negara Palestina, dan 8,8 persen tidak mempunyai pendapat.

Baca juga: Israel Diklaim Sengaja Bebaskan Tahanan Palestina yang Sakit Parah dan Kakinya Diamputasi

Perang Israel-Hamas

Israel telah melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu.

Lebih dari 36.400 warga Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, tewas.

Sementara itu, lebih dari 82.600 lainnya terluka.

Hampir delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ).

Dalam keputusan terbarunya, ICJ memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasinya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved