Rabu, 1 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Ibu-ibu Kecam Netanyahu karena Perlakukan Tentara Israel Layaknya Barang Habis Pakai

Israel kembali terpecah belah, ibu-ibu di Israel menyuarakan protes mereka atas perang yang sedang berlangsung di Gaza.

khaberni/HO
Tentara Israel (IDF) mengevakuasi rekan mereka yang terluka parah dalam pertempuran di Jalur Gaza. Di lingkungan Zaytoun, pasukan IDF dilaporkan menghadapi perlawanan sengit faksi-faksi milisi perlawanan Palestina di mana Brigade Al Qassam, Brigade Al QUds, dan Brigade Martir Al-Aqsa menyatukan serangan mereka terhadap pasukan IDF. - Israel kembali terpecah belah, ibu-ibu di Israel menyuarakan protes mereka atas perang yang sedang berlangsung di Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Israel kembali terpecah belah menurut kolom oponi yang ditulis oleh Sosiolog Amerika, Elana Sztokman, yang diterbitkan oleh The Jerusalem Post.

Ibu-ibu di Israel menyuarakan protes mereka kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu atas perang yang sedang berlangsung di Gaza.

Mereka merasa perlakuan Netanyahu terhadap tentara hanya sebagai barang habis pakai.

Elana mengatakan, para ibu di Israel juga getol menyoroti pengorbanan nyawa anak-anak mereka selama perang.

Dikatakan, pemerintah dianggap kurang memberikan arahan yang jelas.

Mayoritas warga Israel mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap “siklus kekerasan, agenda politik".

Mereka mengritik para pemimpin politik yang hanya mementingan kepentingan pribadi, khususnya Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Berdasarkan kacamata Sztokman, pembantaian di Rafah membuat para ibu memutuskan untuk bersatu dan menyuarakan kecaman terhadap Netanyahu, melalui gerakan "Parents of Soldiers Screaming Enough!".

"Kelompok ini menggarisbawahi perubahan yang meresahkan bagi pemerintah, menantang ekspektasi tradisional akan kepatuhan militer dari orang tua," tegas Sztokman.

Protes mereka, termasuk menggelar aksi demonstrasi di kediaman para menteri dan rumah sakit.

"Inti dari pesan mereka adalah hilangnya kepercayaan terhadap tentara dan kepemimpinan politik Israel," ungkap Sztokman.

Baca juga: Netanyahu Tutup Kuping Tak Peduli Kecaman Dunia, Bakal Lanjutkan Perang di Gaza Hingga Akhir Tahun

"Mengecam Netanyahu karena mengejar kemenangan politik dan agenda politiknya sendiri, dia tetap muak dengan apa yang ia sebut sebagai kekerasan tanpa akhir dan eskalasi yang tidak ada artinya," kata Sosiolog itu.

Dan tetap saja, Netanyahu tampaknya tidak bergeming.

Bahkan tampaknya tidak ada yang menyentuh hatinya.

"Tidak ada sandera yang mati. Tidak ada tentara yang mati. Tidak ada warga Gaza yang mati."

"Tidak ada ancaman kehilangan bantuan Amerika. Tidak ada gelombang antisemitisme yang meningkat di kampus-kampus."

"Tidak ada kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada budaya politik Amerika. Bahkan ancaman penangkapan oleh Pengadilan Kriminal Internasional pun tidak."

"Tidak ada yang menghalangi dia dari tindakannya,” ujarnya.

Sztokman menekankan, jika Israel terus mengabaikan protes pro-Palestina di seluruh dunia sebagai “antisemitisme” belaka dan mengklaim semata-mata bertindak untuk “membela diri”, maka akibatnya akan lebih banyak kematian di semua pihak.

“Ancaman terhadap demokrasi di sini dan di luar negeri adalah nyata. Dan itu tidak sehat bagi orang Yahudi dan makhluk hidup lainnya,” tutupnya.

Belum lama ini, ketika Israel melakukan pembantaian di Rafah, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut Benjamin Netanyahu sebagai vampir yang haus darah, buntut pembantaian di Rafah.

"Komunitas global menyaksikan langsung kebiadan Netanyahu, yang gila, maniak, psikopat, vampir haus darah bernama Netanyahu, dan mereka menyaksikannya melalui siaran langsung," kata Erdogan dalam pidatonya di depan anggota Partai AK, dikutip dari Anadolu pada Rabu (29/5/2024).

Erdogan juga menyentil para kepala negara dan pemerintahan Eropa yang ia anggap diam saja atas situasi di Rafah.

Baca juga: Erdogan Murka, Sebut Netanyahu Bakal Bernasib seperti Adolf Hitler

"Anda telah terlibat dalam vampirisme Israel karena sikap diam Anda," katanya.

"Oh, negara Amerika, darah ini juga ada di tangan Anda. Anda bertanggung jawab atas genosida ini setidaknya sama seperti Israel," ucapnya, seperti dikutip dari Middle East Eye.

Erdogan melanjutkan bahwa tidak ada negara yang aman kecuali Israel meminta hukum internasional dan menganggap dirinya terikat oleh hukum internasional.

Termasuk Turki.

Ia juga mendesak umat Islam mengambil tindakan dan melawan segala bentuk ancaman yang ditimbulkan oleh negara Yahudi.

“Saya ingin menyampaikan beberapa kata kepada dunia Islam dari sini: "Apa yang Anda tunggu untuk mencapai keputusan bersama? Allah akan meminta pertanggungjawaban Anda, kita semua, atas hal ini,” katanya.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan

Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved