Kamis, 2 Oktober 2025

Makna menyeramkan di balik lagu pop propaganda Korea Utara yang banyak disukai Gen Z pengguna TikTok

Lagu yang menyanjung Kim Jong Un banyak disukai pengguna TikTok. Padahal, di balik lagu pop yang ceria itu terdapat sesuatu yang tersembunyi…

BBC Indonesia
Makna menyeramkan di balik lagu pop propaganda Korea Utara yang banyak disukai Gen Z pengguna TikTok 

Popularitas lagu tersebut juga membuat lebih banyak orang mendengarkan lebih banyak musik propaganda Korut.

“Saya berpikir, 'Oh, ini menarik',” kata Matas Kardokas, seorang pria asal Inggris yang membuat video TikTok yang menampilkan berbagai lagu propaganda Korea Utara.

Salah satu videonya menyebut: "Tidak ada seorang pun di kedai kopi trendi yang tahu bahwa saya sedang mendengarkan musik propaganda Korea Utara saat ini".

Video itu telah disukai lebih dari 400.000 pengguna. Hal tersebut mengejutkan Matas.

“Sesuatu dalam diri saya langsung terasa klik dan saya berpikir, 'Hei, saya sedang duduk di kedai kopi sambil mendengarkan ini. Bukankah itu hal paling gila yang bisa Anda bayangkan? Saya harus membuat TikTok tentang ini karena ini bukan pengalaman universal. Tidak ada seorang pun yang akan berhubungan dengan hal ini," katanya.

Ironisnya, banyak orang yang menyadari bahwa pada saat aplikasi milik Tiongkok tersebut mungkin akan dilarang oleh AS, propaganda rezim Komunis telah mencengkeram para penggunanya.

Membaca makna di balik lirik lagu propaganda

Di dunia musik Barat, para penggemar sedang menyimak album baru Taylor Swift, atau menyanyikan rap enam menit Kendrick Lamar yang menghina Drake.

Namun bagi pengamat Korea Utara, lagu berdurasi tiga menit yang dirilis bulan lalu itu punya petunjuk tersendiri.

Rezim Korut punya tradisi menyampaikan perubahan besar di negaranya melalui lagu-lagu, dan pesan dalam "Friendly Father" menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian orang.

Ini bukan lagu pertama yang didedikasikan untuk Kim Jong-un. Namun ada perubahan nyata dalam bahasa dan kosa kata yang digunakan.

Untuk pertama kalinya, Kim disebut sebagai “ayah” dan “Yang Agung” – istilah yang sebelumnya digunakan untuk pemimpin pertama Korea Utara, Kim Il-sung, kakek Kim Jong-un.

Kim Jong-un disebut sebagai "Penerus Hebat" ketika ia mengambil alih kekuasaan pada 2012 setelah kematian ayahnya, Kim Jong-il.

Namun, setelah lebih dari satu dekade berlalu, para analis berpendapat bahwa hal ini mungkin merupakan tanda bahwa ia sedang memperkuat citranya sebagai "Pemimpin Tertinggi" Korea Utara.

Belakangan ini, dia juga mengganti lirik lagu propaganda bertajuk “ayah kami Kim Il-sung” menjadi “ayah kami Kim Jong-un”.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved