Konflik Iran Vs Israel
Teheran Tarik Pasukannya dari Suriah Seusai Israel Serang Kota Isfahan Iran
Iran menarik pasukannya dari Suriah seusai Israel menyerang kota Isfahan, Jumat (19/4/2024) kemarin.
Serangan berdarah itu menewaskan sedikitnya tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), dua di antaranya adalah jenderal.
Iran pun terdorong untuk melancarkan serangan rudal dan drone langsung pertama kalinya terhadap Israel pada 13-14 April 2024.
Serangan Kota Isfahan
Ketegangan di kawasan pun semakin parah.
Media pemerintah Iran melaporkan pada hari Jumat (19/4/2024) bahwa negara tersebut telah mengaktifkan sistem pertahanan udaranya di pusat kota Isfahan, untuk menjatuhkan tiga objek udara, di tengah suara ledakan.
Penerbangan dihentikan sebentar di banyak wilayah di negara itu, sebelum peringatan dicabut.
Stasiun penyiaran AS, mengutip pejabat senior Amerika, melaporkan bahwa rudal Israel telah menghantam Isfahan.
Baca juga: TV Iran Remehkan Serangan Israel, Sebut 3 Benda Kecil Tak Dikenal Dicegat Sistem Pertahanan Udara
Para pejabat Iran mengatakan mereka masih mengkonfirmasi sumber serangan drone tersebut, sementara Israel belum mengomentari insiden tersebut.
Kunjungan Presiden Iran ke Pakistan
Presiden Iran Ebrahim Raisi mengancam akan memusnahkan rezim Zionis jika terjadi serangan besar di Iran.
"Serangan Israel ke wilayah Iran dapat mengubah dinamika secara radikal dan mengakibatkan tidak ada lagi yang tersisa dari rezim Zionis," kata Raisi selama kunjungannya ke Pakistan, dikutip kantor berita resmi IRNA, Selasa (23/4/2024).
Saat ini Raisi sedang berkunjung ke Pakistan.
Tur Raisi ke Pakistan sudah dimulai dari Senin (22/4/2024) kemarin.
Bagaimana pandangan Pakistan menanggapi ketegangan Iran-Israel pun menjadi sorotan.
Pada Minggu (14/4/2024), sehari setelah serangan Iran terhadap Israel, Kementerian Luar Negeri Pakistan mengeluarkan pernyataan yang menyerukan de-eskalasi.
Menurut Pakistan, peristiwa itu dianggap sebagai “konsekuensi dari gagalnya diplomasi”.
“Hal ini juga menggarisbawahi dampak buruk jika Dewan Keamanan PBB tidak mampu memenuhi tanggung jawabnya menjaga perdamaian dan keamanan internasional,” kata pernyataan kementerian tersebut.
Pakistan menegaskan perlunya upaya internasional untuk mencegah permusuhan lebih lanjut di wilayah tersebut dan untuk gencatan senjata di Gaza.
Pakistan tidak mengakui Israel dan tidak memiliki saluran komunikasi langsung dengan Israel.
Islamabad merupakan negara mayoritas Sunni.
Sementara warga Iran, mayoritas Syiah.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.