Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Joe Biden Bungkam Mahasiswa AS Pro-Palestina, Tangkap 100 Demonstran Anti-Perang Israel

Joe Biden menemui anggota DPR Ocasio-Cortez yang menolak dukungan AS untuk Israel. Ini terjadi usai 100 mahasiswa ditangkap dalam demo pro-Palestina.

X
Mahasiswa di Yale University (kiri) dan di Universitas Columbia (kanan) memprotes Presiden AS Joe Biden dan pemerintahannya yang mendukung genosida Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, Selasa (23/4/2024). 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, bertemu dengan Anggota DPR Alexandria Ocasio-Cortez dan dua anggota parlemen liberal terkemuka yang menentang perang Israel di Jalur Gaza.

Joe Biden ditemani Senator Bernie Sanders dan Ed Markey ketika memasuki ruang Oval pada Selasa (23/4/2024) untuk membahas aspirasi dari rakyatnya di tengah gelombang protes mahasiswa AS.

"Saya sudah lama belajar untuk mendengarkan wanita itu," kata Joe Biden merujuk pada Ocasio-Cortez, yang bulan lalu mengkritik Joe Biden karena dukungannya terhadap genosida Israel di Gaza.

"Kami juga akan berbicara lebih banyak tentang belahan dunia lain," lanjutnya.

Pertemuan itu digelar setelah protes para mahasiswa di kampus-kampus AS, termasuk Yale, Columbia, New York dan universitas lain yang menolak dukungan AS untuk Israel.

Lebih dari 100 mahasiswa yang mengikuti demonstrasi tersebut ditangkap.

Mengkritik Israel Bukanlah Anti-Semitisme

Sebelumnya, Joe Biden mengatakan pemerintah AS harus melindungi komunitas Yahudi, merujuk pada gelombang demonstrasi diakhirinya agresi Israel di Jalur Gaza.

“Bahkan dalam beberapa hari terakhir, kita telah menyaksikan pelecehan dan seruan untuk melakukan kekerasan terhadap orang Yahudi. Anti-Semitisme yang terang-terangan ini tercela dan berbahaya, dan sama sekali tidak memiliki tempat di kampus universitas, atau di mana pun di negara kita,” katanya, Minggu (21/4/2024).

Sementara itu, pengorganisir mahasiswa Universitas Columbia menolak tuduhan anti-Semitisme yang dilontarkan Joe Biden.

"Beberapa pengorganisir (demonstran) adalah orang Yahudi," katanya, merujuk pada orang-orang Semit yang juga memprotes Israel, Selasa.

Orang Semit adalah kelompok etnis, budaya, atau ras yang terkait dengan masyarakat Timur Tengah, termasuk Arab, Yahudi, Akkadia, dan Fenisia.

Baca juga: Joe Biden Diam-Diam Kirim Senjata Perang Senilai 1 Miliar Dolar AS ke Israel

Menurutnya, media AS dan Barat yang pro-Israel menggunakan istilah Semit untuk merujuk pada teroris (Israel) yang tidak mewakili orang-orang Yahudi.

Leah Salem, seorang mahasiswa tahun kedua di Universitas Barnard, mengatakan kepada Reuters bahwa dia adalah salah satu dari 15 mahasiswa Yahudi yang ditangkap di Columbia Park minggu lalu.

“Sangat jelas bagi kami bahwa orang-orang di luar tidak memahami arti dari kamp ini,” katanya.

"Mengkritik Israel bukanlah anti-Semitisme," tambahnya, dikutip dari Al Arabi.

Akibat aksi protes itu, Presiden Universitas Columbia membatasi akses masuk ke kampus selama seminggu.

Sejumlah mahasiswa dan dosen diberhentikan karena sikap mereka yang menentang pendudukan Israel di Palestina.

Sementara mahasiswa yang ditangkap terancam mendapat tindakan disiplin yang mungkin memaksa mereka menangguhkan studi mereka.

Namun meski sekitar 100 mahasiswa telah ditangkap, ratusan mahasiswa tetap melanjutkan aksi duduk damai mereka selama enam hari berturut-turut.

Jumlah Korban

Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 34.151 jiwa dan 77.084 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (24/4/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Xinhua News.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).

Israel memperkirakan, ada kurang lebih 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, ada lebih dari 8.000 warga Palestina yang berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved