Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Negosiasi Gencatan Senjata di Gaza Gagal Menjelang Ramadhan, Hamas: Kami Terus Berusaha

Hamas menyebut, meski kesepakatan gencatan senjata di Gaza gagal menjelang Ramadhan, mereka tetap terus berusaha agar bisa segera mengakhiri agresi.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nuryanti
Mahmud HAMS / AFP
Anggota Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas, yang bertopeng, berbaris dalam unjuk rasa di Kota Gaza pada 20 Juli 2022. - Alotnya perundingan gencatan senjata antara Hamas dengan Israel membuat negosiasi menjadi gagal. Padahal, bulan suci Ramadhan tinggal menghitung hari. Meski gagal, Hamas akan terus berusaha untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata. 

"Saat ini hal ini ada di tangan Hamas. Israel telah bekerja sama. Ada tawaran yang masuk akal," kata Biden.

"Jika kita sampai pada situasi di mana pertempuran terus berlanjut hingga Ramadhan, itu akan sangat berbahaya," lanjutnya.

Alotnya Perundingan

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (Kiri) berjabat tangan dengan Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani usai pertemuan dan konferensi pers mereka di Doha pada 13 Oktober 2023.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (Kiri) berjabat tangan dengan Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani usai pertemuan dan konferensi pers mereka di Doha pada 13 Oktober 2023. (KARIM JAAFAR / AFP)

Negosiasi selama tiga hari dengan Hamas mengenai gencatan senjata di Gaza, gagal mencapai terobosan.

Padahal, kurang dari seminggu lagi bulan suci Ramadhan akan tiba.

Hamdah Salhut dari Al Jazeera mengatakan pada hari Selasa bahwa putaran terakhir perundingan di Kairo, Mesir, "berakhir dengan kebuntuan" dan tidak jelas apa yang akan terjadi selanjutnya.

Baca juga: Negosiasi Gencatan Senjata Berakhir Tanpa Ada Putusan, Hamas Ingatkan Syarat Pertukaran Tahanan

"Israel mengatakan mereka menunggu tanggapan Hamas, sementara Hamas mengatakan mereka menunggu tanggapan Israel," katanya, dikutip dari Al Jazeera.

"Mediator yang berada di tengah-tengah berusaha menjembatani kesenjangan ini dengan mencoba menemukan solusi antara kedua belah pihak, namun tampaknya ada masalah yang tidak dapat diselesaikan," ungkapnya.

Hamas telah menolak untuk melepaskan sekitar 100 sandera yang disanderanya, dan sekitar 30 sandera lainnya, kecuali Israel mengakhiri serangannya, menarik diri dari Gaza dan melepaskan sejumlah besar tahanan Palestina, termasuk para pejuang yang menjalani hukuman seumur hidup.

Pejabat senior Hamas, Osama Hamdan mengatakan pada hari Selasa bahwa kelompoknya menginginkan gencatan senjata permanen, bukan jeda enam minggu, dan “penarikan total” pasukan Israel.

"Keamanan dan keselamatan rakyat kami hanya bisa dicapai dengan gencatan senjata permanen, diakhirinya agresi dan penarikan diri dari setiap inci Jalur Gaza," kata Hamdan di Beirut.

Baca juga: Desak Hamas soal Gencatan Senjata, Biden Sebut Israel Kooperatif: Keputusan Ada di Tangan Hamas

Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menolak secara terbuka tuntutan tersebut dan berulang kali berjanji untuk melanjutkan perang sampai Hamas dibubarkan.

Israel ingin Hamas menyerahkan daftar tawanan yang masih hidup, serta rasio tawanan per tahanan yang diupayakan dalam setiap kesepakatan pembebasan.

Pemimpin senior Hamas, Bassem Naim mengatakan kepada kantor berita AFP pada hari Senin bahwa kelompoknya tidak mengetahui siapa saja tawanan yang masih hidup dan mati.

"Siapa di antara (para tawanan) yang hidup atau mati, terbunuh karena serangan atau kelaparan, kami tidak mengetahui," kata Naim.

Pada pembicaraan Dialog Strategis AS-Qatar pada hari Selasa, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mendesak Hamas untuk menerima rencana gencatan senjata.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved