Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Ingatkan Kejadian Tahun 2000, Anggota Parlemen Hizbullah ke Israel: Senjata Kelas Berat Belum Keluar

Dia juga mewanti-wanti Israel kalau Hizbullah belum mengeluarkan senjata kelas berat mereka.

tangkap layar
LUNCURKAN 100 RUDAL - ILUSTRASI rudal Hizbullah. Kelompok perlawanan Lebanon ini Selasa (27/2/2024) dilaporkan sudah menembakkan 100 roket ke wilayah Israel termasuk pangkalan udara Meron sebagai balasan serangan mematikan Jet Israel yang menewaskan Komandan Komando Timur Hizbullah pada Senin. 

Ingatkan Kejadian Tahun 2000, Anggota Parlemen Hizbullah ke Israel: Senjata Kelas Berat Belum Keluar

TRIBUNNEWS.COM - Kepala Blok Loyalitas terhadap Perlawanan di Lebanon, Anggota Parlemen, Mohammad Raad, menegaskan kalau gerakan perlawanan Lebanon belum menggunakan seluruh senjatanya.

Dia juga mewanti-wanti Israel kalau Hizbullah belum mengeluarkan senjata kelas berat mereka.

"Senjata besar perang belum dikerahkan," ujar Raad.

Baca juga: Rudal Anti-Tank Hizbullah Koyak Pemukiman Margaliot Israel, 1 Tewas dan 7 Luka-luka

Dalam acara peringatan di kota Kfar Melki di Lebanon Selatan, Raad juga mengingatkan Israel soal kejadian pada tahun 2000 silam.

Raad menekankan kalau Israel menarik pasukannya pada Mei 2000 hanya setelah menghadapi serangan Hizbullah tanpa henti.

Dia menambahkan Hizbullah bertekad untuk menghadapi agresi Israel dan mencegah pelaksanaan agendanya yang bertujuan melanggar kedaulatan Lebanon.

Raad menjelaskan kalau milisi perlawanan menganut "persamaan pencegahan yang tepat yang diterapkan pada pendudukan Israel, yang berupaya untuk menghindari persyaratan status quo namun tidak dapat membatalkannya."

“Ketika Anda kuat dalam menghadapi musuh Israel dan memiliki sarana untuk menunjukkan kemampuan ini, pihak lain akan menyerah, bukan sebaliknya,” tegas Raad.

Dia mengatakan kalau Israel tidak akan memperluas perang ke Lebanon karena mereka dipaksa melakukan hal tersebut oleh Hizbullah.

Hizbullah, kata dia, telah menggarisbawahi secara tegas aksi balasan yang seusai terhadap pelanggaran aturan keterlibatan Israel terkait konflik di perbatasan yang makin gencar sejak 8 Oktober 2023.

“Penyimpangan dari aturan-aturan ini akan menyebabkan bencana besar,” tegas anggota parlemen Hizbullah itu.

Raad mengatakan kalau para pejabat Israel telah mengembangkan rasa takut yang kompleks sebagai tanggapan terhadap kehadiran Hizbullah di Lebanon.

Dia juga mengatakan, perasaan seperti itu ada di kalangan orang Israel.

Mengenai dukungan Amerika Serikat terhadap perang pendudukan Israel di Gaza, Raad menyatakan bahwa "Amerika [mendorong] Israel untuk melanggar [semua garis merah] di Gaza," dan menambahkan bahwa rezim kriminal Israel kini "melepaskan" agresi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Gaza.

Dia kemudian menyandingkan situasi di Gaza dan situasi di Lebanon, dengan bertanya secara retoris, "Mengapa mereka tidak bisa melakukan hal yang sama di Lebanon?"

Dia menekankan bahwa Perlawanan di Lebanon "tidak mengharapkan perang tetapi selalu siap menghadapinya, dan musuh Israel tahu bahwa konsekuensinya akan sangat buruk."

Dia jga mengaskan kalau Hizbullah siap menghadapi musuh jika musuh melakukan kesalahan perhitungan dan upaya untuk melanggar pencegahan yang dilakukan oleh Perlawanan.

“Kami bersabar untuk menghindari perang terbuka yang menghancurkan, [...] di mana pihak yang paling dirugikan dan [yang akan menderita kerugian strategis] adalah musuh Zionis,” Raad menggarisbawahi.

Pejuang Hizbullah telah terlibat dalam operasi skala luas yang mencakup seluruh wilayah dekat perbatasan Lebanon-Palestina, melancarkan serangan terhadap situs dan pasukan pendudukan Israel sejak tanggal 8 Oktober.

Melalui operasi ini, Hizbullah telah menegaskan dukungannya yang tak tergoyahkan kepada rakyat Palestina dan Perlawanan mereka di Jalur Gaza, yang menghadapi agresi Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya yang telah menewaskan lebih dari 30.000 orang dan melukai lebih dari dua kali lipat jumlahnya.

Baru-baru ini, pasukan Israel meningkatkan tindakan mereka yang melanggar kedaulatan Lebanon dengan mencoba menyusup ke perbatasan, dekat kota Rmeish.

Pejuang Hizbullah berhasil menemukan dan menggagalkan infiltrasi yang gagal pada Minggu tengah malam, melancarkan serangan langsung ke dua kekuatan berbeda dalam waktu satu jam dan memaksa penjajah mundur. 

(oln/almydn/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved