Konflik Palestina Vs Israel
Paus Fransiskus Minta Hentikan Perang di Gaza: Saya Sedih Atas Penderitaan Rakyat Palestina
Paus Fransiskus mendesak untuk segera dimulainya gencatan senjata di Gaza sebelum korban jiwa bertambah banyak.
TRIBUNNEWS.COM - Desakan gencatan senjata segera di Gaza telah diserukan oleh Paus Fransiskus.
Dalam pesan Angelus mingguannya, Paus Fransiskus merasa sedih atas penderitaan rakyat Palestina akibat perang di Gaza antara Hamas dengan Israel.
"Dalam hati saya sedih atas penderitaan rakyat Palestina dan Israel," kata Paus Fransiskus, Minggu (3/3/2024), dikutip dari WAFA.
Kehancuran yang sangat besar, kata Paus, menyebabkan penderitaan dan mempunyai konsekuensi yang mengerikan bagi kelompok kecil dan tidak berdaya.
Maka dari itu, Paus Fransiskus menyerukan untuk segera diakhirinya perang antara Hamas dengan Israel.
"Benarkah ini rencana kita untuk membangun dunia yang lebih baik? Berhenti, cukup," tegasnya.
Wapres AS Kamala Harris Desak Gencatan Senjata

Tak hanya Paus Fransiskus, Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Kamala Harris menyerukan gencatan senjata segera dan mengeluarkan teguran kepada Israel.
"Mengingat besarnya skala penderitaan di Gaza, harus ada gencatan senjata segera setidaknya selama enam minggu ke depan, dan itulah yang saat ini sedang dibahas," kata Harris, dikutip dari Al Jazeera.
Harris mengatakan, dengan diberlakukannya gencatan senjata segera, maka para sandera dapat segera dibebaskan dan bantuan untuk warga Gaza semakin banyak disalurkan.
Harris mengatakan, Israel harus berbuat lebih banyak untuk memungkinkan pengiriman bantuan ke Gaza.
Baca juga: AS Jatuhkan Bantuan ke Gaza Melalui Pesawat, Pejabat PBB Sebut Banyak Masalah: Itu Solusi Terakhir
Termasuk membuka penyeberangan perbatasan baru dan berkomitmen untuk tidak menerapkan “pembatasan yang tidak perlu”.
Pernyataan Harris ini termasuk kritik paling keras terhadap Israel yang disampaikan oleh pemerintahan Presiden Joe Biden.
"Masyarakat di Gaza kelaparan. Kondisinya tidak manusiawi dan rasa kemanusiaan kita memaksa kita untuk bertindak," ucap Harris.
"Pemerintah Israel harus berbuat lebih banyak untuk meningkatkan aliran bantuan secara signifikan. Tidak ada alasan," lanjutnya.
Harris juga membahas insiden hari Kamis di mana lebih dari 100 warga Palestina terbunuh ketika mereka mencoba mengakses bantuan makanan di Kota Gaza.
"Terlalu banyak warga Palestina yang tidak bersalah telah terbunuh."
"Hati kami hancur untuk para korban tragedi mengerikan itu," ungkapnya.
Harris Menantang Hamas

Baca juga: Krisis Pangan, Keluarga di Gaza Terpaksa Konsumsi Kaktus Mentah
Tak hanya mengkritik Israel, Kamala Harris juga menantang Hamas untuk menerima persyaratan perjanjian gencatan senjata yang menurut pejabat AS telah diterima secara luas oleh Israel.
"Hamas harus menyetujui kesepakatan itu," katanya, dikutip dari Al Jazeera.
"Mari kita lakukan gencatan senjata. Mari kita satukan kembali para sandera dengan keluarga mereka. Dan mari kita berikan bantuan segera kepada masyarakat Gaza," lanjutnya.
Komentar Harris muncul ketika Biden menghadapi tekanan yang meningkat dari pemilih sayap kiri atas dukungannya terhadap Israel menjelang pemilihan presiden bulan November.
Partai Demokrat semakin khawatir bahwa sikap Biden terhadap perang ini akan merugikannya dalam perolehan suara, terutama di Michigan.
Baca juga: Terjadi Lagi, Israel Bunuh Puluhan Warga Palestina di Gaza yang Sedang Antre Bantuan
Michigan merupakan salah satu dari segelintir negara bagian yang menjadi medan pertempuran yang kemungkinan besar akan menentukan hasil pemilu.
Selama pemilihan pendahuluan Partai Demokrat di Michigan pekan lalu, lebih dari 100.000 pemilih memberikan suara “tidak berkomitmen” sebagai teguran terhadap posisi presiden mengenai Gaza.
Biden mengalahkan Michigan, yang merupakan salah satu negara dengan populasi Muslim terbesar di AS, dengan hanya selisih sekitar 150.000 suara pada tahun 2020.
Mantan Presiden Donald Trump memenangkan Michigan dengan kurang dari 11.000 suara pada tahun 2016, menjadi orang Partai Republik pertama yang memenangkan negara bagian Midwestern sejak tahun 1988.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.