Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Tuduh Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Gunakan Sandera sebagai Tamengnya Agar Tak Ditangkap

Militer Israel meyakini pemimpin Hamas, Yahya Sinwar berada di Gaza dan menggunakan sandera sebagai tamengnya agar tak tertangkap.

jn/screencapture
Pemimpin Gerakan Hamas, Yahya Sinwar di Jalur Gaza. Sinwar dikabarkan menjadi orang nomor satu yang masuk dalam daftar bunuh tentara Israel. 

Dalam beberapa hari terakhir, beberapa pejabat berspekulasi bahwa Sinwar mungkin telah pindah beberapa mil jauhnya ke Rafah.

Para pejabat Israel secara terbuka membantah klaim pers bahwa Sinwar melarikan diri melewati perbatasan.

Operasi Militer di Rafah Tetap Dilakukan

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan dirinya tidak berniat menduduki Gaza secara permanen maupun menggusur penduduk Gaza. JERUSALEM POST
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan dirinya tidak berniat menduduki Gaza secara permanen maupun menggusur penduduk Gaza. JERUSALEM POST (JERUSALEM POST)

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, operasi militer di Rafah akan tetap dilakukan, meski gencatan senjata di Gaza disepakati dengan Hamas.

"Ya, kemenangan sudah dekat, dan Anda tidak bisa meraih kemenangan sampai Anda melenyapkan Hamas," katanya kepada reporter CBS, dikutip dari The New Arab.

"Kita tidak bisa meninggalkan seperempat batalyon Hamas di Rafah dan berkata, ya, tidak apa-apa, mereka akan berada di sana."

"Ini seperti mengatakan seperempat ISIS akan dibiarkan dan memiliki wilayah yang ditentukan karena Anda tahu, mereka akan tetap berada di sana, segera menyusun kembali diri mereka sendiri," ungkapnya.

Baca juga: Brigade Al-Qassam Ledakkan Rumah Berisi 15 Tentara Israel, Jebak dan Sergap Musuh hingga Tewas

Netanyahu menegaskan kembali tujuan perangnya untuk "menghancurkan Hamas, membebaskan para sandera, dan memastikan bahwa Gaza tidak menimbulkan ancaman".

Dia sebelumnya menolak proposal gencatan senjata Hamas yang akan membebaskan para sandera dengan imbalan Israel membebaskan tahanan Palestina, segera memberlakukan gencatan senjata, dan menarik pasukan dari Gaza.

"Jadi kemenangan total penting untuk mencapai tujuan perang untuk menghancurkan Hamas, membebaskan sandera, dan memastikan bahwa Gaza tidak menimbulkan ancaman."

"Namun menurut saya juga penting untuk masa depan Timur Tengah yang damai," ungkapnya.

Badan-badan bantuan telah memberikan peringatan atas situasi di Gaza dengan penderitaan yang luar biasa di Rafah yang padat penduduknya.

Bahkan sekutu seperti AS dan Inggris telah memperingatkan Israel terhadap serangan terhadap Rafah yang mungkin membahayakan warga sipil.

Baca juga: Tentara Amerika yang Bakar Diri di Depan Kedubes Israel Dinyatakan Tewas

Gencatan Senjata Bisa Terjadi Senin Depan

Presiden AS Joe Biden berbicara pada Makan Malam First in the Nation Carolina Selatan di South Carolina State Fairgrounds di Columbia, Carolina Selatan, pada 27 Januari 2024.
Presiden AS Joe Biden berbicara pada Makan Malam First in the Nation Carolina Selatan di South Carolina State Fairgrounds di Columbia, Carolina Selatan, pada 27 Januari 2024. (Kent Nishimura / AFP)

Presiden AS, Joe Biden menaruh harapan besar terjadinya gencatan senjata antara Israel dengan Hamas di Jalur Gaza.

Biden berharap, gencatan senjata antara Israel dengan Hamas ini bisa terjadi pada Senin pekan depan.

"Saya berharap pada awal akhir pekan. Akhir akhir pekan. Penasihat keamanan nasionalku memberitahuku bahwa kita sudah dekat. Kami dekat. Kita belum selesai. Harapan saya adalah Senin depan kita bisa melakukan gencatan senjata," ujar Biden, dikutip dari Arab News.

Baca juga: Hamas: Kematian Pilot Aaron Bushnell Jadi Tanggung Jawab AS yang Dukung Israel

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved