Konflik Palestina Vs Israel
Arab Saudi Ancam Israel, Akan Hadapi Dampak Serius Jika Nekat Operasi Darat ke Rafah
Di Rafah saat ini terdapat 1,4 juta warga Palestina mencari tempat berlindung yang aman setelah diusir dari rumah mereka akibat pemboman Israel.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Arab Saudi mengeluarkan peringatan terbaru ke Israel, mereka akan menerima dampak serius jika nekat menggelar operasi darat besar-besaran ke Rafah di Gaza Selatan.
Operasi darat Israel di Gaza Selatan diyakini akan memicu bencana kemanusiaan yang hebat bagi rakyat Gaza.
Peringatan tersebut disampaikan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi kepada Israel dan sekutunya akan merealisasikan langkah tersebut.
Israel beralibi, operasi darat besar-besaran ke Rafah akan mampu menekan Hamas.
Sementara, saat ini Rafah merupaka tempat perlindungan terakhir bagi warga sipil Palestina yang menjadi pengungsi di Jalur Gaza setelah tempat tinggal mereka di Gaja Utara dan Gaza tengah dihancurkan oleh Israel sejak operasi darat dilakukan Israel di Oktober 2023.
Pernyataan Kemenlu Arab Saudi yang diunggah Sabtu, 10 Februari 2024 mengecam “penyerbuan dan penargetan” yang diperkirakan terjadi di Rafah, Gaza.
Di Rafah saat ini terdapat sekitar 1,4 juta warga Palestina mencari tempat berlindung yang aman setelah diusir dari rumah mereka akibat pemboman Israel.
Rafah adalah “jalan terakhir bagi ratusan ribu warga sipil yang terpaksa melarikan diri akibat agresi brutal Israel,” kata Riyadh.
“Kerajaan menegaskan penolakannya dan kecaman keras atas deportasi paksa mereka dan memperbarui tuntutannya untuk gencatan senjata segera," sebut Arab Saudi dalam pernyataan kecamannya ke Israel.
Pernyataan itu muncul satu hari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan militernya membuat rencana untuk mengevakuasi warga sipil yang berkerumun di Rafah ketika para komandan bersiap menyerang benteng terakhir Hamas di wilayah kantong Palestina. Populasi kota sebelum perang adalah sekitar 280.000 orang.
Netanyahu menolak seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata dan menegaskan bahwa hanya “kemenangan total” atas Hamas yang akan membuat Israel aman dari serangan yang memicu perang terbaru di kawasan itu pada bulan Oktober.
Israel melancarkan serangan udara di Rafah pada hari Sabtu, menewaskan sedikitnya 44 orang, menurut Hamas.
Baca juga: Pembantaian Rafah Dimulai, Anak-anak Palestina Mandi Darah Karena Bom Israel: Ambulans Pun Dihajar
Sebanyak 28.000 orang lebih telah terbunuh di Gaza sejak perang dimulai, menurut otoritas kesehatan yang dikelola Hamas.
PBB melaporkan bahwa 85 persen penduduk terpaksa mengungsi dari rumah mereka, dan 570.000 warga Gaza menderita kelaparan. Konflik dimulai ketika pejuang Hamas menyerbu desa-desa Israel, menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menyandera ratusan orang kembali ke Gaza.
Kementerian Luar Negeri Saudi menyarankan agar Israel dan pendukungnya bertanggung jawab atas apa yang terjadi di Rafah.
Baca juga: Sebut 4 Batalion Hamas Ada di Rafah, Netanyahu Ungkit Soal Amalek: Pemusnahan Massal Warga Sipil?
Konflik Palestina Vs Israel
Israel Gempur Gaza Tanpa Henti, 106 Tewas dan Ribuan Warga Terpaksa Mengungsi |
---|
Saham-saham Israel Anjlok Setelah Netanyahu Pidato tentang Super-Sparta |
---|
FOTO-FOTO Menlu AS dan PM Israel Gali Terowongan di Bawah Masjid Al-Aqsa |
---|
Gaza Membara, Operasi Darat Resmi Dilancarkan Israel, AS Beri Dukungan Penuh |
---|
Netanyahu Dikeroyok Negara Arab, Terancam Kena Sanksi Ekonomi hingga Putus Diplomasi |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.