Konflik Palestina Vs Israel
Australia Kecewa Netanyahu Tolak Seruan Pembentukan Negara Palestina: Merusak Prospek Perdamaian
Pemerintah Australia mengatakan pernyataan Netanyahu telah merusak prospek perdamaian.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Australia sangat kecewa dengan komentar Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang menolak seruan internasional mengenai jalan menuju negara Palestina.
Kekecewaan Australia ini disampaikan oleh asisten Menteri Luar Negeri, Tim Watts.
Pemerintah Australia lantas mengatakan pernyataan Netanyahu merusak prospek perdamaian.
Australia pun mendesak Israel untuk memenuhi komitmennya menegakkan hukum internasional dalam operasi militernya di Gaza.
Pasalnya, kini jumlah korban tewas di Gaza telah melampaui 25.000 orang.
Watts mengatakan, pemerintah Australia masih percaya bahwa pasca-konflik tidak akan ada pengurangan luas wilayah Gaza dan tidak akan ada kehadiran permanen Israel di Gaza.
“Kami telah meminta komentar, sejujurnya, seperti komentar Netanyahu baru-baru ini yang melemahkan prospek penyelesaian negosiasi jangka panjang atas perselisihan yang sedang berlangsung ini,” ujarnya kepada Sky News, Senin (22/1/2024).
“Kami juga menyerukan hambatan lain terhadap perdamaian seperti aktivitas pemukiman ilegal di Tepi Barat," jelas dia.
Menurutnya, pemerintah Australia telah jelas dan konsisten sejak pecahnya konflik ini, dilansir The Guardian.
Australia sebelumnya menyampaikan, Israel mempunyai hak untuk mempertahankan diri terhadap serangan yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023.
“Kekerasan seksual yang mengerikan, pembunuhan yang mengerikan, penculikan sandera yang masih ditahan di Gaza lebih dari 100 hari setelah serangan mengerikan tersebut," kata Watts mengutip pernyataan pemerintah Australia.
Baca juga: Perpecahan di Israel, Keluarga Sandera Serbu Rapat Knesset dan Dirikan Tenda di Halaman Netanyahu
“Kami juga telah mengatakan bahwa cara Israel menggunakan hak membela diri sangatlah penting, dan meskipun Hamas secara terang-terangan melanggar hukum internasional (dan) hukum humaniter internasional, Israel sebagai negara demokrasi mempunyai standar yang lebih tinggi, seperti yang diterapkan oleh semua negara demokrasi pada diri mereka sendiri."
“Jadi kami telah memperjelas bahwa prinsip-prinsip hukum internasional seperti proporsionalitas, perbedaan, dan kehati-hatian harus dijunjung tinggi oleh Israel," terangnya.
Ia mengatakan, hilangnya nyawa tak berdosa di Gaza merupakan hal yang mengerikan dan harus dihentikan.
Watts menegaskan, gencatan senjata yang berkelanjutan harus mencakup kembalinya sandera dan penghentian serangan roket dari Hamas ke Israel.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.