Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Ngebom Tanpa Izin AS, Israel Cuci Tangan: Kami Tak Targetkan Hizbullah, Hamas: Pengecut!

Israel sepertinya sangat paham atas risiko pengeboman yang mereka lakukan di negara orang, perang akan meluas dan Lebanon akan membalas

X @eyeonpalestine
Pemandangan di Kota Beirut, Lebanon, setelah drone Israel membunuh wakil kepala biro politik Hamas, Saleh Al-Arouri, dan 6 anggota Hamas lainnya pada Selasa (2/1/2024) malam. 

“Saya mengucapkan selamat kepada tentara Israel (IDF), Shin Bet, Mossad dan pasukan keamanan atas pembunuhan pemimpin Teroris Hamas Saleh Al-Arouri,” katanya di media sosial.

Tak Izin AS Mau Serang Wilayah Lebanon

Axios melansir, dua pejabat AS mengatakan kalau Israel memang berada di balik serangan pada Selasa malam tersebut.

Namun, mereka mengklaim bahwa Israel tidak memberi tahu Gedung Putih sebelum serangan tersebut.

Seorang pejabat senior Israel membenarkan kalau Israel tidak memberi tahu AS sebelumnya .

Meski begitu, dia mengatakan IDF memberi tahu Gedung Putih "saat operasi sedang berlangsung."

Pimpinan Hamas, Saleh al-Arouri tewas usai Israel melakukan penyerangan dengan menggunakan pesawat tanpa awak di ibu kota Lebanon, Beirut pada Rabu (3/1/2024).
Pimpinan Hamas, Saleh al-Arouri tewas usai Israel melakukan penyerangan dengan menggunakan pesawat tanpa awak di ibu kota Lebanon, Beirut pada Rabu (3/1/2024). (Amr Abdallah Darsh/Reuters)

Sosok Saleh al-Arouri

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah secara terbuka memperingatkan Israel beberapa minggu lalu agar tidak mencoba membunuh para pemimpin Hamas di Beirut.

Ia mengancam akan memberikan tanggapan keras jika hal itu terjadi.

Adapun Saleh al-Arouri merupakan komandan militer Brigade Al Qassam di Tepi Barat yang diduduki.

Araouri disebut berupaya memperkuat kehadiran gerakan pembebasan Palestina tersebut di sana dengan mendanai dan merencanakan operasi melawan pasukan Israel.

Dia juga baru-baru ini digambarkan sebagai “salah satu arsitek” operasi Banjir Al-Aqsa, di mana Hamas dan faksi perlawanan Palestina lainnya menyerang pangkalan militer dan permukiman Israel di wilayah Gaza pada 7 Oktober.

Pada tahun 1992, dia ditawan dan dipenjarakan oleh tentara Israel selama 18 tahun.

Pada tahun 2015, ia ditetapkan sebagai teroris oleh Departemen Luar Negeri AS.

Pada tahun 2017, ia terpilih sebagai wakil pemimpin Biro Politik Hamas.

Kemudian, pada tahun 2018, Departemen Luar Negeri AS mengumumkan hadiah sebesar $5 juta untuk setiap informasi yang mengarah pada penangkapannya.

Arouri memainkan peran penting dalam melaksanakan “Operation Faithful To The Free” (Operasi Yakin untuk Merdeka) yang berujung pada pertukaran tentara Israel Gilad Shalit dengan 1.027 tahanan Palestina, termasuk Yahya Sinwar, pemimpin politik utama Hamas di Gaza.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved