Kamis, 2 Oktober 2025

Merasa Terus Diprovokasi, Korea Utara Siap Hadapi Perang Nuklir Melawan AS

Korea Utara kini menyiagakan kemampuan senjata nuklirnya untuk mengantisipasi perang nuklir melawan Amerika Serikat.

Editor: Choirul Arifin
STR/KCNA MELALUI KNS/AFP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyampaikan pidato pada Sesi ke-9 Majelis Rakyat Tertinggi DPRK ke-14 di Aula Majelis Mansudae di Pyongyang. 

TRIBUNNEWS.COM, PYONGYANG - Korea Utara kini menyiagakan kemampuan senjata nuklirnya untuk mengantisipasi perang nuklir melawan Amerika Serikat (AS), setelah negara ini merasa terus-menerus diprovokasi oleh AS.

Terbaru, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sudah meminta militernya untuk mempercepat persiapan perang dan melakukan percepatan program nuklir.

Kantor berita KCNA Kamis (28/12/2023) lalu mengabarkan Kim Jong Un menyampaikan perintah terbaru kepada militernya pada pertemuan partai akhir tahun negara.

Kim diperkirakan akan mengungkap keputusan-keputusan kebijakan penting untuk tahun 2024.

Perintah Kim Jong Un tersebut dikeluarkan hanya berselang seminggu setelah Kim menyampaikan pesan secara luas bahwa Korea Utara tidak akan ragu melancarkan serangan nuklir jika diprovokasi dengan senjata nuklir.

"Kim meminta partai (yang berkuasa) untuk lebih mempercepat persiapan perang di berbagai sektor, termasuk senjata nuklir dan pertahanan sipil," tulis KCNA mengutip perkataan sang pemimpin.

Kim juga menekankan bahwa situasi militer di semenanjung Korea telah menjadi ekstrem karena konfrontasi anti-Utara yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Amerika Serikat.

Tantangan Dari Korea Selatan, AS, dan Jepang

Korea Selatan bersama Amerika Serikat dan Jepang telah meningkatkan kerja sama pertahanan dalam menghadapi serangkaian uji coba senjata Korea Utara.

Ketiga negara itu bahkan sampai mengaktifkan sistem untuk berbagi data real-time mengenai peluncuran rudal Korea Utara.

Awal Desember 2023 kapal selam bertenaga nuklir milik AS telah tiba di pelabuhan Busan, Korea Selatan.

Tak lama setelahnya, AS menerbangkan pesawat pembom jarak jauh B-52 dalam latihan dengan Korea Selatan dan Jepang.

Baca juga: Ketegangan dengan China dan Korut Kian Panas, Jepang Percepat Pembelian Ratusan Rudal Tomahawk AS

Bagi Korea Utara, partisipasi aset militer AS dalam latihan bersama di semenanjung Korea merupakan langkah provokatif perang nuklir yang disengaja.

Aliansi Barat itu pada dasarnya khawatir akan meningkatnya intensitas uji coba rudal Korea Utara tahun ini. Baru-baru ini Kim mendefinisikan tahun 2023 sebagai tahun perubahan besar yang membuat Korea Utara semakin dekat dengan kemenangan.

Baca juga: Mantan Komandan Perang Ukraina Meledek, Kiriman Senjata Korut ke Rusia Hanya 4 Persen yang Berfungsi

Pada pertemuan partai berkuasa akhir tahun lalu, Kim juga menyerukan adanya peningkatan persenjataan nuklir Korea Utara secara eksponensial.

AS dan Korea Selatan yang takut atas langkah Kim baru-baru ini mengadakan pertemuan Kelompok Konsultatif Nuklir di Washington. Kedua negara membahas opsi pencegahan nuklir jika terjadi konflik dengan Korea Utara.

Dengan tegas keduanya mengatakan bahwa setiap serangan nuklir dari Korea Utara ke AS atau atau Korea Selatan akan mengakhiri rezim Kim.

Baca juga: Gusar Korut Luncurkan Satelit Pengintai Militer, Korsel Ngemis ke Rusia Jatuhkan Sanksi

Sebagai respons, seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Utara mengecam rencana rivalnya itu untuk memperluas latihan militer gabungan tahunan pada tahun depan dengan memasukkan latihan operasi nuklir.

Menurut kementerian, aksi itu merupakan deklarasi terbuka mengenai konfrontasi senjata nuklir.

Tahun lalu Korea Utara mendeklarasikan dirinya sebagai negara dengan kekuatan nuklir yang tidak dapat diubah. Negara ini juga berulang kali menyatakan bahwa pihaknya tidak akan pernah menghentikan program nuklirnya.

Laporan Prihastomo Wahyu Widodo | Sumber: Kontan

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved