Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Terusir dari Gaza, Israel Cari Negara Ketiga yang Bersedia Tampung Rakyat Palestina

Mesir dan Yordania dengan tegas menolak menerima warga Palestina di perbatasan mereka, sementara Israel mencari negara ketiga yang siap menampungnya

Penulis: Choirul Arifin
Menahem KAHANA / POOL / AFP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berambisi memindahkan rakyat Palestina termasuk mereka yang tinggal di Gaza ke negara ketiga yang bersedia menampung mereka. 

Mesir dan Yordania dengan tegas menolak menerima warga Palestina di perbatasan mereka, sebuah kemungkinan yang mengingatkan kita pada peristiwa Nakba tahun 1948.

Saat itu milisi Zionis secara etnis membersihkan lebih dari 700.000 warga Palestina dari tanah air bersejarah mereka untuk memberi jalan bagi negara Israel.

Perjuangan militer

Berita tentang komentar Netanyahu muncul ketika tentara mengatakan mereka telah menyerang lebih dari 100 sasaran dalam 24 jam.

Termasuk diantaranya, situs militer dan terowongan di Jabalia tengah dan Khan Younis di selatan, ketika pertempuran darat yang sengit terus berlanjut.

Seorang saksi dari Khan Younis mengatakan kepada Middle East Eye bahwa Israel telah mengintensifkan pemboman terhadap kota tersebut dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Senin malam.

Militer menargetkan rumah-rumah warga sipil dan infrastruktur perumahan, termasuk di sekitar Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.

Baca juga: Ekonomi Israel Morat-marit karena Perang dengan Hamas, Warga Terlilit Utang, Anak-anak Dipaksa Puasa

"Pemboman tidak berhenti di malam hari. Peluru-peluru menghantam dekat kami. Saya melompat karena intensitasnya," kata Younis al-Hallaq.

Setidaknya 20.915 warga Gaza telah tewas dalam aksi pemboman Israel dan 54.918 orang terluka sejak 7 Oktober, kata Kementerian Kesehatan Palestina pada hari Selasa.

Menurut tentara Israel, 491 tentara telah terbunuh sejak 7 Oktober, dengan sebagian besar terbunuh pada hari itu juga dan setidaknya 156 tentara terbunuh sejak invasi darat dimulai.

Hamas mengklaim jumlah korban tewas sebenarnya di kalangan warga Israel jauh lebih tinggi.

Warga Palestina di Gaza Utara, melewati tank Israel saat berupaya mengungsi menyelamatkan diri dari Gaza utara ke pinggiran selatan Kota Gaza, selama gencatan senjata empat hari, pada 24 November 2023.
Warga Palestina di Gaza Utara, melewati tank Israel saat berupaya mengungsi menyelamatkan diri dari Gaza utara ke pinggiran selatan Kota Gaza, selama gencatan senjata empat hari, pada 24 November 2023. (AFP/Middle East Eye)

Tujuan utama dari serangan militer Israel yang sedang berlangsung adalah untuk membunuh pemimpin Hamas Yahya Sinwar.

Yahya Sinwar diyakini Israel bersembunyi di sistem terowongan di bawah wilayah tersebut tetapi salah satu pemimpin militer utama mengklaim bahwa diperlukan waktu hingga 10 tahun untuk menemukannya.

Kepala Staf Israel Herzi Halevi menyampaikan komentar tersebut dalam percakapan dengan seorang anggota kabinet, menurut harian Israel Yedioth Ahronot.

Kepala sayap politik gerakan Hamas Palestina di Jalur Gaza Yahya Sinwar, berbicara kepada wartawan saat konferensi pers di Kota Gaza pada 21 Juni 2021.
Kepala sayap politik gerakan Hamas Palestina di Jalur Gaza Yahya Sinwar, berbicara kepada wartawan saat konferensi pers di Kota Gaza pada 21 Juni 2021. (MOHAMMED ABED / AFP)

Israel mengatakan sekitar 874 tentara terluka di Gaza tetapi media Israel menyebutkan jumlahnya mencapai 5.000 orang. Organisasi berita di Israel tunduk pada sensor militer.

Ketegangan Israel Vs Iran

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved