Konflik Palestina Vs Israel
Satu-satunya yang Selamat saat Disergap Hamas, Tentara Israel: Itu adalah Mimpi Buruk
Seorang tentara Israel menceritakan pengalaman mengerikan saat disergap Hamas. Ia satu-satunya yang selamat dan 11 rekannya tewas dalam ledakan.
TRIBUNNEWS.COM - Seorang tentara Israel, Daniel Mazavetz, mengaku penyergapan yang dilakukan oleh Hamas terhadap tentara Israel adalah mimpi buruk.
Daniel Mazavetz adalah satu-satunya tentara Israel yang selamat saat sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, menyergap kendaraan lapis baja Tiger yang ia naiki bersama 11 rekannya saat awal operasi darat Israel dimulai di Gaza.
Ia ditemukan dengan luka berat setelah kendaraan lapis baja tersebut meledak dan 11 rekannya tewas.
"Ketika kami berperang, kami tahu bahwa akan ada yang terluka dan terbunuh, tetapi apa yang terjadi adalah sesuatu yang tidak pernah kami bayangkan dalam hidup kami, bahkan dalam mimpi terburuk kami," katanya.
"Sebelas prajurit ikut serta dalam satu perang, satu demi satu mendapat pukulan dengan mekanisme yang sama dan cara yang sama," lanjutnya, mengingat 11 rekannya yang tewas, dikutip dari Channel 13 Israel, Sabtu (23/12/2023).
Baca juga: Takut Serangan 7 Oktober Terulang, Israel akan Bangun Garis Militer di Dekat Gaza
Daniel Mazavetz mengingat setelah berhasil dievakuasi, ia harus berada dalam perawatan intensif, dengan bantuan tabung oksigen selama dua minggu.
Kejadian itu mengguncang Pasukan Pertahanan Israel (IDF) karena kendaraan lapis baja Tiger adalah salah satu mekanisme terkuat.
Akibat penyergapan yang menyebabkan kendaraan lapis baja Tiger meledak, Daniel Mazavetz mengatakan dia baru bisa berdiri sendiri sebulan setelah kejadian itu..
Setelah meninggalkan perawatan intensif, Daniel Mazavetz kembali ke sana untuk mengambil gambar kendaraan lapis baja tempat rekan-rekannya terbunuh.
Kendaraan itu terbuka sepenuhnya dan tidak ada peralatannya yang tersisa.

Baca juga: Aktivitas di Pelabuhan Eilat Israel Anjlok 85 Persen Imbas Serangan Houthi di Laut Merah
3.000 Tentara Israel Cacat Permanen
Media Israel, Channel 12 Israel, mengungkapkan ribuan tentara pendudukan telah dimasukkan dalam daftar penyandang disabilitas permanen sejak dimulainya agresi Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
"Tentara pendudukan mengklasifikasikan tiga ribu orang yang terluka dalam Perang Pedang Besi di Gaza sebagai penyandang cacat permanen,” lapor Channel 12 Israel, Sabtu (23/12/2023).
Hamas: IDF Tutupi Jumlah Tentara Terluka dan Tewas
Sementara itu, IDF telah mengumumkan 1.645 tentara terluka.
Media lainnya, Haaretz, mempertanyakan jumlah resmi yang diumumkan IDF, di mana daftar korban luka di rumah sakit melebihi yang diumumkan secara resmi.
Menurut investigasi Haaretz, data yang diperoleh menunjukkan ada 3.852 tentara terluka dalam pertempuran di Jalur Gaza dan menerima perawatan di beberapa rumah sakit Israel.
Hamas berulang kali menekankan, IDF sengaja menyembunyikan jumlah kerugian yang sebenarnya, yang kemungkinan jauh lebih besar.
Sejauh ini, Israel mengakui jumlah tentaranya yang tewas meningkat menjadi 471 tentara dan perwira sejak operasi darat, termasuk 137 tentara yang tewas dalam serangan darat.

Baca juga: Israel Ancam akan Bunuh Yahya Sinwar, Hamas: Tong Kosong, IDF Pamer Prestasi Palsu
Hamas Palestina vs Israel
Perang Israel dan Hamas semakin memanas setelah Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.
Setelah pertukaran sandera selama 7 hari yang dimulai Jumat (24/11/2023), kurang lebih 138 sandera masih ditahan Hamas di Jalur Gaza.
Sementara itu pembalasan Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 20.000 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Sabtu (23/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Al Jazeera.
Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, terutama setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) tersebut.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.