Selasa, 30 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Memohon Dibebaskan, Warga Israel yang Disandera Hamas Takut Jadi Korban IDF: Kami Tak Ingin Mati

Warga Israel yang disandera Hamas memohon dibebaskan karena takut jadi korban serangan negara mereka sendiri.

X @refugeesps
Warga Israel yang disandera Hamas memohon dibebaskan karena takut jadi korban serangan pasukan Israel. 

Bahkan, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah bersumpah akan memusnahkan Hamas.

Beberapa waktu lalu, Netanyahu mengatakan "tidak ada yang bisa menghentikan" Israel untuk melanjutkan perang di Gaza.

"Kami akan melanjutkannya (perang) sampai akhir. Tidak ada pertanyaan sama sekali."

Baca juga: Foto-foto Terowongan Hamas yang Ditemukan Israel, Terbesar di Gaza, Habiskan Dana Jutaan Dolar

"Saya mengatakan ini karena rasa sakit yang luar biasa, tetapi juga karena tekanan internasional."

"Tidak ada yang bisa menghentikan kami. Kami akan berjuang sampai akhir, sampai (meraih) kemenangan, tidak kurang dari itu," kata Netanyahu dalam pernyataan video yang dirilis oleh kantornya, Rabu (13/12/2023), dikutip dari AFP.

Selain Netanyahu, para pemimpin Israel juga mengatakan mereka berniat melanjutkan perang di Gaza untuk melawan Hamas.

Padahal, Israel mendapat tekanan internasional yang semakin meningkat, termasuk sekutu utamanya, AS.

Pemungutan Suara soal Resolusi Gencatan Senjata Ditunda

NEW YORK, NEW YORK - 22 NOVEMBER: Anggota Dewan Keamanan PBB menyaksikan Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell berbicara di layar selama pertemuan mengenai situasi di Timur Tengah, dan perang Israel-Hamas di markas besar PBB pada 22 November 2023 di Kota New York. Dewan Keamanan bertemu di tengah jeda empat hari dalam pertempuran antara Israel dan Hamas yang akan mengizinkan bantuan masuk dan memungkinkan pembebasan sedikitnya 50 sandera yang ditangkap oleh militan dengan imbalan sedikitnya 150 warga Palestina yang dipenjara di Israel. Israel mengatakan bahwa jeda tersebut dapat diperpanjang, asalkan lebih banyak sandera yang dibebaskan.
NEW YORK, NEW YORK - 22 NOVEMBER: Anggota Dewan Keamanan PBB menyaksikan Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell berbicara di layar selama pertemuan mengenai situasi di Timur Tengah, dan perang Israel-Hamas di markas besar PBB pada 22 November 2023 di Kota New York. (Michael M. Santiago/Getty Images/AFP Michael M. Santiago / GETTY IMAGES AMERIKA UTARA /)

Dewan Kemanan PBB menunda pemungutan suara mengenai resolusi gencatan senjata di Gaza hingga Selasa (19/12/2023).

Penundaan itu dilakukan karena adanya perundingan berlanjut mengenai dokumen tersebut, kata sumber diplomatik di PBB kepada AFP.

Diketahui, Uni Emirat Arab adalah yang memperkenalkan rancangan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza.

Namun, mereka meminta agar pemungutan suara, yang dijadwalkan pada Senin, ditunda satu hari, kata sebuah sumber.

Proposal tersebut menuntut agar Israel dan Hamas mengizinkan akses bantuan ke Jalur Gaza – melalui jalur darat, laut, dan udara.

Selain itu, mereka juga mendesak agar PBB mengatur pemantauan terhadap bantuan kemanusiaan yang diberikan.

Para diplomat mengatakan pada Minggu (17/12/2023), bahwa nasib rancangan resolusi Dewan Keamanan bergantung pada perundingan akhir.

“Kami telah terlibat secara konstruktif dan transparan di seluruh proses dalam upaya untuk bersatu dalam menghasilkan produk yang lolos,” kata seorang pejabat AS, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan