Konflik Palestina Vs Israel
Gaza Endgame, AS Desak Israel Selesaikan Fase Bombardemen Besar-besaran, Austin Bahas Tepi Barat
Pertemuan dua menteri keamanan AS dan Israel itu terjadi ketika Israel membunuh 100 warga Palestina di Gaza pada akhir pekan
Gaza Endgame, AS Desak Israel Selesaikan Fase Bombardemen Besar-besaran
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin tiba di Israel untuk melakukan pembicaraan dengan para pemimpin tinggi Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Panglima Perang, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, Senin (18/12/2023).
Berbicara pada konferensi pers bersama dengan Gallant, Austin mengatakan mereka membahas jalan menuju masa depan Gaza setelah geralan pembebasan Palestina, Hamas diberantas.
"Kami juga membahas perlindungan warga sipil di Gaza, dan kebutuhan untuk mengambil tindakan segera untuk menstabilkan Tepi Barat,” kata Austin.
Baca juga: Terpaksa Masuk Terowongan Hamas, Insinyur Israel: Saya Kira Primitif, Ternyata Kokoh dan Canggih
“Serangan yang dilakukan oleh pemukim ekstremis terhadap warga Palestina di Tepi Barat harus dihentikan,” kata Austin.
“Dan mereka yang melakukan kekerasan harus bertanggung jawab.”
“Tragedi ini tidak akan bertambah parah jika yang menanti rakyat Israel dan tetangga Palestina Anda di akhir perang yang mengerikan ini hanyalah ketidakamanan, kemarahan, dan keputusasaan,” tambahnya.
“Seperti yang telah saya katakan, Israel dan Palestina sama-sama telah membayar harga yang terlalu mahal untuk kembali ke peristiwa 6 Oktober,” ujar Austin.
Baca juga: Hamas Sisakan Sandera Tentara Israel, Komandan Al-Qassam: Tak Ada Negosiasi, Biarkan Perang Berkobar

Gaza Endgame, AS Desak Israel Selesaikan Fase Bombardemen
Menurut seorang pejabat senior AS, perundingan tersebut akan fokus pada berakhirnya perang dengan intensitas tinggi yang dilakukan Israel di Gaza.
Reuters melaporkan pada Senin, AS mendesak Israel untuk mengubah strategi perangnya dari mass destruction beralih ke ke konflik yang lebih terbatas dan terfokus.
“Apa yang Anda lihat dalam hal operasi militer darat dengan intensitas tinggi, ditambah serangan udara, hari ini tidak akan berlangsung selamanya. Ini adalah (hanya) salah satu fase,” kata pejabat tersebut.
“Kami berkepentingan untuk mendukung Israel dalam merencanakan transisi ketika mereka membuat keputusan bahwa operasi darat besar-besaran harus diakhiri dan mereka siap untuk melakukan transisi,” katanya.
Para pejabat AS telah menyatakan kritik terhadap bombardemen udara Israel, yang telah menewaskan hampir 20.000 warga Palestina dalam dua bulan pemboman.
Namun, di balik kritik itu, AS juga menunjukkan sisi hipokritnya dengan mempercepat pengiriman senjata ke Israel, termasuk ribuan bom, baik yang dipandu maupun tidak, yang telah menyebabkan sebagian besar kematian dan kehancuran.
Michael Eisenstadt, direktur Program Studi Militer dan Keamanan di Institut Kebijakan Timur Dekat Washington, mengatakan AS dan Israel tampaknya sepakat pada transisi ke fase perang berikutnya.
Namun, kata dia Washington ingin transisi itu terjadi lebih cepat, mungkin dalam beberapa minggu, sementara Israel merasa memerlukan lebih banyak waktu.
“Jadi pada dasarnya mereka sepakat mengenai langkah ke depan, dan perlunya transisi ke pendekatan yang lebih tepat sasaran, namun ada perbedaan mengenai jangka waktunya,” katanya.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengunjungi Israel pekan lalu, dalam upaya untuk mempersingkat periode bombardemen besar-besaran, namun Netanyahu mengatakan kepadanya kalau Israel akan berperang "sampai kemenangan mutlak".
Menteri Pertahanan Yoav Gallant juga mengatakan perang tersebut akan "berlangsung lebih dari beberapa bulan."
Austin tiba setelah akhir pekan di mana Israel membunuh 100 warga Palestina di Gaza, termasuk dua wanita Kristen, seorang ibu dan putrinya.
Keduanya ditembak oleh penembak jitu Israel di dalam halaman Gereja Katolik tempat mereka dan orang lain berlindung dari pemboman Israel.

Minta Pertukaran Tahanan Lagi, Tembak Warga Sendiri
Pertemuan penting lainnya terjadi hari Senin antara kepala CIA Bill Burns, Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, dan kepala agen mata-mata Israel Mossad di Polandia.
"Ketiganya berencana untuk membahas kemungkinan kesepakatan baru untuk pertukaran tawanan dengan Hamas di Gaza, kata seorang pejabat AS kepada Reuters.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Sabtu mengkonfirmasi, negosiasi baru sedang dilakukan untuk membebaskan tawanan yang ditahan oleh Hamas.
Netanyahu menghadapi tekanan baru untuk memenangkan pembebasan warga Israel yang ditahan di Gaza setelah tentara Israel membunuh tiga dari mereka pada hari Jumat.
Tiga warga Israel tersebut melarikan diri dari penculiknya tetapi ditembak oleh penembak jitu Israel ketika mereka memohon agar diselamatkan.
Tiga orang Israel itu telah melepas baju mereka untuk menunjukkan bahwa mereka tidak bersenjata dan sedang mengibarkan bendera putih.
Tentara mengklaim mereka tertembak secara tidak sengaja, namun insiden tersebut menimbulkan tuduhan kalau pasukan Israel menembaki siapa pun di zona pertempuran, termasuk warga sipil.
(oln/rtrs/TC)
Konflik Palestina Vs Israel
Pengakuan Barat Membingungkan Israel dan Mengacaukan Perhitungan Netanyahu |
---|
Komentar Pertama AS Terkait Pengakuan Sekutunya Terhadap Negara Palestina |
---|
Prancis Diperkirakan Segera Umumkan Pengakuan Resmi Negara Palestina |
---|
Prabowo Harus Pimpin Dunia Hentikan Genosida di Palestina |
---|
Ancaman Israel ke Prancis yang akan Akui Palestina: Responsnya akan Keras |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.