Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Tak Akan Izinkan Berdirinya Negara Palestina, Menteri Israel: Ini Tanah Nenek Moyang Kami

Israel menampik solusi 'dua negara' yang mewacanakan negara Palestina merdeka dan Israel tinggal berdampingan dan mendiami tanah yang sama.

MENAHEM KAHANA / AFP
Gambar yang diambil di Israel selatan dekat perbatasan dengan Jalur Gaza pada 7 Desember 2023, menunjukkan tank tentara Israel berjalan di sebuah lapangan, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hamas. 

Tak Akan Izinkan Berdirinya Negara Palestina, Menteri Israel: Ini Tanah Nenek Moyang Kami

TRIBUNNEWS.COM - Israel tidak akan mengizinkan pembentukan negara Palestina.

Pernyataan itu dilontarkan seorang menteri kabinet Israel pada Selasa (12/13/2023), setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden memberi wanti-wanti.

Biden memperingatkan kalau Israel kehilangan dukungan global atas bombardemen“tanpa pandang bulu” di Gaza.

Baca juga: Wacana Israel Raya Menggema, Anak Netanyahu: Yordania adalah Palestina, Palestina Adalah Yordania

“Kami menghormati dan menghargai Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, yang telah melakukan upaya terbaiknya selama periode tersulit di Negara Israel. Ini adalah persahabatan sejati. Namun kami tinggal di sini, ini adalah negara kami.  (Ini) Properti (tanah) bersejarah nenek moyang kami,” kata Menteri Komunikasi Israel, Shlomo Karhi.

Secara tegas, dia juga menampik solusi 'dua negara' yang mewacanakan negara Palestina merdeka dan Israel tinggal berdampingan dan mendiami tanah yang sama.

"Tidak akan ada negara Palestina di sini. Kami tidak akan pernah membiarkan negara lain didirikan di antara Yordania dan laut (Mediterania)," tambah Karhi.

Baca juga: Lagi Perang Lawan Hamas, Netanyahu Kini Tuding PA Mau Hancurkan Israel Secara Bertahap

Presiden AS Joe Biden (kiri) mendengarkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat ia bergabung dalam pertemuan kabinet perang Israel di Tel Aviv pada 18 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Presiden AS Joe Biden mendarat di Tel Aviv pada 18 Oktober 2023 ketika kemarahan Timur Tengah berkobar setelah ratusan orang tewas ketika sebuah roket menghantam sebuah rumah sakit di Gaza yang dilanda perang, dan Israel dan Palestina dengan cepat saling menyalahkan. (Foto oleh Brendan SMIALOWSKI / AFP)
Presiden AS Joe Biden (kiri) mendengarkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat ia bergabung dalam pertemuan kabinet perang Israel di Tel Aviv pada 18 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Presiden AS Joe Biden mendarat di Tel Aviv pada 18 Oktober 2023 ketika kemarahan Timur Tengah berkobar setelah ratusan orang tewas ketika sebuah roket menghantam sebuah rumah sakit di Gaza yang dilanda perang, dan Israel dan Palestina dengan cepat saling menyalahkan. (Foto oleh Brendan SMIALOWSKI / AFP) (AFP/BRENDAN SMIALOWSKI)

Paling Konservatif dalam Sejarah Israel

Pernyataannya muncul setelah Biden mengatakan kalau  Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu harus mengubah pemerintahannya, yang digambarkan Biden sebagai “pemerintahan paling konservatif” dalam sejarah Israel.

Merujuk pada Perjanjian Oslo, serangkaian perjanjian yang dicapai pada tahun 1990-an antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang menetapkan proses perdamaian untuk konflik Israel-Palestina melalui solusi dua negara yang dinegosiasikan bersama, Karhi mengatakan: “Kami tidak akan pernah kembali ke Oslo."

"Seperti kata-kata Presiden Biden: 'Keamanan orang-orang Yahudi dipertaruhkan di sini.' Tentu saja ya. Negara Palestina akan membahayakannya."

Netanyahu mengakui kalau  ada perbedaan pendapat dengan Biden mengenai Jalur Gaza “pasca-Hamas”, dan menekankan kalau dia tidak akan membiarkan Israel “mengulangi kesalahan Oslo.”

Baca juga: Niat Asli Israel Akhirnya Terlihat: Mau Caplok Gaza Jadi Bagian Negaranya, Hamas: Fantasi!

Netanyahu menentang upaya AS untuk mengizinkan Otoritas Palestina memerintah Jalur Gaza setelah berakhirnya perang Israel yang sedang berlangsung di wilayah yang diblokade tersebut.

Washington berpendapat bahwa harus ada otoritas atau pemerintahan Palestina di Gaza pada periode pasca perang.

Baca juga: Lagi Perang Lawan Hamas, Netanyahu Kini Tuding PA Mau Hancurkan Israel Secara Bertahap

(oln/*/andl)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved