Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Menlu Yordania Sebut Israel Menderita Kekalahan Strategis

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi meyakini Israel tidak dapat mencapai kemenangan di Gaza.

Editor: Willem Jonata
JACK GUEZ / AFP
Gambar yang diambil dari Israel selatan dekat perbatasan dengan Jalur Gaza pada 9 Desember 2023, menunjukkan asap membubung selama serangan Israel di Gaza di tengah pertempuran yang sedang berlangsung dengan kelompok militan Hamas Palestina. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi meyakini Israel tidak dapat mencapai kemenangan di Gaza.

Sebaliknya, menurut dia, Israel telah menderita kekalahan strategis karena mengasingkan seluruh wilayah. Tak terkecuali sekutu mereka, Amerika Serikat.

Diplomat utama Yordania itu mencatat bahwa meskipun AS menggunakan veto menggugurkan proposal negara-negara Arab yang mendesak gencatan senjata demi kemanusiaan, mereka secara terbuka menyerukan Israel mengubah taktik militernya.

Baca juga: Propaganda Israel Agar Hamas Menyerah, Netanyahu: Jangan Mati Demi Sinwar!

“Sederhananya, Israel menentang semua orang, sekutunya, hukum internasional, dan PBB,” kata Safadi saat bicara di Forum Doha, pertemuan tahunan para diplomat di Qatar, seperti dikutip RT.

Ia menilai Israel telah menciptakan sejumlah kebencian yang akan menghantui kawasan ini dan akan menentukan generasi mendatang.

"Ini menjadi kerugian bagi rakyatnya (Israel) dan sama besarnya dengan dampaknya terhadap semua orang di kawasan ini,” terang Safadi.

Menurut Safadi, kehancuran di Gaza selama dua bulan terakhir “merupakan indikasi kebijakan Israel yang tampaknya bertekad untuk mengusir penduduk” di Gaza.

Ia menambahkan bahwa para pejabat tinggi Israel, termasuk Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, cukup berterus terang tentang niat tersebut.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menekankan, penting bagi Israel untuk mempertahankan jumlah korban yang rendah di Gaza dan memastikan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan kepada Forum Doha secara virtual bahwa negaranya “mengutuk keras” serangan 7 Oktober yang memicu perang Gaza, di mana Hamas menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang.

Namun, ia juga mengatakan bahwa yang terjadi di Gaza saat ini, tidak dapat diterima sebagai hukuman kolektif terhadap jutaan rakyat Palestina dengan penembakan tanpa pandang bulu.

Lavrov pun menyerukan gencatan senjata.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved