Konflik Palestina Vs Israel
Pejabat Israel Sebut Perang di Gaza Bisa Berlangsung hingga 2 Bulan Lagi
Perang di Gaza bisa berlangsung hingga dua bulan lagi, tidak ada gencatan senjata pada akhir periode ini.
TRIBUNNEWS.COM - Para pejabat Israel mengatakan kepada Otoritas Penyiaran Israel bahwa perang di Jalur Gaza bisa berlangsung hingga dua bulan lagi.
Pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya menyebut, tidak akan ada gencatan senjata pada akhir periode ini.
Diberitakan Al Jazeera, pejabat itu mengaku akan melihat aktivitas pasukan Israel yang tetap berada di Jalur Gaza.
Selama dua bulan ke depan, akan ada upaya untuk mencapai lebih banyak kesepakatan untuk membebaskan lebih banyak sandera.
Selain itu, dalam dua bulan ke depan, Israel akan mengizinkan sebagian warga Gaza untuk kembali ke rumah mereka, dilansir The Times of Israel.
Pejabat Israel mengatakan, ini adalah permintaan Amerika Serikat (AS) dan kebutuhan operasional.
Baca juga: Jumlah Korban Tewas Perang Israel-Hamas, 17.700 Warga Gaza Tewas, 7.729 di Antaranya Anak-anak
Operasi Militer Israel di Gaza
Masih dari The Times of Israel, militer Israel memerlukan tiga hingga empat minggu lagi untuk menyelesaikan serangannya saat ini di Khan Younis, Gaza selatan.
Menurut seorang pejabat senior pertahanan Israel, waktu yang sama setelah itu untuk menyelesaikan tahap pertama perang melawan Hamas.
Pejabat tersebut mengatakan pada Jumat (8/12/2023) bahwa meskipun AS belum memberikan tenggat waktu kepada Israel untuk mengakhiri operasi militernya di Gaza, Washington telah menyatakan waktu hampir habis.
Israel baru saja memasuki perang selama dua bulan dengan Hamas di Gaza, setelah kelompok tersebut melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.
Israel menyatakan perang dan bersumpah untuk menghancurkan Hamas menyusul serangan yang mengejutkan tersebut.
Baca juga: Menhan Israel Yoav Galant Klaim Ratusan Komandan Hamas Tewas di Gaza: Perang Sangat Sukses

Pejabat pertahanan yang berbicara dengan Axios mengatakan, AS dan Israel berselisih sekitar satu bulan mengenai berapa lama perang harus berlanjut.
Menurut pejabat itu, pemerintahan Joe Biden akan senang jika Israel menyelesaikan operasi intensifnya pada akhir Desember 2023.
Namun, Yerusalem yakin hal itu perlu dilakukan setidaknya hingga akhir Januari 2024.
“Pesan Amerika adalah mereka ingin melihat kita menyelesaikan pertempuran lebih cepat, dengan lebih sedikit kerugian terhadap warga sipil Palestina dan lebih banyak bantuan kemanusiaan untuk Gaza."
"Kami juga ingin hal ini terjadi, namun musuh tidak selalu setuju,” kata pejabat tersebut, Sabtu (9/12/2023).
“Amerika memahami hal ini dan kami bekerja sama."
"Kami membutuhkan mereka dan mereka membutuhkan kami,” tambah pejabat itu.
Israel akan Putuskan Tindakannya
Sementara itu, seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS mengatakan kepada Axios dalam sebuah pernyataan bahwa ini adalah perang Israel melawan Hamas dan Israel akan memutuskan tindakan mereka.
“Kami akan terus mendukung upaya Israel untuk mempertahankan diri dari Hamas,” ujar juru bicara itu.
Baca juga: Puluhan Ribu Pengungsi di Gaza Selatan Terlantar, Butuh Tempat Berlindung
Menurut laporan terpisah pada hari Jumat, yang mengutip tiga pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya, para pejabat pemerintahan Biden mengatakan kepada Israel bahwa mereka memiliki waktu hingga akhir 2023 untuk mengakhiri perang di Gaza.
Outlet berita tersebut mencatat peringatan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, yang dilaporkan pekan lalu bahwa Israel kemungkinan memiliki waktu berminggu-minggu, bukan berbulan-bulan, untuk menyelesaikan pertempuran.
Antony Blinken dilaporkan duduk bersama kabinet perang Israel pada Kamis (7/12/2023) lalu untuk memperingatkan bahwa waktu adalah hal yang sangat penting untuk mengakhiri pertempuran di tengah meningkatnya tekanan domestik dan internasional.
Di sisi lain, Israel sedang menyusun rencana mereka untuk melakukan pertempuran selama berbulan-bulan di Gaza ketika militer mengalihkan fokus ke selatan.
"Anda tidak mendapat banyak pujian,” kata Blinken, lapor Politico.
Baca juga: Dampak Perang Israel-Hamas, PBB: Penduduk Gaza Kelaparan Massal

Dikutip dari Al Jazeera, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, tidak ada tempat yang aman untuk dikunjungi di Jalur Gaza, ketika serangan Israel menewaskan 10 orang di Khan Younis.
Lebih banyak kerusakan terjadi di Tepi Barat yang diduduki seiring dengan berlanjutnya serangan Israel di seluruh wilayah pendudukan.
Sementara, Program Pangan Dunia mengatakan, 36 persen rumah tangga di Gaza kini mengalami kelaparan parah.
Lalu, kelompok Houthi di Yaman memperingatkan bahwa mereka akan menargetkan semua kapal yang menuju Israel.
Setidaknya 17.700 warga Palestina telah terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Di Israel, angka kematian resmi yang direvisi mencapai sekitar 1.147 orang.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.