Konflik Palestina Vs Israel
Hamas Bikin Runyam Masterplan AS dan Israel: Arab Saudi Malah Mendekat ke Iran, Perang Tanpa Arah
Hamas tidak hanya berhasil memberikan pukulan terbesar terhadap tentara Israel dalam sejarahnya namun juga merusak rencana besar AS di Timur Tengah
Seluruh dunia kini membicarakan pembentukan Negara Palestina, sebuah gagasan yang telah ditinggalkan demi perjanjian normalisasi tanpa syarat antara Negara-negara Arab dan Israel, sebelum perang.
Selain itu, satu di antara hasil yang dapat diprediksi dari perang Israel di Gaza adalah peningkatan besar dalam dukungan terhadap Hamas di seluruh wilayah pendudukan.
"Di Timur Tengah dan di seluruh Dunia Muslim, militan Hamas telah menjadi pahlawan dan secara luas dipandang sebagai perlawanan nasional yang gagah berani," kata Inlakesh.
Rencana besar AS yang susah payah mereka bangun lewat Abraham Accords yang bertujuan untuk menormalisasi Saudi-Israel, juga kena imbasnya dan cenderung berantakan.
Disebut berantakan, lantaran Arab Saudi, yang secara formil mengatakan akan tetap berpegang teguh pada komitmen normalisasi hubungannya dengan Israel, pada kenyataannya juga menjalin pembicaraan normalisasi dengan Iran, musuh utama Israel di kawasan.
"Normalisasi Saudi-Israel yang menjadi landasan kebijakan Timur Tengah pemerintahan Joe Biden, kini cenderung hancur dan tidak punya harapan lagi karena Riyadh semakin mendekat ke Teheran," kata ulasan tersebut.
Pukulan lain adalah, menurut data jajak pendapat Israel, Benjamin Netanyahu hanya dipercaya oleh 4 persen warga Israel, sedangkan tokoh nasional yang paling tepercaya tercatat adalah juru bicara militer IDF, Daniel Hagari.
"Hagari, meskipun dipercaya oleh orang-orang Israel, berubah menjadi “cuma ada daftar” dan menjadi meme (olok-olok) online, setelah menampilkan video di mana ia menyebutkan kalender Arab biasa yang diberi nama “teroris”. Video tersebut, yang merujuk pada daftar tersebut, seharusnya (menjadi narasi Israel) yang menunjukkan bukti-bukti penahanan Hamas di Rumah Sakit Anak Rantisi," kata ulasan tersebut.
Gara-gara perlawanan Hamas, hubungan Israel dengan banyak negara juga suram.
Setidaknya 10 negara telah menarik duta besarnya atau menangguhkan hubungan dengan Israel.
Semua ini sebagai protes pro-Palestina terbesar yang pernah terjadi di negara-negara Barat dan terus terjadi di kota-kota besar seperti London dan Washington DC.
"Hal ini, ditambah dengan turunnya peringkat dukungan terhadap Joe Biden, semuanya berdampak pada perang yang didukung AS di Gaza," kata Inlakesh.
Tak Ada Kata Maaf, AS Ada di Balik Kemudi Perang Gaza
Inlakesh juga menyoroti peran besar AS sata bombardemen Israel tanpa pandang bulu di Gaza.
Gedung Putih mengklaim kalau mereka menerapkan pembatasan tertentu pada tentara Israel karena berencana menyerang bagian selatan Gaza.
"Namun pada saat yang sama, AS menawarkan dukungan tanpa syarat terhadap tindakan Israel."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.