Sabtu, 4 Oktober 2025

Kim Jong Un Uji Citra Satelit Mata-mata, Periksa Wilayah Korea Selatan dan Pearl Harbor

Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut), Kim Jong Un baru saja memeriksa citra satelit mata-mata yang telah diluncurkan pada Rabu (22/11/2023).

Selebaran / Pemerintah wilayah Primorsky / AFP
Dalam foto selebaran yang diambil dan dirilis oleh Pemerintah wilayah Primorsky pada 17 September 2023, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai sebelum naik kereta api saat upacara perpisahan di akhir kunjungannya ke Rusia di stasiun kereta Artyom dekat Vladivostok , di wilayah Primorsky. 

Dengan cepat, Seoul memperingatkan kapal-kapal yang berlayar di dekat wilayah peluncuran itu.

Para pejabat mengatakan bahwa meski pun Korea Utara membutuhkan satelit mata-mata untuk meningkatkan pemantauannya terhadap Korea Selatan, peluncuran itu punya tujuan lain.

Yakni untuk memperkuat program rudal jarak jauhnya.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakku saat ini pihaknya mengawasi rencana peluncuran rudal Korea Utara.

Menurut Seoul, Korea Utara sebelumnya meluncurkan satelit mata-mata pada dini hari, dan ada kemungkinan upaya ketiga akan berhasil.

Baca juga: Korea Utara Masukkan Senjata Nuklir di UU, Kim Jong Un Ingin Lawan Ancaman AS

Dalam foto selebaran yang diambil dan dirilis oleh Pemerintah wilayah Primorsky pada 17 September 2023, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai sebelum naik kereta api saat upacara perpisahan di akhir kunjungannya ke Rusia di stasiun kereta Artyom dekat Vladivostok , di wilayah Primorsky.
Dalam foto selebaran yang diambil dan dirilis oleh Pemerintah wilayah Primorsky pada 17 September 2023, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai sebelum naik kereta api saat upacara perpisahan di akhir kunjungannya ke Rusia di stasiun kereta Artyom dekat Vladivostok , di wilayah Primorsky. (Selebaran / Pemerintah wilayah Primorsky / AFP)

Pada Selasa (21/11/2023), Penjaga Pantai Jepang membenarkan bahwa Korea Utara memberikan pemberitahuan tentang peluncuran tersebut.

"Roket itu akan ditembakkan ke arah Laut Kuning dan Laut China Timur," terang Penjaga Pantai Jepang.

Pemberitahuan itu juga memicu kecaman langsung dari Perdana Menteri (PM) Jepang, Fumio Kishida.

Dikutip Ap News, Kishida mengatakan sistem pertahanan udara Jepang, termasuk kapal perusak Aegis dan rudal pertahanan udara PAC-3, siap menghadapi situasi tak terduga yang (akan) muncul.

"Bahkan jika tujuannya adalah untuk meluncurkan satelit, penggunaan teknologi rudal balistik merupakan pelanggaran terhadap serangkaian resolusi Dewan Keamanan PBB," kata Kishida kepada wartawan.

"Ini juga merupakan masalah yang sangat mempengaruhi keamanan nasional," tegasnya.

Ia mengatakan kepada para pejabat untuk mencoba membujuk Pyongyang agar membatalkan rencana peluncuran tersebut melalui kerja sama dengan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan, lapor Kyodo News.

Baca juga: Kim Jong Un Bawa Korea Utara Makin Dekat dengan China

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan siap untuk memperkuat kerja sama dengan China.




Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan siap untuk memperkuat kerja sama dengan China.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan siap untuk memperkuat kerja sama dengan China. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan siap untuk memperkuat kerja sama dengan China. (KCNA)

Dewan Keamanan PBB melarang peluncuran satelit apa pun oleh Korea Utara karena menganggap peluncuran tersebut sebagai uji coba terselubung terhadap teknologi misilnya.

Korea Utara telah berusaha meluncurkan satelit mata-mata dua kali pada awal tahun ini, namun gagal karena alasan teknis.

Dan dalam beberapa hari terakhir, para pejabat Korea Selatan mengatakan bahwa negara tersebut tampaknya akan segera mencobanya lagi.

Awalnya, peluncuran ini dijadwalkan pada bulan Oktober, entah karena alasan apa sampai akhirnya diundur bulan ini.

Pyongyang mengaku butuh satelit mata-mata untuk menghadapi meningkatnya ancaman militer dari pimpinan AS.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved