Jumat, 3 Oktober 2025

Palestina: Israel klaim membelah Jalur Gaza menjadi Gaza Utara dan Gaza Selatan

Militer Israel mengeklaim telah mengepung Kota Gaza dan membelah Jalur Gaza menjadi dua. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu…

BBC Indonesia
Palestina: Israel klaim membelah Jalur Gaza menjadi Gaza Utara dan Gaza Selatan 

Militer Israel mengeklaim telah mengepung Kota Gaza dan membelah Jalur Gaza menjadi dua.

"Saat ini, ada Gaza Utara dan Gaza Selatan," kata juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, kepada wartawan pada Minggu (05/11).

Dia menyebut langkah tersebut sebagai "tahap penting" dalam perang Israel melawan Hamas.

Menurutnya, Israel masih "mengizinkan koridor" bagi para penduduk Jalur Gaza bagian utara dan Kota Gaza untuk menuju ke daerah selatan.

Israel, kata Hagari, "akan terus menyerang dengan kuat dan mengintensifkan operasi darat kami di Jalur Gaza utara dan Kota Gaza secara lebih luas".

Akibat aksi Israel, Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan hampir 10.000 orang telah tewas di Gaza sejak Israel menggelar operasi militer sebagai tanggapan terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober.

Kementerian Kesehatan Otorita Palestina yang dikelola Fatah dan berpusat di Tepi Barat memaparkan lebih dari 50% unit perumahan di Gaza telah hancur, hampir 70% populasi di Gaza tercerai berai, 16 dari 35 rumah sakit berhenti beroperasi, tujuh gereja dan 55 masjid rusak, dan 42 bangunan lembaga bantuan PBB rusak.

Saat ini, terjadi pemadaman komunikasi total yang ketiga di Gaza sejak dimulainya pertikaian antara militer Israel dan Hamas.

Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan aksi gempuran udara militer Israel juga menyasar kamp pengungsi al-Maghazi sehingga menewaskan 52 orang.

BBC bertanya kepada juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Peter Lerner, apakah serangan Israel mengenai kamp pengungsi tersebut. Dia menjawab: "Saya tidak bisa mengonfirmasi hal itu sekarang."

Kamp pengungsi Al-Maghazi berada di bagian selatan Gaza, tempat Israel meminta warga sipil untuk pindah demi keselamatan.

Al-Maghazi, yang didirikan pada tahun 1949, berukuran 0,6 km persegi. Di kamp itu, gang-gang sempit dan kepadatan penduduknya tinggi, kata badan bantuan PBB untuk Palestina (UNRWA).

UNRWA mengatakan lebih dari 33.000 warga Palestina terdaftar sebagai pengungsi di kamp tersebut - meskipun jumlah sebenarnya orang yang tinggal di sana mungkin berbeda.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak usulan gencatan senjata sementara dengan kelompok milisi Palestina, Hamas dalam pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Tel Aviv.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved