Senin, 6 Oktober 2025

Palestina: Lebih dari 9.000 warga Gaza tewas sejak awal konflik, pertempuran darat antara Hamas dan militer Israel terjadi di Gaza utara

Kementerian kesehatan di Gaza mengatakan lebih dari 9.000 warga Palestina dilaporkan tewas sejak 7 Oktober silam, ketika konflik terbaru…

BBC Indonesia
Palestina: Lebih dari 9.000 warga Gaza tewas sejak awal konflik, pertempuran darat antara Hamas dan militer Israel terjadi di Gaza utara 

Kementerian kesehatan di Gaza mengatakan lebih dari 9.000 warga Palestina dilaporkan tewas terbunuh di Jalur Gaza sejak 7 Oktober silam, ketika konflik terbaru antara Israel dan Hamas pecah.

Jumlah itu termasuk 3.760 anak yang meninggal dunia, sementara 32.000 lainnya terluka, menurut kementerian kesehatan.

Israel telah memborbardir Gaza dengan serangan udara sejak Hamas melakukan serangan terhadap Israel yang menewaskan lebih dari 1.400 orang, dan menyandera lebih dari 200 warga dan tentara Palestina.

Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengatakan sebanyak 242 orang kini disandera di Gaza.

Hamas menyebut mereka menyembunyikan para sandera di penjuru Gaza, termasuk terowongan bawah tanah mereka.

Oleh karena itu, Israel mengatakan militernya kini menargetkan infrastruktur Hamas, termasuk terowongan dan peluncur roket.

Lima pertempuran darat antara Israel dan Hamas dilaporkan sedang terjadi di bagian utara Jalur Gaza dan Kota Gaza.

Reporter BBC yang melaporkan langsung dari Jalur Gaza, Rushdi Abualouf, menjelaskan pertempuran terbesar terjadi di wilayah barat laut, tempat di mana "sangat sedikit" warga yang memilih tinggal di sana.

Sementara itu, diperkirakan akan semakin banyak orang yang meninggalkan Gaza melintasi perbatasan Rafah yang menghubungkan Gaza dengan Mesir.

Ratusan warga negara asing dan korban luka meninggalkan Gaza

Sebelumnya, sebanyak 335 orang pemegang paspor asing dan 76 warga Palestina yang mengalami luka-luka telah meninggalkan Gaza melalui pintu perbatasan Rafah - untuk pertama kalinya dalam tiga pekan terakhir.

Pembukaan pintu perbatasan Rafah ini membuka peluang bagi Kementerian Luar Negeri Indonesia untuk mengevakuasi para warga negara Indonesia dari Gaza ke Mesir.

WNI yang berada di Gaza saat ini berjumlah 10 orang. Selain tiga relawan lembaga penyalur bantuan kemanusiaan MER-C, WNI di Gaza adalah orang yang menikah dengan warga lokal.

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, mengatakan tim Kemlu dari Kairo sudah berada di Rafah pada Rabu (01/11) untuk mempersiapkan kemungkinan evakuasi.

"Diperoleh informasi kemungkinan pergerakan evakuasi WNA, termasuk WNI, melalui pintu Rafah kemungkinan, sekali lagi kemungkinan, akan dapat segera dilakukan," ungkap Retno sebagaimana dikutip dari situs Kemlu RI.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved