Senin, 6 Oktober 2025

Palestina: Lebih dari 9.000 warga Gaza tewas sejak awal konflik, pertempuran darat antara Hamas dan militer Israel terjadi di Gaza utara

Kementerian kesehatan di Gaza mengatakan lebih dari 9.000 warga Palestina dilaporkan tewas sejak 7 Oktober silam, ketika konflik terbaru…

BBC Indonesia
Palestina: Lebih dari 9.000 warga Gaza tewas sejak awal konflik, pertempuran darat antara Hamas dan militer Israel terjadi di Gaza utara 

Conricus mengatakan "puluhan" milisi Hamas telah terbunuh di "kompleks terowongan bawah tanah yang luas" tempat Biari mengarahkan operasinya.

Dia mengatakan militer Israel telah menyerang di antara bangunan, menargetkan kompleks terowongan di bawahnya. Runtuhnya terowongan tersebut, kata dia, menyebabkan bangunan di sekitarnya ambruk. Hal ini, katanya "tidak dapat dihindari".

Militer Israel, katanya, sedang menyelidiki laporan "kerusakan tambahan" dan "korban di pihak non-tempur".

Perlu diingat bahwa BBC tidak dapat segera memverifikasi sebagian besar klaim-klaim tersebut.

Gempuran Israel di kamp pengungsi Jabalia berlangsung di tengah operasi darat. Sejumlah tank dan kendaraan lapis baja dilaporkan terus bergerak menuju Kota Gaza.

Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan lebih dari 8.500 orang telah tewas sejak pengeboman balasan Israel dimulai menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan 1.400 orang dan menyebabkan sedikitnya 239 sandera diculik dari Israel.

Netanyahu: 'Ini waktunya untuk berperang'

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan dirinya menolak melakoni gencatan senjata dengan Hamas. Alih-alih berdamai, Netanyahu menyatakan "ini waktunya untuk berperang".

"Sama seperti AS yang tidak menyetujui gencatan senjata setelah pengeboman Pearl Harbor atau setelah serangan teroris 9/11, Israel juga tidak akan menyetujui penghentian permusuhan dengan Hamas setelah serangan mengerikan pada 7 Oktober," papar Netanyahu.

"Seruan untuk gencatan senjata adalah seruan agar Israel menyerah kepada Hamas, menyerah pada terorisme," ujarnya.

"Alkitab mengatakan 'ada waktunya untuk damai, ada waktunya untuk berperang. Ini adalah waktunya untuk berperang," cetus Netanyahu.

Ketika ditanya apakah operasi daratnya di Gaza akan menjamin pembebasan para warga Israel yang disandera Hamas, Netanyahu menjawab: "Penilaian umum kami, bukan hanya penilaian anggota kabinet tetapi juga seluruh pasukan keamanan dan militer, aksi darat sebenarnya menciptakan kemungkinan - bukan kepastian - untuk membebaskan sandera kami, karena Hamas tidak akan melakukannya kecuali mereka berada di bawah tekanan."

"Kami berkomitmen untuk memulangkan semua sandera," tambah Netanyahu.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan kepada komite parlemen bahwa perang tersebut akan terdiri dari tiga tahap.

"Tahap pertama dari kampanye ini dimaksudkan untuk menghancurkan infrastruktur Hamas untuk mengalahkan dan menghancurkan Hamas," kata Gallant.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved