Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Anggota Parlemen Partai Likud Israel Serukan Penghapusan Gaza dari Muka Bumi

Galit Distel Atbaryan, seorang perempuan politisi Partai Likud di Parlemen Israel menyerukan agar Gaza dihapus dari muka bumi.

Penulis: Choirul Arifin
media sosial via middle east eye
Galit Distel Atbaryan, anggota Parlemen Israel dari Partai Likud menyerukan penghapusan Gaza dari peta bumi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbagai perlawanan gigih Hamas dan warga Gaza terhadap pendudukan Israel di Tanah mereka membuat politisi Partai Likud di Parlemen Israel geram.

Galit Distel Atbaryan, seorang perempuan politisi Partai Likud yang juga anggota Parlemen Israel menyerukan agar Gaza dihapus dari muka bumi.

Galit Distel Atbaryan baru-baru ini diangkat sebagai menteri diplomasi publik oleh Pemerintah Israel. Dia mengatakan lewat statusnya di Facebook bahwa tentara Israel yang 'dendam dan kejam' diperlukan demi memusnahkan daerah kantong Palestina di Gaza.

Galit Distel Atbaryan sendiri selama ini dikenal kerap menyampaikan ucapan kontroversial. Partai Likud adalah partai yang saat ini berkuasa di Israel.

Hari Rabu lalu Galit menyerukan agar seluruh Gaza dihapuskan dari muka bumi, dan mengatakan bahwa daerah kantong di wilayah pesisir tersebut harus dihapuskan.

Galit Distel menulis di Facebook setelah diperlihatkan kepadanya rekaman serangan Palestina pada 7 Oktober terhadap komunitas Israel.

Distel Atbaryan memposting di Facebook bahwa video tersebut mendorongnya untuk menyampaikan pesan kepada sesama warga Israel, mendesak mereka untuk menghentikan perdebatan internal dan berkonsentrasi pada “monster” di Gaza.

“Investasikan energi itu pada satu hal. Menghapus seluruh Gaza dari muka bumi,” tulisnya di facebook.

Distel Atbaryan mengatakan dia ingin melihat warga Gaza yang dia sebut dengan istilah “monster pemberani,” melarikan diri melewati penghalang selatan Gaza menuju Mesir, “atau membiarkan mereka mati”.

Baca juga: Hamas Minta 229 Sandera Dibarter dengan 5.200 Warga Palestina di Penjara Israel

“Gaza perlu dimusnahkan,” tambahnya sambil mengatakan bahwa “Nazi” di Tepi Barat yang diduduki juga perlu dijadikan sasaran.

Dibutuhkan militer Israel yang “dendam dan kejam”, katanya. “Apa pun yang kurang dari itu tidak bermoral.”

Pada 7 Oktober lalu, ratusan pejuang Hamas menyerang Israel dari Jalur Gaza, menewaskan sekitar 1.400 warga Israel, mayoritas warga sipil.

Militer Israel melakukan pembalasan dengan melancarkan kampanye pengeboman tanpa henti di wilayah pesisir tersebut, menewaskan lebih dari 8.700 warga Palestina, termasuk lebih dari 3.600 anak-anak.

Baca juga: Israel Juga Bombardir Gereja Ortodoks di Gaza, 18 Warga Kristen Tewas

Dalam beberapa hari terakhir, pasukan darat Israel telah memasuki Gaza dan meningkatkan serangannya.

Montase rekaman bodycam berdurasi 45 menit yang diambil dari mayat pejuang Hamas sebelumnya telah dilihat oleh media internasional, namun belum dirilis ke publik.

Ikuti liputan langsung Middle East Eye untuk mengetahui perkembangan terkini perang Israel-Palestina

Menurut laporan, video tersebut memuat rekaman berbagai serangan yang meresahkan terhadap warga sipil Israel.

Baca juga: Israel Ledakkan Truk Konvoi Pengungsi Gaza, Cerita Haru Jurnalis Foto yang Istrinya Tewas

Distel Atbaryan berasal dari partai Likud pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Dia mengundurkan diri sebagai menteri pada 12 Oktober.

Dia mengatakan bahwa kewenangannya telah dicabut menyusul penataan ulang sumber daya pemerintah setelah perang di Gaza.

Distel Atbaryan adalah seorang mantan novelis dan komentator media sayap kanan Israel. Dia memiliki sejarah membuat pernyataan kontroversial.

Sebelumnya dia pernah bertengkar dengan sesama menteri, dan dilaporkan mengatakan kepada Menteri Intelijen Gila Gamliel dengan ucapan, “Gigit aku, bodoh, tidak ada seorang pun di Likud yang menyukaimu.”

Distel Atbaryan berasal dari keturunan Yahudi Iran. Dia juga menuai kritik atas pernyataan menghasut yang dia buat tentang pendekatan Ashkenazi terhadap Holocaust dan Nazi.

“Mereka menyebut saya menteri propaganda – Goebbels di sini, Goebbels di sana,” katanya tentang serangan terhadap dirinya.

Seorang petugas medis menempatkan jenazah Sila Abu Amsha yang berusia delapan bulan di atas kain kafan saat bersiap untuk dimakamkan di rumah sakit Najjar setelah serangan udara Israel terhadap sebuah rumah di Rafah, di Jalur Gaza selatan pada 30 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas.
Seorang petugas medis menempatkan jenazah Sila Abu Amsha yang berusia delapan bulan di atas kain kafan saat bersiap untuk dimakamkan di rumah sakit Najjar setelah serangan udara Israel terhadap sebuah rumah di Rafah, di Jalur Gaza selatan pada 30 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. (KATA KHATIB/AFP)

Sejak perang Hamas melawan Israel berlangsung hampir empat minggu lamanya, berbagai pernyataan keras dan kebencian Israel terhadap warga Palestina, khususnya yang berada di Gaza, meningkat tajam.

Menteri Pertahanan Yoav Gallant menyebut warga Palestina sebagai “manusia binatang”.

Komentator politik terkemuka Eliyahu Yossian baru-baru ini juga mengatakan, “Anda harus memasuki Gaza pada puncak kebrutalan, dengan tujuan balas dendam, tidak ada moralitas, dan banyak korban jiwa.”

Moshe Feiglin, mantan anggota parlemen sayap kanan, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa satu-satunya solusi saat ini adalah “penghancuran total Gaza… kehancuran seperti di Dresden dan Hiroshima, tanpa senjata nuklir”.

Dua minggu lalu, manajer kantor istri Netanyahu, Sara, mengatakan bahwa warga Palestina yang terlibat dalam serangan 7 Oktober harus disiksa.

Tangkapan layar video yang menunjukkan pasukan Israel di dalam Gaza pada Selasa, 31 Oktober 2023.
Pasukan Israel menginvasi kawasan pemukiman Palestina di Gaza setelah mereka bombardir melalui serangan udara, Selasa, 31 Oktober 2023. Kredit foto: IDF.

“Simpan lidahnya untuk yang terakhir, agar kita bisa menikmati teriakannya, telinganya agar dia bisa mendengar jeritannya sendiri, dan matanya agar dia bisa melihat kita tersenyum,” Tzipi Navon di media sosial.

Sejumlah serangan pemukim ilegal israel terhadap warga Palestina beberapa kali terjadi di Israel. Seperti pada Sabtu lalu, sekelompok warga sayap kanan Israel menyerbu sebuah asrama di pusat kota Netanya tempat mahasiswa Palestina tinggal.

Mereka meneriakkan kata-kata “kematian bagi orang-orang Arab”.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved