Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

8 Unit Pasukan Khusus Elite Israel yang Dikerahkan ke Gaza, Analis AS: Siap-siap Ditonjok di Muka

Meski Israel punya pasukan dan persenjataan lebih komplet, pertarungan IDF melawan Hamas bisa berlangsung imbang dan sengit.

Yuri CORTEZ / AFP
Gambar yang diambil dari perbatasan Israel dengan Jalur Gaza pada 30 Oktober 2023, menunjukkan asap mengepul selama pemboman Israel di utara Jalur Gaza, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. 

Mereka bekerja dalam misi kontra-terorisme serta pencarian dan penyelamatan, dan memainkan peran penting dalam menyelamatkan lebih dari 200 warga Israel pada 7 Oktober sialm, menurut laporan.

Unit ini dibentuk pada tahun 1974 untuk memerangi meningkatnya serangan terhadap Israel, kata IDF.

Baca juga: Tentara Israel Ditemani Pasukan Elite Delta Force AS Masuk Gaza, Hamas Sambut Pakai Rudal Kornet

Api dan asap membubung di atas gedung-gedung di Kota Gaza selama serangan udara Israel pada 8 Oktober 2023. Tentara Israel dilaporkan sudah melancarkan serangan darat skala besar ke dalam Gaza pada Jumat (27/10/2023) malam dengan ditemani pasukan elite AS, Delta Force dan di bawah perlindungan serangan udara. Semua jaringan telepon dan internet di Gaza diputus dalam serangan malam itu.
Api dan asap membubung di atas gedung-gedung di Kota Gaza selama serangan udara Israel pada 8 Oktober 2023. Tentara Israel dilaporkan sudah melancarkan serangan darat skala besar ke dalam Gaza pada Jumat (27/10/2023) malam dengan ditemani pasukan elite AS, Delta Force dan di bawah perlindungan serangan udara. Semua jaringan telepon dan internet di Gaza diputus dalam serangan malam itu. (Kredit Foto: MAHMUD HAMS / AFP)

Serangan Darat Israel

Israel memulai serangan daratnya ke Gaza pada Sabtu (29/10/2023) menyusul peningkatan gelombang serangan udara di wilayah tersebut.

Serangan udara pada Sabtu malam itu dinilai sebagai pemboman terintensif Israel di Gaza dalam konflik melawan Hamas sejauh ini.

Militernya juga menyebarkan selebaran di seluruh Kota Gaza, memberitahu orang-orang yang tinggal di sana untuk mengungsi.

“Bagi penduduk Jalur Gaza: Kegubernuran Gaza (Kota Gaza) telah menjadi medan perang. Tempat berlindung di Gaza utara dan Kegubernuran Gaza tidak aman,” demikian bunyi salah satu selebaran berbahasa Arab, menurut The Telegraph.

Israel telah berulang kali mengklaim kalau militan Hamas memanfaatkan bangunan sipil sebagai pangkalan dan tempat penyimpanan, serta membangun kompleks terowongan di bawahnya untuk memfasilitasi operasi dan peralatan transportasi mereka.

"Kunci serangan bagi Israel adalah membersihkan “jaring laba-laba” dari terowongan yang terletak di bawah wilayah tersebut," kata IDF.

Juru bicara IDF Jonathan Conricus mengatakan awal bulan ini kalau Hamas telah membangun jaringan terowongan dari Kota Gaza dan di bawah Kota Gaza hingga Khan Yunis dan Rafah.

Jaringan ini mengubah jalur tersebut menjadi “satu lapisan untuk warga sipil dan kemudian lapisan lain untuk Hamas.”

“Ini bukanlah bunker yang dapat diakses oleh warga sipil Gaza ketika Israel melakukan serangan. Ini hanya untuk Hamas dan milisi lainnya sehingga mereka dapat terus menembakkan roket ke Israel, untuk merencanakan operasi, untuk meluncurkan teroris ke Israel,” tambahnya.

(FILE) - Anggota Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas, yang bertopeng, berbaris saat unjuk rasa di Kota Gaza pada 20 Juli 2022. (Mahmud HAMS / AFP)
(FILE) - Anggota Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas, yang bertopeng, berbaris saat unjuk rasa di Kota Gaza pada 20 Juli 2022. (Mahmud HAMS / AFP) (AFP/MAHMUD HAMS)

Militer Israel Bak Menanti Tonjokan di Muka

Meski Israel punya pasukan dan persenjataan lebih komplet, pertarungan IDF melawan Hamas bisa berlangsung imbang dan sengit.

"Penyebabnya, pertempuran di jalan-jalan padat penduduk di Gaza dan di labirin terowongan Hamas dapat mengurangi efek dari beberapa keunggulan teknologi pasukan Israel," tulis laporan The Associated Press.

“Biasanya, saya bilang ini seperti berjalan di jalanan, menunggu ditinju wajahnya,” kata John Spencer, mantan mayor Angkatan Darat AS dan ketua Urban Warfare Studies di Modern War Institute di West Point, kepada AP.

Dalam situasi seperti itu, mereka yang dalam posisi bertahan (merujuk pada situasi Hamas) memiliki waktu untuk memikirkan di mana mereka akan berada dan ada jutaan lokasi tersembunyi yang bisa mereka masuki.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved