Konflik Palestina Vs Israel
Nge-tes Pasukan Lawan Hamas Masuk ke Gaza, Israel Kembali Lancarkan Serangan Darat Terbatas Beruntun
Serangan darat terbatas Israel ini menjadi yang kedua berturut-turut setelah serangan pada malam sebelumnya masuk ke Gaza.
Nge-tes Hamas di Gaza, Israel Kembali Lancarkan Serangan Darat Terbatas Dua Kali Beruntun
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dilaporkan kembali melancarkan serangan darat terbatas ke Jalur Gaza pada Kamis (26/10/2023) malam waktu setempat atau Jumat (27/10/2023) WIB.
Serangan darat terbatas ini menjadi yang kedua berturut-turut setelah serangan pada malam sebelumnya.
Baca juga: Diserang Tiap Hari, Pangkalan-Pangkalan Militer AS di Suriah Diguyur Bala Bantuan
Serangan skala kecil yang dilakukan sejauh ini dimaksudkan untuk menguji kemungkinan invasi darat besar-besaran mendatang yang telah diumumkan Israel.
“IDF melakukan serangan terhadap sasaran Hamas selama 24 jam terakhir. Pasukan darat IDF, jet tempur, dan UAV menyerang: lokasi peluncuran rudal anti-tank, pusat komando dan kendali, operasi Hamas,” kata tentara Israel dalam sebuah pernyataan.
“Pasukan ke luar dari daerah itu dan tidak ada korban luka yang dilaporkan,” tambahnya.
Pasukan Israel juga melakukan serangan terbatas ke Gaza pada malam sebelumnya, pada Rabu 25 Oktober.
Serangan tersebut bertujuan untuk membantu menyiapkan pasukan untuk “tahap selanjutnya” perang dan mengantisipasi serangan skala besar di daerah Gaza yang terkepung.
“Tank dan infanteri IDF menyerang banyak sel Hamas, infrastruktur, dan pos peluncuran rudal anti-tank. Para prajurit telah keluar dari wilayah tersebut dan kembali ke wilayah Israel,” kata sebuah pernyataan militer pada 26 Oktober.
Baca juga: Brigade Al Qassam Hamas Sergap Pasukan Lapis Baja Israel yang Melintasi Perbatasan Gaza

Sempat Mundur Jalan Kaki
Upaya Israel sebelumnya untuk memasuki Jalur Gaza akhir pekan lalu mendapat perlawanan sengit dari Brigade Al-Qassam Hamas.
Pasukan Israel melintasi pagar perbatasan beberapa meter untuk persiapan serangan ke Jalur Gaza.
Brigade Al-Qassam lalu menyergap pasukan Israel tersebut, menghancurkan dua buldoser tentara dan sebuah tank.
Ambush dari Hamas itu menyebabkan beberapa tentara terluka parah, dan memaksa mereka mundur berjalan kaki.
Pensiunan kolonel Angkatan Darat AS Douglas Macgregor mengatakan pekan ini kalau pasukan khusus AS ikut pergi ke Gaza bersama tentara Israel untuk “mengintai” dan merencanakan pembebasan tahanan.
“Mereka tertembak berkeping-keping dan mengalami kerugian besar, seperti yang saya pahami,” tambah Macgregor.
Tunggu Persetujuan Penuh Kabinet Perang
Israel mengumumkan rencana untuk melancarkan invasi darat penuh skala besar ke Jalur Gaza setelah Hamas meluncurkan serangan Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober.
Tujuan yang dinyatakan IDF dari serangan darat besar-besaran ini adalah untuk “membasmi” Hamas.
Israel mengatakan pihaknya bermaksud untuk menemukan dan menghancurkan jaringan terowongan kelompok tersebut yang luas.
Tujuan lain Israel adalah memusnahkan infrastruktur Hamas sementara tentaranya melakukan serangan bombardemen dari udara dan laut.
Namun, Tel Aviv terus menunda operasi tersebut, bertepatan dengan laporan bahwa Washington tidak yakin dengan kesiapan Israel untuk melakukan invasi darat.
Baca juga: AS Cemas Pasukan Israel Cuma Antar Nyawa Masuk Gaza: Tak Ada Taktik Jelas untuk Serangan Darat
Meskipun demikian, pasukan khusus AS telah memberikan nasihat dan berkoordinasi dengan tentara Israel untuk mempersiapkan diri.
“Kepemimpinan militer telah menyelesaikan rencana invasi, namun [Benjamin] Netanyahu telah membuat marah para perwira senior karena menolak menandatanganinya – sebagian karena dia menginginkan persetujuan dengan suara bulat dari anggota kabinet perang yang dia bentuk setelah serangan 7 Oktober, ” tulis laporan New York Times (NYT) pada 26 Oktober, mengutip dua sumber anonim yang hadir pada pertemuan kabinet Israel.
“Para analis percaya bahwa Netanyahu khawatir mengenai pemberian lampu hijau secara sepihak karena, dengan kepercayaan publik terhadap kepemimpinannya yang sudah menurun, dia takut disalahkan jika operasi tersebut gagal,” tambah laporan NYT.
Berdasarkan jajak pendapat baru-baru ini, mayoritas warga Israel percaya kalau Netanyahu harus memikul tanggung jawab atas kegagalan besar-besaran di bidang keamanan dan intelijen yang menyebabkan keberhasilan Operasi Banjir Al-Aqsa menembus tembok perbatasan.
IDF pada 25 Oktober mengumumkan kalau mereka sedang menunggu pengiriman peralatan tempur tambahan dari Amerika Serikat, namun terus menyatakan kalau invasi darat penuh ke Gaza akan segera terjadi.
Para analis mengatakan tujuan Israel untuk “membasmi” Hamas terlalu ambisius.
Menurut Hasan Illaik, analis dan penulis dari TC, operasi semacam itu akan menyeret Israel ke dalam perang multi-front besar-besaran di kawasan.
"Adapun Brigade Al-Qassam Hamas telah mempersiapkan diri dengan matang untuk menghadapi Israel di lapangan," tulisnya.
(oln/tnt/TC/*)
Konflik Palestina Vs Israel
Wanda Hamidah Berlayar ke Gaza Palestina, Siap Lahir Batin Jadi Relawan Perempuan Satu-satunya |
---|
Peringati Satu Tahun Serangan Pager, Hizbullah Puji Ketabahan Para Korban |
---|
Pertama Kalinya, Pimpinan Hamas Buka Suara soal Detik-detik Serangan Israel di Doha |
---|
Demi Merebut Gaza, Israel Buka Rute Baru untuk Usir Warga Palestina |
---|
Erdogan Menyerukan Persatuan Islam, Samakan Netanyahu dengan Adolf Hitler |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.