Konflik Rusia Vs Ukraina
Zelensky Minta Pasukan Ukraina Maju 500 Meter per Hari, Demi Yakinkan Sekutu
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta pasukan Ukraina maju 500 meter per hari, demi meyakinkan sekutunya untuk memberikan bantuan.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, meminta pasukan Ukraina untuk maju 500 meter per hari untuk melemahkan Rusia dan meyakinkan sekutunya.
Perintah ini muncul setelah Ukraina sulit mendapatkan bantuan dari sekutu Barat.
"Ukraina membutuhkan hasil setiap hari," kata Presiden Zelensky dalam pidato malamnya, Minggu (22/10/2023).
Zelensky lalu memberikan dorongan kepada pasukan Ukraina agar meraih kemajuan di medan perang.
"Kita perlu melawan serangan Rusia, membunuh penjajah dan bergerak maju. Kita harus maju setidaknya satu kilometer, setidaknya 500 meter, setiap hari. Kita harus terus bergerak maju untuk memperbaiki posisi Ukraina dan memberikan tekanan pada penjajah,” katanya.
Menurut Zelensky, kemajuan tersebut diperlukan untuk memperkuat Ukraina dan memotivasi sekutu asing untuk memberikan lebih banyak dukungan militer.
"Minggu depan akan membawa lebih banyak peluang bagi Ukraina,” tambahnya, dikutip dari Ukrainska Pravda.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-608: Rusia Berupaya Blokir Jalur Ukraina di Avdiivka
Zelensky menyampaikan komentarnya ketika pasukan Rusia bergerak maju di sekitar kota Avdiivka di Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Kupyansk, di wilayah Kharkiv, Ukraina.
Pada awal Oktober 2023, Presiden Rusia, Vladimir Putin, memperkirakan pasukan Ukraina menderita lebih dari 90.000 korban dalam serangan balasan mereka yang dimulai pada awal Juni 2023.
Putin menggambarkan serangan balasan Ukraina gagal.
Sementara itu, kepala intelijen militer Ukraina, Kirill Budanov, mengakui dalam sebuah wawancara, operasi tersebut tidak terlambat dari jadwal melainkan sepenuhnya keluar dari jadwal.
Ukraina Khawatir Perang Hamas-Israel Pengaruhi Dukungan Barat

Baca juga: Zelensky Akui Ukraina Gunakan Rudal ATACMS dari AS, Serangan Pertama Hancurkan 9 Helikopter Rusia
Saat ini, Ukraina juga menghadapi potensi persaingan untuk mendapatkan dukungan dan perhatian Barat setelah serangan mendadak Hamas yang memicu perang baru di Israel sejak Sabtu (7/10/2023).
Bahkan sebelum konflik terbaru Israel-Hamas dimulai, Presiden AS, Joe Biden, sedang berjuang untuk mendapatkan persetujuan dari anggota parlemen AS untuk bantuan militer dan ekonomi tambahan ke Ukraina.
Gedung Putih mengumumkan permintaan pengeluaran darurat sebesar $106 miliar pada Jumat (20/10/2023), dikutip dari The United Press.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.